SUKABUMIUPDATE.com - Suhendi (32 tahun), warga Kampung Potongan, Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, kini sukses mengibarkan bendera UMKM Sukabumi hingga ke pasar internasional lewat kerajinan dari Bambu.
Suhendi awalnya akrab di dunia maya sebagai kreator konten wisata dengan sapaan Eagle Gemilang. Namun, pasca pandemi Covid-19 menjadi titik balik hidupnya. Dari sekadar meliput para perajin bambu, ia mulai mencoba menjadi reseller, lalu memberanikan diri memproduksi sendiri aneka kerajinan berbahan bambu.
"Awalnya beli dari tetangga, lama-lama tanam sendiri untuk bahan produksi. Alhamdulillah sekarang banyak pesanan dari perusahaan untuk hampers, bahkan ada yang sampai ke Australia dan Korea Selatan," kata Suhendi kepada sukabumiupdate.com, Minggu (10/8/2025).
Baca Juga: Kerajinan Bambu Jadi Ikon UMKM Kalibunder Sukabumi, Butuh Dukungan Pemasaran
Berdiri pada 10 Juli 2023, Suhendi, fokus memproduksi perlengkapan kopi berbahan bambu, seperti gelas, tempat sendok, hingga wadah ballpoint (bolpoin). Pasarnya merambah semua segmen, dari konsumen rumahan hingga perusahaan besar. Sejumlah nama besar pernah memesan dalam jumlah ratusan, seperti Balco Australia, Genians Korea Selatan, dan GLS (Gapura Liqua Solution).
Proses pembuatan kerajinan berbahan Bambu di Kampung Potongan, Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Usaha ini tak hanya mengangkat ekonomi pribadi, tapi juga memberdayakan warga sekitar. Saat ini, Suhendi mempekerjakan empat orang di bagian finishing dan pengemasan, serta menggandeng beberapa perajin bambu sebagai mitra outsourcing.
Namun, menembus pasar luar negeri bukan tanpa tantangan. Salah satunya adalah kendala dokumen ekspor. "Pernah harus pakai pihak ketiga di Jakarta untuk kirim ke luar negeri. Sekarang saya sedang ajukan Shopee Export supaya bisa langsung kirim tanpa minimal pembelian," jelasnya.
Baca Juga: Menengok Galeri IKM Kerajinan Limbah Kerang di Ujunggenteng, Dorong Kreativitas Warga Pesisir
Suhendi mengaku ingin membuktikan bahwa bambu bukan sekadar tanaman biasa. "Bambu itu aset berharga untuk lingkungan. Kami ingin mengolahnya dengan cara berkelanjutan, sambil mengedukasi masyarakat tentang pentingnya tanaman ini," katanya.
Ia berharap pemerintah lebih aktif membantu UMKM, terutama dalam hal legalitas seperti SNI dan pendaftaran jenama (merek) dagang, agar pelaku usaha seperti dirinya bisa lebih mudah menembus pasar global.
"Target saya, ke depan Eagle Gemilang bisa punya galeri besar atau ‘Eagle Gemilang Mall’ yang menjadi pusat kerajinan bambu di Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.