Olahraga dan Sistem Imun: Manfaat, Jenis Latihan, dan Risiko yang Perlu Anda Ketahui

Sukabumiupdate.com
Sabtu 24 Mei 2025, 19:55 WIB
Ilustrasi manfaat olahraga (Sumber: Freepik/@pressfoto)

Ilustrasi manfaat olahraga (Sumber: Freepik/@pressfoto)

SUKABUMIUPDATE.com - Olahraga bukan hanya bermanfaat untuk kebugaran tubuh, tetapi juga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Namun, efek ini tergantung pada jenis dan intensitas olahraga yang dilakukan. Berolahraga secara teratur dan moderat, disertai dengan pola hidup sehat lainnya, dapat membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.

Manfaat Olahraga

1. Meningkatkan Sirkulasi Darah dan Sel Imun

Saat melakukan olahraga, kontraksi otot akan membantu mempercepat aliran darah dan juga getah bening. Ini memungkinkan sel imun, seperti sel pembunuh alami dan sel T, bergerak lebih cepat ke seluruh tubuh untuk mendeteksi dan menyerang patogen. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa berjalan cepat selama 45 menit dapat meningkatkan sirkulasi sel imun hingga tiga jam setelah aktivitas berlangsung.

2. Respons Imun Lebih Efisien

Manfaat kekebalan tubuh dari olahraga memang bersifat sementara, namun akan bertambah jika dilakukan secara konsisten. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukan olahraga aerobik lima kali seminggu mengalami penurunan risiko infeksi saluran pernapasan atas hingga 40% dalam 12 minggu.

3. Mengurangi Peradangan Kronis

Olahraga juga efektif dalam menurunkan peradangan kronis dalam tubuh, yang dapat mengganggu fungsi sistem imun. Ketika peradangan berkurang, sel imun dapat bekerja lebih efisien dalam melawan infeksi.

Baca Juga: Dorong Ekonomi Kreatif, DPRD Jabar Sosialisasikan Perda kepada Pelaku UMKM di Sukabumi

Jenis Latihan yang Mendukung Kekebalan Tubuh

Sebuah penelitian sejauh ini telah menyoroti manfaat olahraga aerobik, seperti jalan cepat, bersepeda, dan lari. Untuk hasil optimal, disarankan untuk berolahraga dengan intensitas sedang hingga mencapai 70% dari detak jantung maksimal Anda. Misalnya, berjalan sejauh 1 mil dalam 15 menit.

Latihan interval intensitas tinggi (HIIT) juga berpotensi bermanfaat. Meskipun buktinya masih terbatas, satu penelitian menunjukkan bahwa HIIT tidak menurunkan kekebalan tubuh, namun syaratnya dilakukan tidak secara berlebihan.

Latihan kekuatan, seperti mengangkat beban ringan hingga sedang, juga bisa membantu, meskipun penelitian tentang pengaruhnya dengan kekebalan masih minim. Latihan berat yang dapat merusak otot secara ekstrem, karena hal teraebut dapat mengganggu pemulihan dan memperlambat fungsi imun pada tubuh.

Tips Memulai dan Menjaga Konsistensi

Baca Juga: Polemik Pencabutan Opini di Detik.com: Dewan Pers Tegaskan Transparansi dan Kebebasan Pers

Bagi pemula, disarankan untuk memulai dengan berjalan kaki 10 menit dua hingga empat kali sehari, lalu tingkatkan durasi secara bertahap. CDC merekomendasikan aktivitas fisik selama 30 menit hampir setiap hari, yang bisa mencakup latihan kardio dan kekuatan.

Konsistensi sangat penting. Anda tidak bisa mengandalkan olahraga sesekali untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh secara efektif. Jadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas harian untuk manfaat jangka panjang.

Risiko Jika Berolahraga Terlalu Berat

Meskipun olahraga membawa banyak manfaat, namun jika dilakuka. berlebihan bisa berakibat buruk. Latihan intensitas tinggi yang berlangsung terlalu lama, seperti lari maraton atau berenang cepat selama 90 menit, dapat menekan sistem kekebalan tubuh sementara. Ini meningkatkan risiko infeksi karena tubuh mengalami stres berlebihan.

Studi pada pelari ultra Endurance menunjukkan adanya penurunan sementara dalam fungsi imun setelah sesi latihan ekstrem. Maka dari itu, menjaga keseimbangan antara intensitas dan waktu olahraga sangat penting untuk tetap sehat.

Olahraga merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, asalkan dilakukan secara teratur dan tidak berlebihan. Kombinasikan juga dengan pola tidur yang cukup, manajemen stres, dan pola makan sehat untuk hasil terbaik. Konsultasikan dengan tenaga medis jika Anda baru mulai atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Sumber: kesehatan

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini