SUKABUMIUPDATE.com - Warganet di Sukabumi khususnya wilayah Cicurug dan sekitarnya heboh dengan kabar dugaan aksi kekerasan yang dilakukan oknum guru SMA negeri kepada murid perempuan. Kasus ini menjadi perhatian, karena tidak hanya kekerasan ditampar tapi juga tuduhan, ancaman dan tekanan psikologis kepada korban.
Sejumlah warganet yang mengaku dari cicurug, baik pelajar dan alumni sekolah tersebut mengirimkan banyak informasi ke sukabumiupdate.com, melalui aplikasi pesan media sosial, pada Sabtu (23/8/2025). Salah satunya salinan format pdf yang menjelaskan tentang kronologi kejadian tersebut versi korban.
Tanpa menyebutkan waktu, dijelaskan bahwa aksi kekerasan terjadi akibat pelajar perempuan tersebut (korban) memposting fotonya bersama gurunya (pelaku) di media sosial. Sehari kemudian, ia bersama ketua kelas dipanggil pak guru (pelaku) ke ruang lab kimia. Pelaku menjelaskan bahwa postingan korban membuat istrinya marah.
Baca Juga: Punya Banyak Atlet, Kabupaten Sukabumi akan Menggelar Turnamen Sepakbola Wanita
Untuk menyelesaikan masalah (tuduhan istrinya), pelaku meminta korban mengikuti skenarionya. Yaitu membuat video pelaku marah atas apa yang dilakukan korban, tak hanya memarahi juga ada aksi menampar korban, dan pelaku meminta korban sujud sebagai bentuk maaf atas postingannya yang dianggap membuat gaduh.
Korban dan ketua kelas juga diancam untuk tidak menceritakan pembuatan video tersebut kepada siapapun. Korban juga disebut akan kena sanksi DO juga tidak mengikuti kemauan guru tersebut, termasuk rencana pembuatan video kedua, skenario korban dimarahi guru BP, atas postingannya.
Singkat cerita, orang tua korban protes kepada sekolah melalui wali kelas atas apa yang terjadi pada pelajar perempuan itu. Keesokan harinya, korban, bersama ketua kelas dan wali kelas dan oknum guru tersebut melakukan pertemuan di ruang BK (Bimbingan Konseling).
Baca Juga: Cukup Raya: Camat di Sukabumi Wajib Sebar Kontak Person ke Kader Posyandu
Pertemuan tersebut dianggap korban malah menyudutkan dirinya. Pelaku alih-alih menyadari perbuatannya salah, malah menakut-nakuti korban dengan UU ITE. Dalam pertemuan itu korban merasa tidak diberi ruang untuk menjelaskan duduk persoalannya, bahkan kembali ada ancaman dari pelaku yang tidak ingin masalah ini meluas.
Korban yang kesal kemudian menceritakan apa yang dialaminya kepada teman-temannya. Informasi ini cepat meluas dan tersebar, hingga menjadi perbincangan warga Cicurug dan sekitarnya, terutama terkait sekolah tersebut.
Korban kembali dipanggil ke BK melalui wali kelas pada Jumat. Namun menurut korban pertemuan-pertemuan itu juga tidak berpihak pada dia. Korban merasa makin tertekan.
Baca Juga: Penertiban Didahulukan, Pemerintah Hentikan Proyek Tower Tanpa Izin di Surade Sukabumi
“Aku speak up ga ada yg dilebih lebihkan dan dikurangi, aku cerita dari awal mula dia ngajak bikin skenario video itu kaya gimana, dan aku b aja kalo yg aku ga terima itu kenapa sampe di tampar di suruh sujud sujud juga. Aku disitu ngejelasin sambil nangis gemeteran karna aku ternyata bisa nih speak up, aku bilang juga tentang ancaman ancaman dan rencana skenario pak p itu apalagi ancaman aku bakalan di DO, aku juga bilang kalo emang ketua kelas aku tuh pengen bela aku tapi takut juga sama pak guru iut, terus aku juga bilang kalo kita tuh bakalan sampe kapan di jadiin boneka skenario dia tuh,” narasi penjelasan dari tulisan tentang kronologi masalah ini.
Redaksi sukabumiupdate.com, hingga Sabtu (23/8/2025) masih berupaya mengkonfirmasi masalah ini ke pihak sekolah korban.