SUKABUMIUPDATE.com - Kecemasan pada anak adalah hal yang wajar dan diharapkan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 9,4 persen anak-anak dan remaja usia 3 hingga 17 tahun telah di diagnosa kecemasan.
Ketika anak-anak tumbuh dewasa, mereka harus mengatasi kekhawatiran dan ketakutan yang dirasakan ketika masih kecil. Ini dapat dianggap sebagai gangguan kecemasan jika takut jauh dari orang tua, menunjukkan ketakutan yang ekstrim, dan gejala kecemasan lainnya yang mengganggu kehidupan mereka sehari-hari.
Kecemasan pada anak-anak juga bisa menjadi kronis atau terus-menerus, dan kecemasan yang tidak terkendali dapat membuat mereka menghindari interaksi dengan teman sebaya atau anggota keluarga.
Melansir dari situs resmi hellosehat, berikut beberapa jenis kecemasan yang dapat terjadi pada anak :
1. Gangguan Kecemasan Umum ( GAD )
Jenis kecemasan pertama yang dialami anak yaitu generalized anxiety disorder (GAD). Umumnya anak akan selalu merasa khawatir yang berlebih pada semua hal.
Seorang anak dengan tipe kecemasan ini akan menjadi pribadi yang perfeksionis hampir pada berbagai hal. Jika hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan mempengaruhi tumbuh kembang serta mentalnya.
Akan tetapi, anak anak didiagnosis mengalami gangguan kecemasan apabila ia mengalami tipe gangguan ini selama 6 bulan berturut-turut.
2. Gangguan Panik
Jenis selanjutnya yaitu gangguan panik atau panic disorder. Gangguan ini paling sering terjadi pada anak dan bersifat turun temurun dari keluarganya.
Gangguan panik dapat menyerang penderitanya kapan saja dan dimana saja, hal ini umum terjadi ketika anak menghadapi situasi baru, dan mengalami ketidaksiapan akan sesuatu hal. Seperti tampil didepan umum.
3. Kecemasan Perpisahan (SAD)
Jenis kecemasan ini biasanya terjadi ketika anak tidak siap dan takut berpisah dengan orang yang dekat dengannya, seperti orang tua hingga pengasuh.
Meski gangguan kecemasan perpisahan wajar terjadi pada anak, akan tetapi orang tua perlu waspada jika hal ini terjadi ketika usia anak sudah lebih tua. Dan hal ini perlu ditangani dengan serius.
Karena hal ini dapat berpengaruh pada perkembangan anak. Pasalnya, anak dengan jenis kecemasan ini tidak akan mampu bahkan sulit berpisah dari orang tua ataupun pengasuhnya.
4. Kecemasan Sosial (social anxiety disorder)
Berikutnya jenis kecemasan yang dapat terjadi pada anak yaitu ada kecemasan sosial atau fobia sosial.
Ketika anak mengalami gangguan kecemasan ini, ia akan merasa takut ketika harus berinteraksi secara sosial. Selain itu, anak juga tidak suka ketika menjadi pusat perhatian.
Tidak jarang pula, anak yang mengalami fobia sosial akan merasa khawatir dengan penampilannya, pendapat teman-temannya, atau takut mengatakan hal-hal yang memalukan.
5. Selective Mutism
Seorang anak yang mengalami jenis kecemasan ini umumnya akan diam membisu, tidak bergerak, menghindari kontak mata, menundukan kepala, bahkan tidak berekspresi ketika menghadapi situasi yang menegangkan.
Akan tetapi ketika si kecil di rumah, ia tidak mengalami hal itu. Maka tidak heran jika orang tua merasa kaget ketika mendapat laporan dari guru bahwa anak tidak mau bicara ketika ditanya.
6. Fobia
Fobia merupakan rasa takut berlebih yang dialami seseorang ketika menghadapi sesuatu. Jenis kecemasan ini dapat menyerang siapa saja termasuk anak-anak.
Anak yang mengalami fobia akan merasa ketakutan ketika dihadapkan pada suatu keadaan atau objek, seperti takut anjing, atau takut ketinggian.
Apabila si kecil mengalami tipe kecemasan ini, ia akan merasa gelisah, menangis, rewel, sakit perut, sakit kepala, hingga tantrum.
Berbeda dengan orang dewasa, anak yang mengalami hal ini tidak menyadari bahkan yang ia rasakan itu sebenarnya tidak rasional.
7. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Jenis kecemasan ini dapat dialami oleh anak saat ia berusia 8 tahun hingga 12 tahun. Namun dapat juga dialami oleh anak usia 2 atau 3 tahun.
Anak yang mengalami OCD umumnya akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar. Seperti ingin selalu mencuci tangan ketika meraba apapun yang dianggapnya jijik. Padahal tangannya sudah bersih.
8. Trauma
Anak-anak yang mengalami kejadian mengerikan atau kehilangan secara mendadak akan membuat mereka merasa trauma.
Itulah beberapa jenis kecemasan yang dapat terjadi pada anak. Apabila si kecil mengalami kecemasan berlebih dan terus menerus, maka hal ini perlu ditindaklanjuti oleh yang lebih profesional.

8 Jenis Gangguan Kecemasan Pada Anak, Berikut Penjelasannya
Sukabumiupdate.com
Jumat 01 Mar 2024, 18:46 WIB

Ilustrasi seorang anak merasa takut berinteraksi sosial karena mengalami gangguan kecemasan. (Sumber : Freepik)
Editor :
Tags :
Berita Terkait
10 Manfaat Curhat untuk Kesehatan Mental, Bisa Mengurangi Kecemasan
LifeSenin 29 Jan 2024, 10:00 WIB
Rahasia Buah Semangka: Bisa Mengurangi Kecemasan dan Jaga Kesehatan Mental
Selasa 16 Jan 2024, 09:00 WIB

Tanpa Disadari, Ini 10 Makanan dan Minuman Penyebab Kecemasan Meningkat
Jumat 05 Jan 2024, 09:00 WIB

Perbedaan Kecemasan Situasional dan Kronis Yang Jarang Orang Ketahui
Kamis 30 Nov 2023, 11:45 WIB

8 Tips Orang Tua Bantu Kecemasan Situasional pada Anak, Yuk Terapkan
Kamis 30 Nov 2023, 08:58 WIB

Mengenal Kecemasan Situasional Pada Anak, Apakah Anak Bunda Termasuk?
Rabu 29 Nov 2023, 18:01 WIB

Apakah Kecemasan Situasional Memiliki Dampak Pada Tubuh? Simak Penjelasannya
Rabu 29 Nov 2023, 15:30 WIB

4 Cara Mudah Mengatasi Kecemasan Situasional, Yuk Simak
Rabu 29 Nov 2023, 15:00 WIB

Berita Terkini
Ayep Zaki Bicara Tugasnya sebagai Wali Kota Sekaligus Ketua Nasdem Kabupaten Sukabumi
Sukabumi 15 Jun 2025, 10:43 WIB

Pemulihan Pasca Bencana: BPBD dan BNPB Bahas Perumahan dan Infrastruktur di Sukabumi
Sukabumi 15 Jun 2025, 10:08 WIB

Pemancing Rekam Letupan Air Hitam di Sungai Cibuni, Cerita Leuwi Korocok Sukabumi
Sukabumi 15 Jun 2025, 09:57 WIB

6 Makanan Kaya Magnesium untuk Meningkatkan Kesehatan Jantung
Sehat 15 Jun 2025, 09:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 15 Juni 2025, Waspada Hujan di Siang Hari
Science 15 Jun 2025, 06:00 WIB

Warga Huntara di Kalibunder Kini Nikmati Air Bersih, Ini Peran BPBD Sukabumi
Sukabumi 14 Jun 2025, 22:42 WIB

Atap Dua Rumah Warga Cidahu Sukabumi Terbang Tersapu Angin Kencang
Sukabumi 14 Jun 2025, 21:26 WIB

Rakor Bersama Kemen PU, Pemkab Sukabumi Dorong Percepatan Pemulihan Pascabencana
Sukabumi 14 Jun 2025, 21:06 WIB

Diarpus Sukabumi Dampingi Akreditasi Perpustakaan Sekolah, Sasar Seluruh Wilayah
Sukabumi 14 Jun 2025, 20:51 WIB

3 Rekomendasi Anime yang Menggambarkan Realita Kejam dan Pahit Dunia Kerja
Film 14 Jun 2025, 20:00 WIB

Ayep Zaki Resmi Dilantik sebagai Ketua DPD NasDem Kabupaten Sukabumi
Sukabumi 14 Jun 2025, 19:51 WIB

Pembukaan Vivarium Festival 2025 BEM Pertanian UMMI: Wujud Kepedulian Terhadap Lingkungan
Sukabumi 14 Jun 2025, 19:39 WIB

Diterpa Angin Kencang, Pohon Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi
Sukabumi 14 Jun 2025, 18:41 WIB

Kronologi Truk Terguling di Bantargadung Sukabumi, Tabrak Pohon dan 2 Kendaraan
Sukabumi 14 Jun 2025, 18:17 WIB

Doa yang Dianjurkan Dibaca untuk Pengantin Saat Menghadiri Pernikahan
Life 14 Jun 2025, 18:00 WIB

BPBD Kabupaten Sukabumi Perkuat Sinergi Lewat Pelatihan Mitigasi Bencana bagi Relawan
Sukabumi 14 Jun 2025, 17:25 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu On Bended Knee - Boyz II Men, “Penyesalan Cinta di Masa Lalu”
Musik 14 Jun 2025, 17:00 WIB

4 Bulan di Huntara, 16 Keluarga Korban Pergerakan Tanah di Purabaya Sukabumi Menanti Hunian Tetap
Sukabumi 14 Jun 2025, 15:40 WIB

Satpol PP Kerahkan Belasan Personel Amankan Pemulangan Jemaah Haji Sukabumi
Sukabumi 14 Jun 2025, 15:26 WIB
