SUKABUMIUPDATE.com - GS (16), remaja asal kampung Tipar, Desa CikirauKecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban persekusi hingga mengalami lebam di wajah dan luka di kepala. Peristiwa ini terjadi saat GS hendak mengantarkan dompet dan KTP ayahnya yang akan bekerja ke Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Jumat 8 Agustus 2025.
Ibu korban, Imas Solihat (38), mengungkapkan anaknya mengaku pasrah meski nyawa terancam. "Katanya mau dibunuh juga nggak apa-apa, yang penting anterin dulu dompet bapaknya," kata Imas, Minggu (10/8/2025).
Diketahui bahawa, Ayah GS, Nandin Sallahudin (43), bekerja di bidang pariwisata dan menjadi tulang punggung keluarga. Ia baru berangkat menuju tempat kerja ketika mendapat kabar anaknya menjadi korban kekerasan dan diminta segera pulang.
Baca Juga: KDM Ancam Tahan Bantuan Provinsi bagi Daerah yang Lalai Tangani Sampah
Imas menuturkan, saat tiba di rumah GS dalam kondisi mengenaskan dengan wajah lebam, benjolan di kepala, dan rasa sakit di dada. Darah di wajah sudah dibersihkan sebelum sampai ke rumah.
"Sakit hati, sangat mengenaskan muka lebam-lebam, pas datang ke rumah, mamah, langsung dipeluk ya ampun, kakak sing sabarnya, langsung mengusap pundak nya, ieu ujian, mudah mudahan ieu kakak sing anak soleh, sing dibuktiken ka hareup sing jadi jalma nu bener bener ngabanggaken orang tua, Semoga dibuktikan ke depan bisa jadi manusia yang bisa membanggakan orang tua," ungkap Imas.
"Iya kan pas pulang ke rumah mah udah di bersihin, sudah dibawa ke dokter katanya, jadi ke rumah mah lebam-lebam, darah udah nggak ada gitu, udah dibersihin, darah nggak ada, lebam lebam banyak, disini ada benjolan kepala sakit katanya, dada sakit katanya, iya ka sing sabar sing sabar kak, diusap pundaknya sama saya, GS ini anak pertama dari tiga bersaudara," ucapnya.
Baca Juga: Meriahkan HUT RI, Nyamuk Raksasa Tampil di Pesta Rakyat Pakidulan Sagaranten Sukabumi
Menurut Imas, keluarga pelaku sempat datang untuk meminta maaf, namun ia menegaskan proses hukum harus tetap berjalan. “Harusnya warga memastikan dulu sebelum bertindak. Jangan main hakim sendiri,” tegasnya.
Imas berharap putranya segera pulih secara fisik dan mental tanpa trauma berkepanjangan. "Ya mudah mudahan anak saya cepat sehat secara fisik dan mentalnya, nggak ada trauma trauma. Untuk kasusnya iya saya sudah lapor polisi," ujarnya.
Sementara itu saat di konfirmasi pada Sabtu (9/8/2025). Kanit Jatanras Satreskrim Polres Sukabumi Ipda MGS Irlansyah membenarkan laporan tersebut. "Iya betul, kemarin (malam tadi) kita cek TKP dan membawa korban ke rumah sakit untuk visum. Hari ini rencana kita lakukan penyelidikan lebih lanjut," ujarnya.
Baca Juga: Bupati Buka Khitanan Massal dalam Rangka Peringatan Hari Jadi ke-155 Kabupaten Sukabumi
Amuk Massa Salah Sasaran
Sebuah video yang merekam dugaan persekusi terhadap remaja berinisial G (16 tahun) beredar di media sosial. Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Sukabumi dan memicu kemarahan warganet. Dalam rekaman berdurasi 18 detik, G yang memakai kaus loreng, tampak duduk membungkuk dengan tangan terikat ke belakang.
Aksi kekerasan ini terjadi di Kecamatan Cikidang pada 8 Agustus 2025 sekira pukul 04.30 hingga 05.00 WIB. Video yang beredar memperdengarkan suara bentakan keras dari seorang pria. “Ti mana maneh, ari maneh anak saha? (Dari mana kamu, anak siapa?)” tanyanya kepada G.
Saat G menyebutkan nama ayahnya, bentakan lain memotong, “Paduli teuing, arek anak saha oge, arek anak jenderal sugan (peduli amat mau anak siapa pun, mau anak jenderal juga)”
Baca Juga: Kerajinan Bambu Sukabumi Karya Suhendi Tembus Pasar Australia hingga Korea
Sejumlah orang terlihat mengenakan pakaian santai, bahkan ada yang hanya bercelana pendek. Seorang pria berbaju hitam jongkok di belakang G sambil memegang tali yang mengikat tangannya. Kamera lalu mendekat, memperlihatkan detail ikatan dan ekspresi pasrah korban.
Aksi massa berakhir setelah tak mendapati bukti jika korban adalah pencuri motor. Warga kemudian melepaskan korban dan mengantarkannya pulang ke rumah dalam kondisi babak belur.
Kepala dusun setempat, Ujang Muhammad Irfanudin, yang mengenal baik keluarga G, langsung bergerak setelah mendapat kabar dari anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD). "Saya langsung datang ke rumah korban, melihat kondisinya, dan merasa prihatin. Apalagi saya kenal baik dengan ayah korban, yang kebetulan sedang bekerja dan tidak ada di rumah," ujar dia.
Baca Juga: Mengenal Dua Sosok Wakil Rakyat Asal Sukabumi yang Terjerat Korupsi
Ujang pun memutuskan mengantar keluarga korban membuat laporan ke Polres Sukabumi atas dugaan persekusi ini. "Keluarga ingin para pelaku dihukum sesuai prosedur hukum yang berlaku di negara kita, itu saja," tegasnya.
Menurut Ujang, beberapa pelaku sempat datang menemui keluarga korban. Bahkan, istri salah satu pelaku ikut mengawal keluarga saat membuat laporan ke polisi. "Mungkin dia merasa simpati pada korban. Katanya juga atas perintah suaminya," katanya.