SUKABUMIUPDATE.com – Hubungan yang sehat idealnya terdiri dari dua orang yang saling mengerti, mencintai, serta memahami satu sama lain. Di dalamnya terdapat rasa saling mengasihi serta dukungan emosional yang tulus. Namun, tidak semua hubungan berjalan seperti ini. Terkadang muncul sikap saling mendominasi, di mana salah satu pihak ingin mengontrol kehidupan pasangan sepenuhnya. Pola seperti ini dikenal sebagai toxic relationship atau hubungan yang tidak sehat.
Apa Itu Toxic Relationship?
Dikutip dari HealthScope, toxic relationship merupakan sebuah hubungan yang melibatkan perilaku-perilaku ‘beracun’ yang dapat merusak kesehatan fisik maupun mental, baik bagi diri sendiri maupun pasangan. Ciri utamanya adalah adanya manipulasi dan sikap egois dari salah satu pihak demi menguasai sepenuhnya kehidupan pihak lainnya.
Istilah ini tidak hanya berlaku dalam hubungan antar kekasih, tetapi juga bisa muncul dalam pertemanan, hubungan keluarga, hingga rekan kerja. Orang yang bersikap toxic biasanya merasa lebih unggul, meremehkan orang lain, dan secara sadar membuat orang di sekitarnya merasa bersalah, lemah, atau frustrasi agar mereka bisa mendapatkan apa saja yang diinginkannya.
Beberapa penyebab seseorang bersikap toxic antara lain adalah trauma masa kecil, luka batin yang belum sembuh, gangguan mental, atau gangguan kepribadian.
Baca Juga: 7 Sikap Red Flag dalam Hubungan yang Sering Diabaikan
Tanda-Tanda Hubungan yang Tidak Sehat
Berikut adalah beberapa tanda umum dari hubungan yang tergolong toxic, yaitu:
1. Komunikasi Tidak Sehat
Dalam hubungan yang sehat, komunikasi dilakukan secara terbuka, jujur, dan saling menghargai. Sebaliknya, komunikasi tidak sehat ditandai dengan menghindari pembicaraan serius, sering terjadi kesalahpahaman yang tidak diselesaikan, serta rasa takut untuk mengungkapkan perasaan. Komunikasi yang dipenuhi kritik, sarkasme, atau hinaan juga merupakan ciri hubungan yang tidak sehat.
2. Kontrol dan Dominasi yang Berlebihan
Seseorang yang toxic akan membatasi interaksi pasangannya dengan teman atau keluarga, menuntut kepatuhan tanpa adanya diskusi, serta mengontrol seluruh aktivitas dan keputusan pasangannya. Akibatnya, pasangan akan merasa bersalah ketika ingin memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
3. Kurangnya Rasa Hormat
Rasa hormat adalah fondasi utama dalam sebuah hubungan. Ketika seseorang tidak menghargai batasan pribadi, sering meremehkan pasangannya di depan orang lain, atau mengabaikan perasaan pasangan, hal ini menunjukkan kurangnya rasa hormat dalam hubungan tersebut.
4. Manipulasi Emosional
Manipulasi dapat dilakukan melalui ancaman, ultimatum, atau menyalahkan pasangan atas semua masalah dalam hubungan. Bentuk lain adalah gaslighting, yaitu membuat seseorang meragukan kenyataan atau ingatan mereka sendiri demi keuntungan pelaku.
5. Ketidakadilan dalam Tanggung Jawab
Salah satu pihak mungkin merasa terbebani karena harus menanggung beban emosional atau finansial sendirian. Dalam hubungan seperti ini, tidak ada dukungan saat menghadapi kesulitan, dan salah satu pihak selalu dituntut untuk mengalah.
6. Perasaan Takut atau Tidak Nyaman
Perasaan ini bisa muncul dalam bentuk rasa tegang atau cemas saat bersama pasangan, takut menyampaikan pendapat karena takut akan reaksi pasangan, atau mengalami perubahan negatif dalam hidup—terutama terhadap kesehatan mental. Hal ini bisa membuat seseorang sulit keluar dari hubungan tersebut karena rasa takut yang mendalam.
Apa yang Harus Dilakukan?
Mengenali tanda-tanda toxic relationship sangat penting untuk menjaga kesejahteraan diri sendiri. Jika kamu merasa terjebak dalam hubungan seperti ini, cobalah berdiskusi secara terbuka dengan pasangan dan ambil langkah aktif untuk memperbaiki situasi. Namun, jika situasi semakin buruk dan tidak ada perubahan positif, mengakhiri hubungan adalah langkah terbaik demi menjaga keselamatan dan kesehatan mental.
Ingatlah, hubungan yang sehat adalah hubungan yang memberi rasa aman, nyaman, dan saling menghargai.
Penulis: Gina Melani, Mahasiswa Magang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Sukabumi