SUKABUMIUPDATE.com - Bulan Muharram sebagai awal tahun dalam kalender Hijriah menyimpan makna spiritual yang dalam bagi umat Islam. Di antara hari-hari penting dalam bulan ini adalah Hari Asyura 10 Muharram dan Tasu’a 9 Muharram, yang menjadi momen puasa sunnah dengan keutamaan luar biasa.
Muharram adalah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam Surah At-Taubah ayat 36 dan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Rasulullah SAW menyebut empat bulan mulia tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Sejarah dan Asal Muasal Puasa Asyura
Dalam hadis Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW saat tiba di Madinah mendapati kaum Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram sebagai bentuk syukur atas diselamatkannya Nabi Musa dari Fir'aun. Rasulullah bersabda, "Aku lebih utama terhadap Musa dibanding mereka," kemudian beliau berpuasa dan menganjurkan umat Islam untuk ikut berpuasa.
Baca Juga: Tradisi Pawai Obor Tahun Baru Islam 1 Muharram, Penuh Makna dan Kebersamaan
Namun, hadis Aisyah RA dalam riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa Rasulullah SAW dan kaum Quraisy telah melaksanakan puasa Asyura bahkan sebelum hijrah ke Madinah. Ini membuktikan bahwa puasa Asyura bukan adopsi dari tradisi Yahudi, melainkan bagian dari warisan tauhid yang berakar dari Nabi Ibrahim AS. Bahkan, menurut Imam al-Qurtubi, puasa ini telah dikenal sejak masa jahiliyah sebagai hari penutupan Ka'bah (kiswah).
Perintah dan Sunnah Puasa Asyura & Tasu’a
Awalnya, puasa Asyura sempat diwajibkan sebelum datangnya perintah puasa Ramadhan. Setelah itu, puasa Asyura menjadi sunnah muakkadah (sunnah yang dianjurkan). Untuk membedakan dari puasa Yahudi, Rasulullah SAW kemudian menganjurkan untuk menambahkan puasa di hari ke-9 (Tasu’a) atau hari ke-11 Muharram.
Baca Juga: Tradisi Pawai Obor Tahun Baru Islam 1 Muharram, Penuh Makna dan Kebersamaan
Keutamaan Puasa Asyura & Tasu’a
- Menghapus dosa setahun yang lalu: Rasulullah SAW bersabda, "Puasa Asyura dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lalu" (HR. Muslim).
- Ditunaikan oleh Rasulullah bahkan sebelum hijrah ke Madinah.
- Merupakan syariat para nabi terdahulu seperti Musa dan Ibrahim.
- Menjadi pembeda dari kaum Yahudi, dengan menambahkan puasa Tasu’a sebagaimana anjuran Rasulullah SAW.
Jadwal Puasa Asyura & Tasu’a 2025 (1447 H)
Berikut adalah jadwal pelaksanaan puasa sunnah Tasu’a dan Asyura dari berbagai versi kalender:
Versi Pemerintah (Kemenag RI):
- 1 Muharram 1447 H: Jumat, 27 Juni 2025
- 9 Muharram (Tasu’a): Sabtu, 5 Juli 2025
- 10 Muharram (Asyura): Minggu, 6 Juli 2025
Versi Muhammadiyah:
- 1 Muharram 1447 H: Kamis, 26 Juni 2025
- 9 Muharram: Jumat, 4 Juli 2025
- 10 Muharram: Sabtu, 5 Juli 2025
Versi NU:
- 1 Muharram 1447 H: Jumat, 27 Juni 2025
- 9 Muharram: Sabtu, 5 Juli 2025
- 10 Muharram: Minggu, 6 Juli 2025
Baca Juga: KDM Sambut Positif Geliat Bandara Husein Sastranegara, Susi Air Buka Rute Bandung-Yogyakarta
Bacaan Niat Puasa Tasu’a dan Asyura
Niat Puasa Tasu’a (9 Muharram):
Nawaitu shauma yauma tasu'ata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
"Saya berniat puasa Tasu’a sunnah karena Allah Ta’ala."
Niat Puasa Asyura (10 Muharram):
Nawaitu shauma yauma ‘âsyûrâ’a sunnatan lillâhi ta’âlâ.
"Saya berniat puasa Asyura sunnah karena Allah Ta’ala."
Puasa Asyura dan Tasu’a bukanlah tradisi asing, melainkan ibadah sunnah yang penuh keutamaan dan telah dijalankan oleh Rasulullah SAW sejak di Mekah. Menunaikannya menjadi bentuk syukur, cinta, dan teladan atas perjuangan para nabi. Catat tanggalnya dan persiapkan diri untuk meraih keutamaannya di bulan Muharram 1447 H.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Makanan Fermentasi yang Baik untuk Kesehatan Usus dan Pencernaan
Sumber: Nu,Muhammadiyah, baznas