Dua orang alumni yang saya temui terpisah terlihat setengah gundah, keduanya terlihat sibuk, teleponnya tiba-tiba sering berdering, dari percakapannya mereka terdengar sering setengah mengancam "Awas ya kalau tidak datang ke Palabuhanratu, situasi memanas ini, satu suara berharga loh"
Palabuhanratu telah bersiap menjadi tuan tumah rumah Musyawarah Daerah (Musda) IV Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Sukabumi, yang akan digelar pada Sabtu, 23 Agustus 2025.
Sebuah forum yang lebih dari sekadar memilih presidium, ia menjadi medan persilangan jejak bertemu, konektivitas dan riwayat disegarkan, dan peta jalan masa depan KAHMI Sukabumi dirancang.
Ada 14 nama yang sudah siap menguji nasib. Mereka datang dari beragam latar, membawa cerita dan jaringan masing-masing. Di barisan ASN, ada Ateng Jaelani, Ai Sopiah, dan Aam Abdul Salam—wajah-wajah yang terbiasa dengan aturan, kini masuk gelanggang KAHMI.
Dari arena politik, hadir M. Sodikin (PKS), Ferli Rijal (Gerindra), Fiskiyya Nardhina (Nasdem), Rahmat Hidayat (Nasdem), dan Jaka Susila (PBB)—mereka yang terbiasa berdebat di ruang partai, kini diuji dalam forum yang riuh genting bahkan kadang hanya karena soal palu sidang hilang.
Ada pula sosok-sosok yang pernah menjaga demokrasi dari dekat: Teguh Haryanto mantan Komisioner Bawaslu, dan Ferri Gustaman mantan Komisioner KPU, kini mencoba peruntungan di meja presidium.
Sementara itu, Dadang Syahroni, seorang akademisi, hadir dengan ketenangan buku dan laboratorium pikir. Asep Dikdik, seorang profesional, turut mewarnai bursa. Mantra Sugrito, sang aktivis, membawa semangat jalanan ke ruang musyawarah. Dan Engkus Kuswara, pengusaha, membawa aroma kemandirian.
Mereka berempat belas, masing-masing dengan bendera, keyakinan, dan jaringan yang menopang. Tapi pada akhirnya, Musda bukan hanya soal siapa yang terpilih. Ia adalah perayaan gagasan, persilangan jejak dan konektivitas, sekaligus titik jeda: sejauh mana KAHMI Sukabumi berjalan dan menjaga marwahnya sebagai kelompok pencipta-pengabdi di masyarakat.
Di Palabuhanratu nanti, suara-suara dari lintas generasi akan bertemu. Ada yang gugur-ada yang tergusur, ada yang serius-ada yang terbius. Tapi sejarah hanya akan mencatat bahwa dari riuh Musda IV ini, akan lahir wajah baru Presidium MD KAHMI Sukabumi—wajah-wajah yang akan menentukan arah langkah para alumni hijau hitam di tanah terluas se Jawa Bali.
Penulis : Bah Rowi