SUKABUMIUPDATE.com - Dalam beberapa tahun terakhir, thrifting atau membeli pakaian bekas menjadi tren yang sangat populer, terutama di kalangan anak muda. Selain karena harganya yang ramah di kantong, gaya vintage yang unik dari baju-baju thrift seringkali justru dianggap lebih fashionable dan eksklusif. Namun dibalik keuntungannya, ada sisi gelap yang jarang disorot ancaman kesehatan yang mengintai dari balik lemari baju bekas.
Mengapa Thrifting Begitu Digemari?
- Harga murah: Dengan budget minim, konsumen bisa mendapatkan pakaian bermerek atau berkualitas tinggi.
- Unik dan anti-mainstream: Banyak orang merasa baju thrift memberi kesan personal dan berbeda dari fashion massal.
- Ramah lingkungan: Membeli baju bekas dianggap sebagai cara mengurangi limbah tekstil dan mendukung gerakan fashion berkelanjutan.
Meskipun terdengar ideal, thrifting juga memiliki risiko tersembunyi yang perlu diwaspadai.
Baca Juga: Cukup Bawa KTP, Layanan Kesehatan Gratis Resmi Dibuka di Puskesmas Kalibunder Sukabumi
Bahaya Kesehatan dari Pakaian Thrifting
- Risiko Infeksi Kulit
Pakaian bekas bisa menjadi media penyebaran berbagai mikroorganisme seperti jamur, bakteri, atau bahkan parasit kulit seperti tungau dan kutu. Jika pakaian tidak dicuci dengan benar, pengguna berisiko terkena masalah kulit seperti: - Scabies (gatal-gatal akibat tungau)
- Kurap (infeksi jamur)
- Dermatitis kontak
- Alergi dari Bahan Kimia
Beberapa baju thrift telah melalui proses penyimpanan atau pengiriman dalam jangka panjang dan mungkin disemprot bahan kimia seperti pestisida, pengawet kain, atau pewangi sintetis yang bisa memicu: - Iritasi kulit
- Reaksi alergi
- Gangguan pernapasan, terutama pada orang sensitif
Baca Juga: 15 Menit Jalan Kaki: Cara Sederhana Mengurangi Stres dan Meningkatkan Kesehatan
- Kontaminasi Zat Berbahaya
Tak semua pakaian thrift berasal dari sumber yang jelas. Ada kemungkinan pakaian terkontaminasi zat-zat berbahaya seperti logam berat dari lingkungan kerja sebelumnya, atau bahan pewarna tekstil yang tidak aman. Beberapa di antaranya bahkan bersifat karsinogenik (pemicu kanker). - Penyebaran Virus dan Parasit
Meskipun risiko ini relatif kecil, tetap ada kemungkinan penularan penyakit menular melalui sisa keringat, darah, atau cairan tubuh lain yang menempel di pakaian, terutama jika tidak melalui proses sterilisasi.
Langkah Aman Sebelum Menggunakan Baju Thrift
Jika tetap ingin membeli pakaian bekas, berikut beberapa langkah penting untuk mengurangi risiko kesehatan:
- Cuci dengan air panas dan deterjen anti-bakteri setelah dibeli.
- Rendam dengan disinfektan atau cuka putih untuk membunuh kuman.
- Setrika suhu tinggi, terutama pada bagian dalam, untuk mematikan mikroorganisme.
- Hindari mencoba langsung di kulit saat membeli, gunakan lapisan pelindung seperti kaos dalaman.
- Hindari membeli pakaian dalam atau handuk bekas, karena berisiko tinggi menyimpan bakteri.
Thrifting bisa jadi pilihan yang bijak dan hemat, tapi konsumen harus cerdas dan waspada. Jangan karena tergoda harga murah atau tren semata, kita mengorbankan kesehatan kulit dan tubuh. Pastikan setiap pakaian bekas yang dibeli diperlakukan dengan standar kebersihan tinggi sebelum digunakan.
Ingat, sehat itu investasi, bukan sekadar gaya.
Baca Juga: Membuat Rebusan Daun Salam: Mengatasi Asam Urat, Gula Darah dan Kolesterol
Sumber: Mayo Clinic