SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah petani di Desa Ciracap, Kabupaten Sukabumi memilih memanfaatkan lengkob (lahan yang menyerupai cekungan ditengah kebun daratan) seluas sekitar 10 hektar untuk menanam berbagai jenis sayuran seperti emes, mentimun, secim, cabai, kangkung, serta buah melon. Hal itu dilakukan mereka sejak tahun 2011 lalu.
Sementara pengairan kebun tersebut sepenuhnya mengandalkan aliran Sungai Cikarang yang telah mereka bendung secara sederhana untuk memastikan kebutuhan air selama musim tanam.
Raju (50 tahun), mengatakan ia bersama para petani lainnya berhasil mengolah lahan seluas 10 hektare menjadi sentra budidaya sayuran dan buah melon. "Air dari Sungai Cikarang sangat membantu, kami manfaatkan sebaik mungkin untuk pertanian. Dari dulu sampai sekarang alhamdulillah hasilnya bagus," ujarnya saat ditemui sukabumiupdate.com, di kebunnya, Selasa (15/7/2025).
Baca Juga: Pembangunan Rest Area Tol Bocimi Seksi 3 di Cihelangtonggoh Masih Minim Perkembangan
Untuk urusan pemasaran, para petani tidak kesulitan. Hasil panen langsung ditampung oleh para tengkulak yang datang ke lokasi kebun. Harga jual melon di tingkat petani saat ini mencapai Rp8.000 per kilogram. Dalam sekali panen, rata-rata seorang petani bisa memanen hingga 5 ton melon.
“Kalau dihitung-hitung, omzet kami dari melon saja bisa ratusan juta setiap musim panen. Belum dari sayuran lainnya,” jelas Raju.
Petani di Ciracap Sukabumi saat panen melon | Foto : Ragil Gilang
Selain Raju, para petani yang aktif di lahan milik pribadi mereka di antaranya Abid (60 tahun) dan Aben (65 tahun) dari Kampung Cibening, Pacen (55 tahun) dari Kampung Ciguha.
Upaya pertanian yang konsisten dan inovatif ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi petani, tetapi juga turut menopang ketahanan pangan lokal di wilayah Ciracap. "Ini yang yang disebut ketahanan pangan, saat musim panen warga bisa menikmati buah melon di kebun," tutupnya.