Mengapa Hidup Terasa Begitu Cepat Saat Dewasa? Dari Persepsi Waktu hingga Chronophobia

Sukabumiupdate.com
Senin 15 Sep 2025, 16:00 WIB
Mengapa Hidup Terasa Begitu Cepat Saat Dewasa? Dari Persepsi Waktu hingga Chronophobia

Ilustrasi mengapa hidup terasa begitu cepat (Sumber: pexels.com/@Subham Mitra)

SUKABUMIUPDATE.com - Pernahkah Anda merasa baru saja menikmati akhir pekan, lalu tiba-tiba sudah Senin lagi? Semakin bertambah usia, waktu seolah berjalan lebih cepat tanpa kita sadari. Padahal, jalannya waktu sebenarnya tetap sama. Hanya saja, cara otak kita memproses pengalaman hidup membuatnya terasa berbeda.

Mengapa Waktu Terasa Cepat Berlalu Saat Dewasa?

Beberapa teori dapat menjelaskan fenomena ini:

1. Perubahan Jam Biologis

Tubuh memiliki jam biologis yang mengatur detak jantung, pernapasan, dan ritme harian. Anak-anak biasanya lebih aktif sehingga detak jantung mereka lebih cepat. Misalnya, jantung anak bisa berdetak hingga 150 kali per menit, sedangkan orang dewasa rata-rata hanya 75 kali. Ritme tubuh yang melambat membuat orang dewasa merasa waktu berjalan lebih singkat.

2. Terbiasa dengan Lingkungan

Masa kecil penuh pengalaman baru sehingga otak bekerja keras menyerap informasi. Saat dewasa, rutinitas membuat otak jarang menemukan hal baru. Akibatnya, hari-hari terasa monoton dan waktu seakan melesat cepat.

3. Proporsi Waktu Berubah

Menurut filsuf Prancis Paul Janet, persepsi waktu dipengaruhi oleh usia. Saat usia 5 tahun, satu tahun terasa lama karena setara dengan 20% hidup Anda. Namun di usia 50 tahun, satu tahun hanya 2% dari hidup. Karena proporsinya makin kecil, waktu pun terasa berjalan lebih cepat.

Baca Juga: Cegah Bunuh Diri Lewat Komunikasi: 5 Alasan Percakapan Sehari-hari Begitu Penting

4. Penurunan Dopamin

Dopamin berperan penting dalam rasa antusias dan memori. Penelitian menunjukkan kadar dopamin berkurang 3,7–14% setiap 10 tahun. Semakin sedikit dopamin, semakin berkurang pula rasa penasaran terhadap hal baru, sehingga hidup terasa monoton dan waktu terasa singkat.

5. Pola Hidup Monoton

Rutinitas orang dewasa, seperti bekerja, mengurus rumah, atau menghadapi stres, membuat hari-hari kurang memiliki momen berkesan. Berbeda dengan masa kecil yang dipenuhi peristiwa istimewa, misalnya liburan atau ulang tahun. Akibatnya, waktu terasa lewat begitu saja.

Cara Membuat Waktu Lebih Bermakna

Meski waktu berjalan konstan, Anda bisa membuatnya terasa lebih “lambat” dengan cara berikut:

  • Belajar hal baru atau mengunjungi tempat yang belum pernah didatangi.
  • Ubah rutinitas harian, seperti mencoba rute berbeda ke kantor atau menu makan siang baru.
  • Gunakan manajemen waktu, misalnya metode Pomodoro.
  • Tulis jurnal harian untuk merefleksikan momen penting.
  • Latih mindfulness agar lebih hadir di saat ini.
  • Terapkan gaya hidup sehat dengan pola makan bergizi, olahraga, dan tidur cukup.
  • Buat tujuan hidup jangka pendek dan panjang agar hari-hari terasa lebih terarah.

Dengan langkah ini, waktu yang terasa cepat bisa menjadi lebih bermakna.

Baca Juga: 9 Tips Latihan Pernapasan untuk Membantu Meredakan Kecemasan

Chronophobia: Takut pada Berlalunya Waktu

Bagi sebagian orang, berlalunya waktu tidak hanya terasa cepat, tetapi juga menimbulkan ketakutan berlebihan. Kondisi ini disebut chronophobia atau fobia terhadap waktu.

Chronophobia membuat penderitanya cemas, gelisah, bahkan kehilangan kendali saat memikirkan waktu. Ketakutan ini bisa mengganggu aktivitas, hubungan, hingga kualitas hidup.

Gejala Chronophobia

Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Jantung berdebar, sesak napas, keringat berlebihan.
  • Pusing, mual, atau gangguan pencernaan.
  • Tremor, menggigil, atau rasa tidak nyata (depersonalisasi).

Jika gejala ini parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Penyebab dan Faktor Risiko

Chronophobia bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan maupun genetik. Beberapa orang lebih berisiko, seperti:

  • Lansia atau penderita penyakit berat yang diliputi rasa takut pada kematian.
  • Orang dengan riwayat gangguan mental, PTSD, atau serangan panik.
  • Narapidana yang menjalani hukuman panjang.
  • Penyintas bencana, perang, atau trauma serius.

Cara Mengatasi Chronophobia

Pengobatan biasanya disesuaikan dengan kondisi pasien. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain:

1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT): membantu mengubah cara berpikir dan menghadapi rasa takut secara bertahap.

2. Hipnoterapi: menggunakan sugesti bawah sadar untuk mengurangi rasa takut.

3. Meditasi dan Yoga: menenangkan pikiran serta meningkatkan kesadaran diri.

4. Obat-obatan: antidepresan atau obat penenang bisa diresepkan untuk mengendalikan gejala.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mengatasi Kecemasan dan Menenangkan Pikiran

Pencegahan dan Perawatan Diri

Meski tidak selalu bisa dicegah, chronophobia dapat dikendalikan dengan:

  • Menjaga keseimbangan hidup lewat hobi, olahraga, atau menulis jurnal.
  • Meluangkan waktu bersama orang terdekat.
  • Mengelola stres dengan teknik relaksasi.
  • Mencari bantuan profesional bila gejala mengganggu kehidupan.

Waktu yang terasa cepat berlalu saat dewasa wajar terjadi karena faktor biologis, rutinitas, hingga cara otak memproses pengalaman. Namun, jika perasaan cemas terhadap waktu berubah menjadi ketakutan berlebihan (chronophobia), penting untuk segera mencari bantuan.

Dengan menjalani hidup sehat, mencoba hal baru, serta melatih kesadaran diri, Anda bisa membuat waktu terasa lebih bermakna dan hidup pun menjadi lebih seimbang.

Sumber: hellosehat

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini