SUKABUMIUPDATE.com - Fachri Albar adalah salah satu aktor Indonesia yang memiliki perjalanan karier yang cemerlang di dunia hiburan. Sebagai anak dari musisi legendaris Achmad Albar, Fachri tidak hanya dikenal di dunia akting, tetapi juga memiliki jejak dalam dunia musik. Namun, meskipun memiliki karir yang gemilang, perjalanan hidup Fachri juga diwarnai dengan beberapa kontroversi yang menjadi sorotan publik.
Karier Akting yang Cemerlang
Fachri Albar memulai karier di dunia hiburan dengan model sebelum akhirnya terjun ke dunia akting dan musik. Ia memulai debut aktingnya di sinetron Malin Kundang pada tahun 2005, namun namanya semakin dikenal luas setelah memerankan tokoh utama dalam film Alexandria yang dirilis pada tahun yang sama. Aktingnya dalam film Jakarta Undercover (2007) semakin memperkuat posisinya sebagai aktor papan atas, diikuti dengan perannya dalam film Kala (2007), yang disutradarai oleh Joko Anwar. Sejak saat itu, Fachri menjadi aktor yang sering tampil dalam karya-karya Joko Anwar, termasuk dalam Pengabdi Setan (2017) dan sekuelnya Pengabdi Setan 2: Communion (2022).
Tidak hanya dalam film, Fachri juga aktif di dunia sinetron, dengan beberapa judul seperti Sujudku (2007), Mertua dan Menantu (2010), dan Para Pencari Tuhan Jilid 8 (2014). Pada tahun 2024, Fachri kembali menghiasi layar kaca dalam serial Nightmares and Daydream di Netflix.
Baca Juga: Belum Jera? Fachri Albar Kembali Tersandung Kasus Narkoba
Anak Rocker Legendaris dan Musisi
Lahir di Jakarta pada 15 November 1981, Fachri Albar adalah anak dari Achmad Albar, vokalis legendaris grup rock God Bless. Warisan musik dari sang ayah menginspirasi Fachri untuk terjun ke dunia musik, di mana ia mengisi posisi drummer di band punk rock Jibril, yang didirikannya bersama saudaranya, Fauzi Albar. Band ini merilis album debut mereka ...Memecah Kesunyian pada tahun 2008.
Deretan Kontroversi dan Kasus Hukum
Meskipun berkarir gemilang, Fachri Albar tidak lepas dari kontroversi. Kasus pertama terjadi pada 2007, ketika ia terjerat dalam kasus narkoba yang melibatkan ayahnya, Achmad Albar. Meskipun tidak terbukti mengkonsumsi narkoba, peristiwa ini membuat Fachri sempat menjadi buronan sebelum akhirnya menyerahkan diri kepada pihak berwajib.
Pada 2018, setelah sebelas tahun, Fachri kembali berurusan dengan hukum akibat kasus narkoba. Ia ditangkap atas kepemilikan sabu, ganja, dan beberapa tablet psikotropika. Dalam kasus ini, Fachri menjalani rehabilitasi selama tujuh bulan.
Dan yang terbaru, pada 20 April 2025, Fachri Albar kembali ditangkap oleh Polres Jakarta Barat di rumahnya yang terletak di kawasan Jakarta Selatan. Polisi masih mendalami kasus ini dan belum membeberkan jenis narkoba yang ditemukan. Ini adalah kasus ketiga Fachri terkait narkoba yang menambah panjang daftar kontroversinya.
Fachri Albar adalah contoh seorang publik figur yang kariernya penuh dengan prestasi namun juga dibayangi oleh masalah pribadi. Meskipun beberapa kali terjerat masalah hukum, perjalanan hidupnya memberikan pelajaran tentang bagaimana dunia hiburan bisa menjadi tempat untuk bersinar, namun juga penuh tantangan yang datang dari berbagai sisi.
Fachri Albar, dengan segala keberhasilan dan cobaan yang dialami, tetap menjadi figur yang tidak mudah dilupakan oleh publik Indonesia. Ke depannya, banyak yang berharap agar dirinya bisa kembali ke jalur yang lebih baik, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi.
Baca Juga: Jurnalis Tersangka, Dewan Pers dan Kejagung dalam Polemik Berita Korupsi Timah-Impor Gula
Sumber: wikipedia, suara.com
