Dinkes Sukabumi Ingatkan SPPG, Ratusan Pelajar SMK di Cibadak Keracunan MBG

Sukabumiupdate.com
Senin 15 Sep 2025, 14:30 WIB
Dinkes Sukabumi Ingatkan SPPG, Ratusan Pelajar SMK di Cibadak Keracunan MBG

Ilustrasi wadah makanan atau Food Tray program MBG. (Sumber: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi melalui Puskesmas Cibadak menerima laporan adanya dugaan keracunan makanan pada siswa SMK di salah satu, Jumat, 12 September 2025. Sejumlah siswa mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan diare setelah mengikuti program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Puskesmas Cibadak, drg. Febbie Nawawi, menjelaskan pihaknya pertama kali mendapat laporan sekitar pukul 10.00 WIB. “Guru ada yang menghubungi lewat WhatsApp. Dari informasi awal, ada siswa yang tidak masuk sekolah, sementara beberapa yang hadir mengeluhkan pusing dan diare di UKS. Setelah itu kami langsung turun,” kata Febbie, Senin (15/9/2025).

Awalnya, tercatat sekitar 10 siswa yang bergejala. Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, jumlahnya bertambah. “Dari laporan yang kami terima, total ada sekitar 200 siswa kelas 10 yang tidak masuk. Hari itu juga, sekitar 40 siswa yang masuk sekolah datang ke UKS dengan gejala serupa,” ungkapnya.

Baca Juga: Rumah di Ciracap Sukabumi Terancam Roboh, Pemdes dan Warga Gotong Royong

Febbie menyebut tim medis Puskesmas langsung diterjunkan ke sekolah. “Kami turunkan dokter, perawat, dan tim surveilans, total lima orang. Alhamdulillah semuanya bisa ditangani di UKS, tidak ada yang perlu dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.

Untuk menelusuri penyebab kejadian, Puskesmas mengambil sampel makanan yang disajikan melalui program MBG. “Hari itu juga kami minta sampel dari menu Kamis dan Jumat. Sampel langsung kami simpan di freezer lalu dikirim ke Dinas Kesehatan untuk diteruskan ke laboratorium provinsi,” terang Febbie.

Adapun menu yang disantap siswa pada hari Kamis, 11 September 2025 terdiri dari nasi putih, telur ceplok bumbu kalio, tumis tahu dengan kacang panjang, buah jeruk, dan susu UHT. Meski begitu, Febbie menegaskan belum bisa memastikan makanan mana yang menjadi penyebab gejala. “Tampilannya bagus, sajiannya bersih, dan saat makan anak-anak tidak merasakan ada yang berbeda,” ujarnya.

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Kebakaran Hanguskan Satu Rumah di Surade Sukabumi

Menurut Febbie, jumlah siswa yang terdampak memang relatif kecil dibandingkan total siswa SMKN 1 Cibadak yang mencapai sekitar 2.000 orang. “Namun tetap saja, jika sekitar 10 persen siswa mengalami gejala serupa, berarti ada sesuatu yang perlu diperhatikan,” ucapnya.

Ia menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap dapur MBG maupun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Sukabumi. “Program ini harus menyajikan ribuan porsi setiap hari. Jika tidak hati-hati, kelelahan tenaga penyaji atau kelalaian dalam mencuci peralatan bisa berdampak pada kualitas makanan. Hal-hal kecil seperti mencuci wadah dengan sabun tidak boleh diabaikan,” tegasnya.

Febbie berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Ia juga mengingatkan bahwa makanan bersifat organik dan jika tidak dikelola dengan benar, potensi kontaminasi bisa terjadi. “Makanya hasil uji lab sangat penting untuk memastikan penyebabnya,” pungkasnya.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini