SUKABUMIUPDATE.com - Kabar membanggakan datang dari dunia konservasi Indonesia.
Rahayu Oktaviani, seorang pejuang lingkungan yang telah mendedikasikan hidupnya untuk melindungi owa jawa (Hylobates moloch), berhasil meraih Whitley Award 2025, sebuah penghargaan bergengsi dalam bidang konservasi alam.
"Lembaga amal Inggris, Whitley Fund for Nature, memberikan penghargaan Whitley Award 2025 kepada Rahayu Oktaviani dari Indonesia atas karyanya melindungi siamang Jawa yang terancam punah di Jawa, salah satu pulau terpadat di bumi dengan kurang dari 10 persen hutan yang tersisa." dikutip dari whitleyaward.org, Rabu, 7 Mei 2025.
15 Tahun Lebih Berdedikasi untuk Owa Jawa
Melansir GNFI, Rahayu Oktaviani telah bekerja selama lebih dari 15 tahun di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Jawa Barat, dengan tujuan menjaga kelangsungan hidup primata endemik yang semakin terancam akibat perusakan habitat dan perburuan ilegal.
Melalui pendekatan yang melibatkan masyarakat sekitar, ia sukses mengintegrasikan konservasi dengan kesejahteraan komunitas setempat.
Baca Juga: Daftar 19 Jalan di Selatan Sukabumi yang Diusulkan Perbaikan, Harapan untuk Konektivitas Warga
Rahayu Oktaviani Sabet Penghargaan Internasional di London
Whitley Award diberikan oleh organisasi Whitley Fund for Nature, sebuah lembaga amal berbasis di Inggris yang mendukung para pejuang lingkungan dari berbagai belahan dunia.
Upacara penghargaan berlangsung pada 30 April 2025 di Royal Geographical Society, London, dan diserahkan langsung oleh Putri Anne dari Kerajaan Inggris.
Program Ambu Halimun dan Harapan ke Depan
Selain menyelamatkan owa jawa, Rahayu juga menginisiasi Ambu Halimun, sebuah program pemberdayaan perempuan desa di sekitar TNGHS. Program ini meliputi pelatihan literasi keuangan, ecoprint, serta budi daya tanaman obat, yang tidak hanya membantu ekonomi masyarakat tetapi juga mendukung konservasi.
Dengan dana yang diberikan oleh Whitley Fund for Nature, Rahayu Oktaviani berencana memperluas jangkauan konservasi ke lima pemukiman di sekitar habitat owa jawa. Melalui pendekatan berbasis komunitas, ia berharap dapat memperkuat perlindungan spesies langka ini sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Penghargaan yang diraih Rahayu Oktaviani menjadi bukti bahwa komitmen terhadap lingkungan dapat membawa perubahan besar, tidak hanya bagi kelestarian alam tetapi juga bagi manusia yang hidup berdampingan dengannya.
Baca Juga: BMKG: 2024 Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah, Krisis Iklim Tengah Berlangsung!
Sebagai informasi, lebih dari 60 persen dari 281 juta penduduk Indonesia tinggal di Jawa, di mana sebagian besar hutan asli telah diubah menjadi lahan pertanian, untuk urbanisasi, dan infrastruktur. Pertumbuhan pemukiman di sekitar dan di dalam taman meningkatkan tekanan pada taman, yang juga mencakup 116 desa yang tinggal di dalam atau dekat batas wilayah.
Spesies endemik yang hanya ditemukan di hutan Jawa, Owa Jawa kini menjadi salah satu primata paling terancam punah di dunia. Secara lokal, ia dikenal sebagai “Uwek” dan dalam cerita rakyat diyakini membawa hujan dengan nyanyiannya. Primata ini berkomunikasi melalui vokalisasi dengan owa dewasa yang tinggal bersama pasangannya selama lebih dari 14 tahun.
Sumber: whitleyaward.org