Lereng Gunung Salak Rusak Akibat Pembalakan Liar, Warga Cidahu Sukabumi Terancam Bencana

Sukabumiupdate.com
Senin 28 Jul 2025, 17:33 WIB
Lereng Gunung Salak Rusak Akibat Pembalakan Liar, Warga Cidahu Sukabumi Terancam Bencana

Potret penebangan hutan di lereng Gunung Salak Cidahu Kabupaten Sukabumi | Foto : Dok. Ist

SUKABUMIUPDATE.com – Kawasan hutan Blok Cangkuang, lereng Gunung Salak, Kabupaten Sukabumi mengalami kerusakan parah akibat aktivitas penebangan pohon liar. Hal itu membuat warga Desa Cidahu dan sekitarnya berada dalam bayang-bayang bencana ekologis.

Warga setempat, R (75 tahun), menyebutkan dari sekitar 70 hektare, hampir separuh hutan kini dalam kondisi gundul. Kerusakan tersebut berdampak serius terhadap ketersediaan air bersih di tiga desa yang menggantungkan suplai air dari kawasan Blok Cangkuang, yaitu Desa Cidahu, Jayabakti, dan Pondokaso.

"Air yang dulu jernih, sekarang cepat keruh walau hujan sebentar. Kolam-kolam penampungan yang biasanya penuh kini hanya terisi separuh," ujarnya saat ditemui awak media, Senin (28/7/2025).

Baca Juga: LKC Dompet Dhuafa Salurkan Paket Nutrisi bagi Pasien TBC di Sukabumi

Ia menjelaskan, penebangan pohon secara liar ini diduga melibatkan seorang tokoh masyarakat di Cidahu. "Lebih dari 15.000 batang pohon telah ditebang, mulai dari jenis Mangong, Damar, Jengjeng, Pasah, Saninten, hingga Puspa. Bahkan pohon Pinus dan Damar yang sebelumnya ditanam untuk penghijauan ikut dibabat," kata dia.

Ia juga mengingatkan, bencana banjir bandang pernah terjadi pada Oktober 2022 di kawasan Pondokaso, akibat meluapnya Sungai Cibojong yang membawa lumpur dan ranting. Sungai tersebut merupakan pertemuan aliran Sungai Cibogo Cidahu dan Cirasamala Cicurug yang melewati Blok Cangkuang.

"Akar-akar pohon yang dulu menahan air sudah mati dan membusuk, tak bisa menahan air lagi. Dulu pernah kejadian banjir bandang sampai Pasirdoton," ucapnya.

Baca Juga: Rasio Rusak, Sekolah Sesak: Pengamat Sukabumi Nilai Dedi Mulyadi Abaikan Mutu Pendidikan

Ironisnya, sebelum pembalakan liar marak, kawasan hutan ini dikelola dengan ketat melalui skema Hak Guna Usaha (HGU). Gerbang hutan selalu tertutup dan dijaga, serta aktivitas ilegal ditindak tegas.

"Sekarang gerbangnya rusak, kawasan terbuka tanpa pengawasan. Sudah ada jalan ke dalam dan lahan hutan kini kosong. Diduga disiapkan untuk kepentingan komersial," tambahnya.

Warga Desa Cidahu, yang berada tepat di kaki Gunung Salak, kini mendesak pemerintah daerah hingga pusat untuk turun tangan. Mereka berharap Gubernur Jawa Barat bisa meninjau langsung kondisi darurat lingkungan ini. "Harapan kami, pemerintah bisa segera bertindak. Warga di sini hidup dalam kekhawatiran akan bencana," tutunya.

Hingga berita ini ditayangkan, sukabumiupdate.com sudah berupaya konfirmasi ke pihak Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Wilayah III Sukabumi, namun belum memberikan respon.

Berita Terkait
Berita Terkini