KDM Ajak ITB Kelola Sampah Jadi Energi Baru Terbarukan

Sukabumiupdate.com
Sabtu 09 Agu 2025, 20:31 WIB
KDM Ajak ITB Kelola Sampah Jadi Energi Baru Terbarukan

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam Forum Dialog Bisnis dan Kebijakan "Indonesia Green Connect 2025" di Aula Timur Kampus ITB, Kota Bandung, Kamis (7/8/2025) | Foto: RizalFs/Dokpim Jabar

SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pembangunan wilayah yang berakar pada kondisi wilayah. Ia mencontohkan desain kantor pemerintah di Jabar yang seragam, padahal kondisi geografis dan cuaca di setiap daerah berbeda.

"Akibatnya, bangunan menjadi tidak nyaman dan tidak terkoneksi dengan lingkungan. Ini memicu kegelisahan,” tutur KDM --sapaan Gubernur Dedi-- dalam Indonesia Green Connect 2025 di Aula Timur Kampus ITB, Kota Bandung, Kamis (7/8/2025).

Karenanya, KDM mengajak ITB untuk mengembangkan riset kewilayahan yang berbasis pada sifat dan karakter lingkungan setempat.

“ITB harus memimpin pengembangan arsitektur dan tata ruang yang sesuai dengan ciri khas wilayah. Bangunan di Bandung misalnya, seharusnya tidak bergantung pada AC karena cuacanya sejuk. Tapi karena desainnya keliru, ruangan jadi panas dan boros energi,” katanya.

Selain itu, KDM juga mengajak ITB untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan energi matahari dan pengelolaan sampah sebagai sumber energi terbarukan.

Baca Juga: Buntut Sidak Dedi Mulyadi, 3 Tambang Pemasok Tanah Urugan Tol Bocimi Sukabumi Disetop

“Sampah selama ini dianggap musibah, padahal itu energi. Teknologi yang dibutuhkan tidak harus mahal. Saya tantang ITB bikin sistem pengelolaan energi dari sampah di kelurahan sekitar kampus. Biayanya akan kami tanggung,” ucapnya.

KDM menambahkan bahwa konsep pembangunan berkelanjutan juga harus mencakup perbaikan lingkungan sekitar pusat-pusat pendidikan, seperti di Jatinangor. Ia menyoroti kondisi lalu lintas dan fasilitas pejalan kaki yang membahayakan mahasiswa.

“Ilmu jangan hanya berhenti di disertasi. Jadikan Jatinangor kawasan terpelajar yang bersih, tertib, dan aman,” tuturnya.

Kemudian, KDM juga menyoroti pentingnya teknologi tepat guna dalam mendukung ketahanan pangan dan energi berbasis kemandirian lokal. Ia mencontohkan penerapan sistem biogas dari peternakan yang sudah diterapkan di lingkungan tempat tinggalnya.

“Di tempat saya, tidak ada lagi warga yang memakai gas LPG 3 kilogram. Semua energi rumah tangga bersumber dari peternakan yang kami kelola sendiri,” jelasnya.

Menurut KDM, pengembangan teknologi sederhana semacam itu mampu menciptakan siklus ekonomi yang kuat dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap belanja pokok.

“Saya yakin jika teknologi ramah lingkungan ini diterapkan secara luas, maka Jawa Barat akan menjadi provinsi yang gemah ripah repeh rapih,” kata KDM. (ADV)

Sumber: Siaran Pers

Berita Terkait
Berita Terkini