Seblak: Lezat Tapi Berisiko, Ini Bahaya Jika Dikonsumsi Terlalu Sering

Sukabumiupdate.com
Kamis 27 Nov 2025, 11:00 WIB
Seblak: Lezat Tapi Berisiko, Ini Bahaya Jika Dikonsumsi Terlalu Sering

Seblak makanan khas sunda yang paling populer karna rasanya yang enak dan mudah ditemukan dimana saja (Sumber : seblak food photography)

SUKABUMIUPDATE.com - Seblak adalah makanan khas Sunda yang sangat populer karena rasanya yang pedas, gurih, serta aromanya yang khas. Bahan utamanya berupa kerupuk yang direbus hingga lembek, kemudian dimasak dengan bumbu cabai, bawang, kencur, serta tambahan seperti telur, sayuran, bakso, sosis, ataupun mie. Meskipun menggugah selera dan mudah ditemukan di berbagai tempat, konsumsi seblak secara berlebihan dapat menimbulkan risiko tertentu bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa bahaya yang perlu dipahami agar kita dapat mengkonsumsinya dengan bijak.

1. Gangguan Pada Lambung Akibat Kandungan Cabai yang Tinggi

Seblak identik dengan rasa pedas. Tingginya kandungan cabai membuat sensasi makan menjadi lebih nikmat, namun bagi lambung hal ini dapat menjadi ancaman. Capsaicin yang terdapat pada cabai dapat memicu iritasi dinding lambung, terutama pada orang yang memiliki riwayat maag atau GERD. Jika dikonsumsi terlalu sering, gejala seperti perut perih, mual, dan mulas bisa muncul dan membuat sistem pencernaan terganggu. Bahkan, pada beberapa kasus yang sudah memiliki gangguan lambung, makan seblak pedas bisa langsung memicu kambuhnya gejala.

Baca Juga: 7 Tanda Bayi Kuning yang Berbahaya dan Tidak Boleh Diabaikan

2. Kandungan Garam dan MSG Berlebihan Memicu Tekanan Darah Tinggi

Seblak biasanya mengandalkan garam dan penyedap rasa untuk menghasilkan cita rasa kuat. Namun, ketika dikonsumsi secara sering, tingginya natrium dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berdampak pada kesehatan jangka panjang seperti risiko hipertensi, gangguan ginjal, bahkan penyakit jantung. MSG sendiri pada dasarnya aman dikonsumsi dalam batas wajar, namun beberapa orang memiliki sensitivitas yang membuat mereka mudah mengalami pusing, jantung berdebar, atau rasa hangat setelah memakannya. Jika konsumsi seblak tidak dibatasi, akumulasi ini dapat berdampak negatif bagi tubuh.

3. Minyak dan Lemak Trans dari Bahan Olahan Menjadi Pemicu Kolesterol

Selain pedas, seblak juga banyak mengandung minyak karena proses memasaknya tidak lepas dari tumisan. Beberapa penjual bahkan menggunakan minyak yang dipakai berulang kali sehingga membentuk senyawa berbahaya seperti lemak trans. Lemak ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan memicu penyumbatan pembuluh darah. Jika dikonsumsi dengan frekuensi tinggi, risiko penyakit seperti jantung koroner, obesitas, dan diabetes turut meningkat. Bahan tambahan seperti sosis dan bakso juga biasanya tinggi lemak dan garam, sehingga memperbesar risiko kesehatan.

Baca Juga: Ditinggal Melayat, Rumah di Kalibunder Sukabumi Ludes Terbakar Diduga Akibat Korsleting Penanak Nasi

4. Kalori Tinggi dan Rendah Serat Dapat Menyebabkan Kenaikan Berat Badan

Seblak mengandung kombinasi bahan yang tinggi karbohidrat dan lemak seperti kerupuk, mie, minyak, dan topping olahan. Hal ini membuat seblak cukup tinggi kalori dan rendah serat, sementara rasa pedas sering membuat orang makan lebih lahap tanpa memperhatikan jumlahnya. Jika dikonsumsi sering tanpa keseimbangan nutrisi lain, ini dapat menyebabkan penumpukan kalori dan berujung pada kenaikan berat badan. Kurangnya serat juga membuat pencernaan lebih lambat dan rawan sembelit.

Menghindari seblak sepenuhnya bukanlah satu-satunya solusi. Seblak masih bisa dinikmati dengan cara yang lebih sehat, seperti membatasi porsi, menambah sayuran agar serat lebih tinggi, meminta bumbu lebih rendah garam dan MSG, atau memilih level pedas yang lebih ringan. Pastikan juga memilih tempat yang menggunakan bahan segar dan minyak berkualitas baik. Dengan pengaturan frekuensi dan pilihan bahan yang tepat, seblak tetap bisa menjadi makanan favorit tanpa menimbulkan risiko kesehatan di kemudian hari.

Baca Juga: Buronan Dikejar Polisi Bukan Karena Bikin Musik Pakai AI, Tapi Menipu!

Sumber: Berbagai Sumber

Berita Terkait
Berita Terkini