SUKABUMIUPDATE.com - Bermodal semangat dan harapan, 100 anak dari keluarga miskin di Kabupaten Sukabumi memulai babak baru dalam hidup mereka. Kini mereka menjadi bagian dari angkatan pertama Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) ke-7 yang resmi dibuka di Sentra Phalamarta, Cibadak, Senin (14/7/2025).
SRMP dirancang menyerupai konsep boarding school (sekolah asrama), dengan fasilitas lengkap mulai dari tempat tinggal, makan harian, pakaian, hingga layanan kesehatan yang semuanya disediakan secara gratis oleh pemerintah. Sebanyak 100 siswa tingkat SMP dari berbagai kecamatan, termasuk daerah terpencil seperti Tegalbuleud, kini menjadi bagian dari angkatan pertama SRMP 7. Mereka disaring bukan berdasarkan nilai, melainkan berdasarkan keinginan kuat untuk bersekolah meski berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pun telah dimulai dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk unsur TNI dan Polri, dalam rangka menciptakan lingkungan yang disiplin, aman, dan mendidik. Saat ini, SRMP 7 didukung oleh 13 orang tenaga pendidik. Pemerintah daerah terus menyiapkan tambahan guru guna memastikan kualitas pembelajaran tetap optimal.
Baca Juga: Pantau MPLS 2025: Bupati Sukabumi Cek Sekolah Rakyat di Cibadak
Selain penguasaan ilmu pengetahuan, SRMP juga menanamkan nilai-nilai luhur kebangsaan seperti gotong royong, cinta tanah air, berpikir kritis, serta kearifan lokal. Hal ini diharapkan dapat membentuk generasi yang mandiri, berintegritas, dan berkontribusi positif bagi masa depan Sukabumi dan Indonesia.
Salah satu orang tua siswa SRMP ke-7 Kabupaten Sukabumi, Miftah Ajis (62 tahun) asal Kampung Lebakwangi, Desa Palasari Hilir, Kecamatan Parungkuda. Kepada sukabumiupdate.com, Miftah mengaku penuh rasa syukur karena anak ketujuhnya resmi diterima sebagai siswa kelas 1 di SRMP 7.
“Alhamdulillah, anak saya semangat sekolah. Mudah-mudahan cita-citanya tercapai dan bisa sukses,” ucap Miftah dengan mata berbinar menyampaikan harapan tulus seorang ayah.
Bagi keluarga besar Miftah yang memiliki delapan anak, pendidikan bukan hal yang mudah diakses. Keterbatasan ekonomi menjadi tembok yang selama ini sulit ditembus. Namun melalui program yang difasilitasi Pendamping PKH, anaknya lolos seleksi dan diterima di SRMP.
Baca Juga: 5 Yel-Yel MPLS 2025 untuk SMP, SMA, dan SMK yang Seru dan Penuh Semangat!
“Saya cuma buruh serabutan. Penghasilan nggak tentu. Kalau masuk SMP biasa, pasti berat biayanya. Tapi alhamdulillah ada sekolah ini, semua ditanggung. Saya sangat mendukung program ini,” tuturnya.
Miftah mengaku, meski awalnya berat melepas anaknya tinggal di asrama, ia kini merasa tenang. “Menginap di sini, hati saya jadi lega. Anak saya terpantau, pergaulannya juga insya Allah lebih baik. Yang penting dia semangat belajar,” kata Miftah.
Meski belum tahu secara rinci kegiatan orientasi sekolah atau MPLS, Miftah percaya sepenuhnya pada sekolah. Ia hanya ingin melihat anaknya terus belajar dengan tekun, mengejar cita-citanya yang sederhana namun penuh makna.
“Anak saya bercita-cita jadi TNI. Saya dukung saja. Semoga ada jalan menuju impiannya,” ucapnya penuh harapan.
Baca Juga: Setahun Jabat Kepala DLH Sukabumi, Prasetyo Terjerat Korupsi: Punya Utang Rp300 Juta
Kata Bupati Sukabumi Asep Japar
Peluncuran ini disambut antusias sebagai bagian dari ikhtiar besar pemerintah daerah dalam mendukung Program Wajib Belajar 12 Tahun. SRMP hadir sebagai solusi nyata bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang selama ini kesulitan melanjutkan pendidikan formal karena kendala ekonomi maupun akses.
Bupati Sukabumi Asep Japar menyampaikan bahwa kehadiran SRMP 7 merupakan wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam membangun masa depan generasi bangsa melalui pendidikan.
“Hari ini kita mengukir sejarah baru dalam dunia pendidikan rakyat. Ini bukan sekadar institusi pendidikan formal, tetapi ruang hidup yang membentuk manusia merdeka, cerdas, dan berkarakter,” kata Asep Japar saat meluncurkan SRMP ke-7 di Sentra Sekolah Rakyat Phalamarta, Cibadak, Senin (14/7/2025).
Asep Japar yang akrab disapa Asjap ini menegaskan, konsep Sekolah Rakyat merupakan perhatian langsung dari Presiden RI terhadap keluarga pra sejahtera yang tetap ingin memberikan pendidikan layak bagi anak-anaknya.
“Insya Allah, tahun depan kita targetkan pembangunan gedung baru di Cicurug yang mampu menampung hingga 1.000 siswa untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Ini akan menjadi Sekolah Rakyat permanen Sukabumi,” katanya.
Baca Juga: Pernyataan Viral Kapolsek Cidahu usai Insiden Retret Sukabumi Berujung Dilaporkan ke Propam
“Melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan, kita sedang membangun pondasi kuat untuk mengentaskan kemiskinan dan menggapai Indonesia Emas 2045,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Sentra Phalamarta Sukabumi, Dian Bulan Sari, menjelaskan bahwa proses rekrutmen siswa dilakukan secara terbuka dan akuntabel. Pendaftaran dibuka melalui media sosial, dengan surat edaran resmi dari Bupati Sukabumi kepada para camat untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat.
“Dari 156 pendaftar, 145 siswa dinyatakan lolos seleksi awal dan bersedia ikut program. Namun setelah proses berjalan, hanya 100 siswa yang benar-benar siap dan kemudian ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati,” kata Dian.
Proses seleksi dilakukan dengan data dari Data Sosial Ekonomi Nasional yang telah terintegrasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan diverifikasi langsung di lapangan. Tim rekrutmen melibatkan lintas sektor, mulai dari Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, hingga para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
“Sesuai arahan Presiden, sekolah ini memang diprioritaskan untuk keluarga miskin, khususnya dari desil 1 dan 2 dalam klasifikasi kesejahteraan nasional,” tuturnya.
Baca Juga: Wagub Jabar Hadiri Pisah Sambut Kapolres Sumedang, Sampaikan Apresiasi dan Doa
Berbeda dari sekolah formal biasa, SRMP dirancang sebagai sekolah unggulan berbasis karakter. Di samping pelajaran akademik, siswa juga dibina secara emosional dan sosial. Mereka tinggal di asrama dan dibimbing langsung oleh sembilan wali asuh yang merupakan pendamping PKH.
“Anak-anak tidak hanya belajar di ruang kelas, tapi juga dibina setelah jam sekolah. Ada pendidikan karakter yang terjadwal dan diawasi secara bergantian oleh para wali asuh. Sistemnya seperti pesantren,” jelas Dian.
Kurikulum yang diterapkan tetap mengacu pada standar pendidikan nasional dari Ditjen Dikdasmen, namun dengan penambahan muatan khusus untuk pembentukan karakter, kedisiplinan, dan pembiasaan hidup mandiri.
MPLS digelar selama dua minggu. Selain mengenal lingkungan sekolah, siswa juga akan mendapatkan pelatihan disiplin yang bekerjasama dengan unsur TNI, khususnya dari Danramil setempat. Kegiatan MPLS juga diawali dengan pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk mendeteksi dini penyakit bawaan yang mungkin dimiliki siswa.
“Kalau ditemukan penyakit bawaan, kita bantu pengobatannya. Anak tetap belajar di sini. Tidak ada alasan untuk tidak mendapatkan pendidikan,” kata Dian.
Baca Juga: Sekda Herman Ajak Majelis Musyawarah Sunda Bangun Jabar
Meski masih berstatus sekolah rintisan dan menempati bangunan milik Kementerian Sosial, fasilitas yang tersedia di SRMP tergolong lengkap. Di antaranya: asrama putra dan putri, ruang kelas, ruang konseling, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium komputer, lab bahasa, ruang UKS, mushola, dan gedung olahraga.
Saat ini SRMP 7 didukung oleh 13 guru yang mengajar berbagai mata pelajaran inti. Untuk jangka panjang, pemerintah daerah berkomitmen membangun kompleks Sekolah Rakyat permanen di Cicurug dengan kapasitas hingga 1.000 siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA.
“Tahun depan, jika Pemkab sudah siap, siswa akan dirujuk ke lokasi baru. Harapannya, pendidikan benar-benar dapat diakses semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali,” bebernya.