Fear of Missing Out (FOMO): Dampaknya pada Kesehatan Mental Remaja

Sukabumiupdate.com
Jumat 09 Mei 2025, 10:30 WIB
Ilustrasi Fomo, Fear of Missing Out (FOMO), Dampaknya pada Kesehatan Mental Remaja (Sumber : Freepik)

Ilustrasi Fomo, Fear of Missing Out (FOMO), Dampaknya pada Kesehatan Mental Remaja (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Di era di mana setiap momen bisa dibagikan dalam hitungan detik, banyak remaja hidup dalam tekanan tak kasat mata untuk selalu terlibat, selalu hadir, dan selalu tahu. Ketika notifikasi terus berdatangan dan linimasa tak pernah tidur, muncul satu fenomena psikologis yang kini lazim dirasakan banyak anak muda: Fear of Missing Out (FOMO) ketakutan akan ketinggalan informasi, momen sosial, atau pengalaman berharga.

Apa Itu FOMO?

Fear of Missing Out (FOMO) adalah perasaan cemas atau takut bahwa orang lain sedang menikmati pengalaman yang lebih menyenangkan atau bermakna tanpa kehadiran kita. Fenomena ini semakin umum di kalangan remaja seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial, di mana mereka terus-menerus terpapar pada aktivitas dan pencapaian orang lain.

Baca Juga: Waspadai Hubungan Tidak Sehat: Ini 6 Ciri Toxic Relationship yang Harus Kamu Kenali

Dampak FOMO pada Kesehatan Mental Remaja

Menurut berbagai studi psikologi, FOMO yang terus-menerus bisa mempengaruhi kesehatan mental remaja, seperti:

  • Peningkatan Kecemasan dan Depresi: Remaja dengan tingkat FOMO yang tinggi cenderung mengalami gejala kecemasan dan depresi yang lebih parah.

  • Gangguan Tidur: FOMO dikaitkan dengan gangguan tidur, termasuk insomnia, yang pada gilirannya berdampak negatif pada kesehatan mental secara keseluruhan.

  • Penurunan Kepuasan Hidup: Individu dengan FOMO tinggi melaporkan tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah dan kesejahteraan yang menurun.

  • Kecanduan Media Sosial: FOMO dapat mendorong perilaku penggunaan media sosial yang kompulsif, yang berkontribusi pada kecanduan dan masalah kesehatan mental lainnya.

Baca Juga: Dagingnya Lembut dan Rasanya Lezat, Ini 5 Khasiat Buah Sukun bagi Kesehatan

Mengapa Remaja Rentan terhadap FOMO?

Remaja berada dalam tahap perkembangan di mana identitas sosial dan penerimaan oleh kelompok sebaya sangat penting. Media sosial memperkuat kebutuhan ini dengan menyediakan platform untuk membandingkan diri dengan orang lain secara terus-menerus. Kebutuhan untuk merasa terhubung dan diterima dapat membuat remaja lebih rentan terhadap FOMO.

Strategi Mengatasi FOMO

Untuk membantu remaja mengatasi FOMO dan dampaknya, beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:

  • Meningkatkan Kesadaran Diri: Mendorong remaja untuk mengenali perasaan FOMO dan memahami bahwa apa yang terlihat di media sosial seringkali merupakan representasi yang tidak lengkap dari kenyataan.

  • Membatasi Waktu Layar: Menetapkan batasan waktu penggunaan media sosial dapat membantu mengurangi paparan terhadap konten yang memicu FOMO.

  • Mendorong Interaksi Sosial Langsung: Memfasilitasi kegiatan sosial di dunia nyata dapat membantu remaja membangun hubungan yang lebih autentik dan memuaskan.

  • Pendidikan Literasi Digital: Mengajarkan remaja tentang cara menggunakan media sosial secara sehat dan kritis dapat membantu mereka mengelola FOMO dengan lebih efektif.

Fear of Missing Out di era digital adalah fenomena yang nyata dan bisa berdampak serius pada kesehatan mental remaja. Tapi dengan kesadaran, edukasi, dan pendekatan yang sehat terhadap teknologi, kita bisa membantu generasi muda membangun hubungan yang lebih sehat dengan diri sendiri dan dengan dunia digital yang terus bergerak.

Baca Juga: Tren Thrifting: Gaya Hemat yang Bisa Membahayakan Kesehatan

Sumber: Psychology Today

Berita Terkait
Berita Terkini