Respons KCD V Jabar soal Kasus Pelajar Ditampar Guru Gegara Selfie di Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Minggu 24 Agu 2025, 13:22 WIB
Respons KCD V Jabar soal Kasus Pelajar Ditampar Guru Gegara Selfie di Sukabumi

Ilustrasi. KCD Pendidikan V Jabar tunggu hasil musyawarah terkait kasus pelajar ditampar guru gegara selfie bersama. (Sumber Foto: AI)

SUKABUMIUPDATE.com – Pihak Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat menanggapi soal kabar dugaan kekerasan yang dilakukan oknum guru salah satu SMA negeri di Cicurug, Kabupaten Sukabumi, terhadap murid perempuan.

Hingga saat ini mereka masih menunggu hasil musyawarah yang dilakukan antara orang tua korban dengan pihak sekolah.

“Izin pak terkait ini, informasi dari pimpinan sedang dimusyawarahkan pihak orang tua dan SMA tersebut. Sementara musyawarah ini belum selesai, masih menunggu hasilnya untuk tindak lanjut dari KCD akan seperti apa,” ujar salah satu Humas KCD Pendidikan Wilayah V Jabar kepada sukabumiupdate.com via pesan WhatsApp, Minggu (24/8/2025).

Ia menambahkan, KCD Pendidikan Jabar belum bisa memberikan langkah konkret sebelum ada keputusan bersama dalam musyawarah tersebut. “Mungkin hasil dan tindak lanjutnya bisa ditanyakan langsung ke ketua PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) aja pak besok Senin,” imbuhnya.

Baca Juga: Posting Selfie dengan Guru, Viral Pelajar di Sukabumi Ditampar dan Diancam DO

Seperti diberitakan sebelumnya, warganet Sukabumi, khususnya di wilayah Cicurug, ramai memperbincangkan dugaan kekerasan seorang oknum guru SMA terhadap murid perempuan. Dugaan kasus ini mencuat setelah beredar kronologi kejadian versi korban, yang menyebut adanya tindakan penamparan, ancaman, hingga tekanan psikologis.

Tanpa menyebutkan waktu, dijelaskan bahwa aksi kekerasan terjadi akibat pelajar perempuan tersebut (korban) memposting fotonya bersama gurunya (pelaku) di media sosial. Sehari kemudian, ia bersama ketua kelas dipanggil pak guru (pelaku) ke ruang lab kimia. Pelaku menjelaskan bahwa postingan korban membuat istrinya marah.

Untuk menyelesaikan masalah (tuduhan istrinya), pelaku meminta korban mengikuti skenarionya. Yaitu membuat video pelaku marah atas apa yang dilakukan korban, tak hanya memarahi juga ada aksi menampar korban, dan pelaku meminta korban sujud sebagai bentuk maaf atas postingannya yang dianggap membuat gaduh.

Korban dan ketua kelas juga diancam untuk tidak menceritakan pembuatan video tersebut kepada siapapun. Korban juga disebut akan kena sanksi DO juga tidak mengikuti kemauan guru tersebut, termasuk rencana pembuatan video kedua, skenario korban dimarahi guru BP, atas postingannya.

Redaksi sukabumiupdate.com masih terus berupaya mengonfirmasi pihak sekolah terkait kasus tersebut.

Berita Terkait
Berita Terkini