Tower Bambu Internet di Ciracap Sukabumi Belum Berfungsi, Warga: Hanya Proyek Saja

Sukabumiupdate.com
Selasa 08 Jul 2025, 09:41 WIB
Tower Bambu Internet di Ciracap Sukabumi Belum Berfungsi, Warga: Hanya Proyek Saja

Kondisi saat ini menara tower internet dari bambu di belakang kantor Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap. Kabupaten Sukabumi | Foto Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah menara bambu setinggi 15 meter berdiri menjulang di belakang Kantor Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Didirikan dengan tujuan mulia, menjangkau layanan internet ke pelosok desa, tower yang dibangun hasil kolaborasi dengan program Internet Desa (Ides) dari Common Room Networks Foundation itu kini justru terbengkalai dan tak kunjung berfungsi.

Peresmian menara tersebut digelar meriah pada Selasa, 8 Oktober 2024 lalu. Hadir dalam acara itu perwakilan dari Kedutaan Besar Inggris, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI), serta komunitas Sekolah Internet. Tower tersebut tak hanya dilengkapi antena, tetapi juga alat pemantau cuaca dan diharapkan menjadi pusat akses internet desa.

Namun, harapan tak sejalan dengan kenyataan. Kondisi tower kini memprihatinkan. Atap sawung yang terbuat dari ilalang sudah mulai rusak, bahkan sebagian besar hilang ke bawa angin dan terlihat kumuh. Parahnya, sejak diresmikan, menara belum pernah benar-benar berfungsi.

Baca Juga: Saingi Ki Hujan, Tower Bambu 15 Meter Magnet Baru Sinyal Internet di Pangumbahan Sukabumi

“Semenjak diresmikan menara itu belum berfungsi. Ya tidak ada manfaatnya bagi kami. Itu hanya proyek saja,” ujar BM (40), warga setempat, kepada sukabumiupdate.com, Selasa (8/7/2025).

BM menambahkan, memang selama ini, warga dan perangkat desa harus mencari sinyal internet ke pohon trembesi disebut juga Ki Hujan di Kampung Jaringao, sekitar 50 meter dari kantor desa. Pohon setinggi 15 hingga 20 meter itu dikenal warga sebagai Tepas 4G, karena di bawah rindangnya Trembesi, sinyal internet cukup kuat. "Sekarang jaringan internet sudah mulai merata, karena beberapa provider sudah bagus," ungkapnya.

Hudaya Lukito, staf pelayanan di Kantor Desa Pangumbahan, saat di konfirmasi menyebut tower bambu tersebut dikelola langsung oleh pihak Ides, dan pengguna tetap harus membeli voucher internet seperti layanan komersial lainnya. Hingga kini belum ada jaringan distribusi dari tower ke rumah-rumah warga.

“Makanya warga lebih baik pakai provider lain. Di sini ada dua penyedia, Yobanet dan Speedy Telkom. Warga banyak yang pilih itu karena sinyal dan koneksinya lebih bagus,” kata Hudaya.

Baca Juga: Tegas Sikapi Kasus Intoleransi, PDIP Jabar Usulkan Pemecatan Ketua PAC Cidahu Sukabumi

Untuk kebutuhan internet di kantor desa, pihaknya pun memilih kombinasi antara layanan Ides dan Telkom. “Tapi untuk masyarakat umum, menara bambu ini belum berdampak apa-apa,” tambahnya.

Kepala Desa Pangumbahan, Mulyana, menyinggung soal keberlanjutan dan efektivitas program digitalisasi desa, serta pentingnya pemeliharaan infrastruktur dan pengelolaan berkelanjutan setelah proyek diresmikan. "Selama ini (tower bambu) hanya dijadikan tempat anak-anak remaja nongkrong," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini