Menembus Hutan Demi Cita: Perjuangan Pelajar di Tapal Batas Sukabumi yang Sering Terlupakan

Sukabumiupdate.com
Rabu 27 Agu 2025, 14:45 WIB
Menembus Hutan Demi Cita: Perjuangan Pelajar di Tapal Batas Sukabumi yang Sering Terlupakan

Perjuangan pelajar di Tapal Batas Sukabumi yang sering terlupakan (Sumber: dok Dinda Aulia Rustandi)

Penulis: Dinda Aulia Rustandi (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi)

Wina Aprilia, siswa kelas tiga Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Hegarmulya Kecamatan Cidadap Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Saat ini setiap hari berangkat sekolah pukul 05.00 pagi, dari rumahnya yang berada di daerah perbukitan menuju sekolah yang terletak di tepi jalan utama desa.

Perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih dua jam melewati jalan menanjak, menurun, dan berbatu. Pada musim hujan, jalur ini menjadi licin dan sulit dilalui, namun Wina tetap hadir setiap hari dengan semangat.

Desa Hegarmulya adalah sebuah Desa yang terletak di pedalaman Kabupaten Sukabumi, berbatasan langsung dengan daerah Kabupaten Cianjur. Pada Kamis 14 Agustus 2025 kondisi Geografis desa ini di dominasi oleh perbukitan dan hutan, akses jalan yang dilalui sebagian besar belum layak dilalui kendaraan.

Baca Juga: Jembatan Cigadung Sukabumi Hampir Rampung, KDM Dijadwalkan Resmikan September

Sebagian jalur penghubung antar permukiman masih berupa jalan tanah setapak berbatu yang licin saat hujan. Kondisi ini menjadi tantangan utama bagi warga, termasuk anak-anak yang berangkat ke sekolah setiap hari.

Perjalanan menuju sekolah tidak ringan jalan berubah menjadi lumpur saat hujan, membuat langkah terasa berat, akan tetapi Wina tidak pernah absen. Di bawah kabut pagi Wina tertawa bersama teman sebayanya, di tengah semua keterbatasan yang ada tak tergambar sedikitpun lelah di wajahnya.

Setelah sampai di sekolah, perjuangan Wina belum selesai, Wina tetap mengikuti pembelajaran dengan semangat meskipun kondisi ruang kelas yang sederhana, sebagian dinding dan atapnya berlubang, beberapa ruang kelas tidak memiliki jendela kaca hanya ditutup triplek seadanya. Saat hujan deras, air menetes dari atap dan masuk melalui celah dinding. Toilet rusak, air terbatas. Jumlah murid sedikit, sebagian berasal dari dusun yang cukup jauh. Buku pelajaran terbatas, dan tidak ada perpustakaan.

Baca Juga: Cara Menghapus Mantan dan Merestorasi Foto Menjadi Kualitas HD

Dalam satu kesempatan saya mengikuti perjalanan Wina saat pulang sekolah untuk melihat secara langsung kondisi jalan yang dilaluinya. Perjalanan tersebut hanya saya tempuh hingga setengah dari jarak biasanya. Berdasarkan penuturan Wina, jarak yang tersisa menuju rumahnya masih cukup jauh dengan kondisi jalan yang serupa, bahkan pada musim hujan jalan menjadi licin dan berisiko.

Kondisi jalan yang harus Wina tempuh setiap hari untuk bersekolah bisa saja membahayakan dirinya. Akan tetapi itu tidak menjadi alasan bagi Wina untuk menyerah. Justru, wina tetap bersemangat, berjalan sambil bercanda, dan mampu tersenyum menghadapi keadaan tersebut. Berbeda dengan saya yang baru pertama kali mencoba melewati jalan tersebut sudah merasakan lelah, sementara mereka telah terbiasa menempuhnya setiap hari tanpa keluhan, dan dengan senyuman.
Situasi ini menunjukkan masih adanya kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil. Jarak tempuh yang jauh, kondisi jalan yang sulit dilalui, serta fasilitas sekolah yang terbatas menjadi hambatan nyata bagi siswa di daerah terpencil. Diperlukan langkah konkret dari pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur dan melengkapi sarana pendidikan, disertai dukungan dari berbagai pihak agar anak-anak di desa ini dapat belajar dengan kondisi yang lebih layak.

Baca Juga: Rp 7 T untuk Energi Angin Sukabumi, Investor Tiongkok Bidik Ciracap hingga Jampangkulon

Melihat perjuangan mereka membuat saya sadar, banyak dari kita yang sering mengeluh padahal akses pendidikan kita jauh lebih mudah. Anak-anak di Desa Hegarmulya menunjukan bahwa kemauan dan semangat bisa mengalahkan rasa lelah. Mereka adalah bukti keterbatasan bukan alasan untuk menyerah pada mimpi.

Saya berharap cerita ini bisa membuka mata kita semua, terutama pembaca yang memiliki kesempatan yang lebih baik. Dukungan nyata sangat dibutuhkan agar anak-anak di daerah pedalaman bisa mendapatkan akses pendidikan yang lebih layak. Karena setiap anak berhak belajar dengan nyaman, tanpa harus khawatir jarak dan jalan yang sulit ditempuh.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini