SUKABUMIUPDATE.com - Kepala bayi yang tampak lonjong setelah lahir sering membuat orang tua khawatir. Banyak yang mengira bentuk kepala tersebut menandakan adanya masalah kesehatan. Padahal, dalam banyak kasus, kepala lonjong merupakan hal yang sangat normal dan terjadi sebagai bagian dari proses kelahiran. Memahami penyebabnya dapat membantu orang tua lebih tenang dalam merawat si kecil.
Sejak dalam kandungan, tulang tengkorak bayi belum menyatu sepenuhnya. Tengkorak terdiri dari beberapa lempeng tulang yang terhubung oleh jaringan fleksibel bernama sutura dan ubun-ubun. Struktur ini membuat kepala bayi lebih lunak dan mudah berubah bentuk. Kelenturan ini sebenarnya bermanfaat, karena membantu bayi melewati jalan lahir yang sempit saat persalinan.
Mengapa Kepala Bayi Bisa Lonjong?
Kepala bayi yang terlihat memanjang biasanya disebabkan oleh proses kelahiran normal melalui vagina. Untuk bisa keluar melalui panggul ibu, tulang tengkorak bayi “bergabung sementara”, sehingga bentuk kepalanya tampak lebih oval. Perubahan bentuk ini disebut molding, dan merupakan proses alami yang terjadi pada hampir semua bayi yang lahir normal.
Baca Juga: 6 Cara Aman Mengatasi Pilek pada Bayi 0-6 Bulan Tanpa Obat
Selain bentuk jalan lahir, durasi persalinan juga berpengaruh. Semakin lama bayi berada di jalan lahir, semakin besar tekanan yang diterima kepalanya, sehingga kepala dapat tampak lebih lonjong. Wajar bila bayi yang mengalami persalinan cukup lama memiliki bentuk kepala yang lebih memanjang dibandingkan bayi yang lahir lebih cepat.
Posisi bayi selama kehamilan pun ikut mempengaruhi bentuk kepala. Jika kepala bayi sudah lama berada di panggul sebelum persalinan, tekanan dari dinding rahim dan tulang panggul dapat membuat salah satu sisi kepala menjadi lebih datar atau oval. Kondisi ini juga sering ditemukan pada bayi pertama, karena jalan lahir ibu biasanya masih lebih sempit.
Bayi yang lahir prematur bahkan lebih rentan mengalami bentuk kepala lonjong. Tulang tengkorak mereka lebih lunak dibandingkan bayi cukup bulan, sehingga tekanan kecil dari rahim atau posisi tidur setelah lahir dapat lebih mudah mempengaruhi bentuk kepalanya.
Selain itu, jumlah cairan ketuban yang terlalu sedikit dapat menyebabkan tekanan tambahan pada kepala bayi sejak dalam kandungan. Tekanan terus-menerus ini dapat membuat bentuk kepala tampak memanjang saat lahir.
Penting untuk diketahui bahwa kepala lonjong pada bayi hampir selalu bersifat sementara dan bukan pertanda masalah serius. Seiring bertambahnya usia, tulang tengkorak akan mengeras dan menyatu secara bertahap, membuat bentuk kepala kembali membulat.
Baca Juga: Menemukan Ketenangan Batin: 5 Cara Efektif untuk Berdamai dengan Diri Sendiri
Cara Membantu Bentuk Kepala Bayi Kembali Normal
Pada dasarnya, kebanyakan bayi akan memiliki kepala bulat seiring pertumbuhan tanpa memerlukan perawatan khusus. Namun, beberapa langkah sederhana berikut dapat membantu mempercepat prosesnya:
- Ubah posisi tidur secara berkala. Selang-selingkan posisi miring kanan, miring kiri, dan telentang untuk mengurangi tekanan pada satu sisi kepala.
- Perbanyak menggendong bayi. Mengurangi waktu bayi berbaring dapat mengurangi tekanan pada kepala.
- Lakukan tummy time. Biasakan bayi berbaring tengkurap saat terjaga dan dalam pengawasan. Selain membantu bentuk kepala, aktivitas ini juga penting untuk memperkuat otot leher dan menunjang perkembangan motorik.
- Hindari bantal keras atau penyangga kepala khusus. Beberapa produk tidak aman dan belum terbukti efektif.
- Pastikan nutrisi bayi terpenuhi. Pertumbuhan tulang yang sehat mendukung pembentukan kepala yang optimal.
Sumber: Children Hospital





