SUKABUMIUPDATE.com - Sebagai upaya pencegahan dan pemantauan kesehatan sejak dini, sekaligus menyambut Bulan Imunisasi Anak Sekolah yang akan digelar dalam waktu dekat. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi melalui Puskesmas Cibadak melaksanakan kegiatan cek kesehatan gratis bagi anak sekolah.
Kepala Puskesmas Cibadak, drg. Febbie Nawawi, mengatakan kegiatan ini merupakan hak anak sekolah untuk mendapatkan screening kesehatan.
“Tujuannya sama seperti tahun-tahun sebelumnya, anak sekolah berhak mendapatkan screening kesehatan. Namun kali ini lebih luas karena masuk dalam paket cek kesehatan gratis (CKG) yang dimulai sejak Agustus. Jadi yang diperiksa lebih banyak, termasuk sampai tes screening jiwa,” kata Febbie kepada sukabumiupdate.com, Senin (15/9/2025).
Jenis pemeriksaan yang dilakukan meliputi wawancara kesehatan, pemeriksaan mata, gigi, serta tes hemoglobin (HB). Menurut Febbie, pemeriksaan dilakukan secara berjenjang agar kondisi siswa bisa dipantau secara menyeluruh. “Screening itu lebih banyak dengan wawancara, lalu pemeriksaan mata khusus, gigi, dan juga HB,” terangnya.
Baca Juga: HIPMI Sukabumi Seirama dengan BPP Soal Dana Rp200 Triliun untuk UMKM
Ia menuturkan, kegiatan ini sekaligus menjadi persiapan menghadapi Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada September. Sebelum disuntik imunisasi, siswa harus diperiksa terlebih dahulu agar dipastikan dalam kondisi sehat.
“Imunisasi yang diberikan saat ini yaitu campak untuk siswa kelas 1, serta HPV untuk siswa perempuan kelas 5 SD sebagai pencegahan kanker,” ujar Febbie.
Terkait mekanisme, seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 12 menjadi sasaran pemeriksaan kesehatan. Targetnya, kegiatan ini diselesaikan hingga akhir tahun. Meski demikian, masih ada kendala teknis, terutama dalam pelaporan hasil pemeriksaan melalui aplikasi Satu Sehat.
“Kendala yang ada itu laporan. Kadang guru dan orang tua tidak melampirkan, padahal kami ditargetkan harus melaporkan,” ucapnya.
Febbie berharap, melalui kegiatan ini kesehatan anak dapat terpantau lebih baik, sekaligus meningkatkan cakupan imunisasi. Ia mengingatkan, masih ada sebagian orang tua yang enggan memberi izin anaknya disuntik karena terpengaruh informasi di media sosial.
Baca Juga: Kabar Terbaru Kasus Dugaan Korupsi Pasar Gudang dan Disporapar Kota Sukabumi
“Orang tua sekarang banyak dapat informasi dari media sosial. Mohon cek and recheck, supaya seimbang. Jangan karena ada satu kasus habis imunisasi pingsan, lalu dianggap semua begitu. Padahal kasus seperti itu sangat jarang, mungkin satu dari ribuan. Jadi mari kita dukung bersama demi generasi emas di masa depan,” pungkasnya. (adv)