Desa Wisata Hanjeli Disorot UNESCO, Tawarkan Peradaban dari Akar Rumput Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Kamis 03 Jul 2025, 10:33 WIB
Desa Wisata Hanjeli Disorot UNESCO, Tawarkan Peradaban dari Akar Rumput Sukabumi

Dua evaluator UNESCO, Zhang Chenggong dari Tiongkok dan Bojan Rezun dari Slovenia, berkunjung ke Desa Wisata Hanjeli, Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Desa Wisata Hanjeli di Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, menjadi salah satu titik sorotan dalam kunjungan evaluator UNESCO untuk proses revalidasi Geopark Ciletuh-Palabuhanratu tahun 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari evaluasi empat tahunan yang menjadi kewajiban bagi setiap kawasan yang telah ditetapkan sebagai jaringan UNESCO Global Geopark (UGGp).

Dari total 12 lokasi unggulan di kawasan Ciletuh-Palabuhanratu, salah satunya Desa Wisata Hanjeli yang dikunjungi oleh dua evaluator internasional, Zhang Chenggong dari Tiongkok dan Bojan Rezun dari Slovenia. Keduanya mengamati langsung bagaimana Desa Wisata Hanjeli mempraktikkan prinsip-prinsip geopark berbasis Sustainable Development Goals (SDGs).

Asep Hidayat, Owner Desa Wisata Hanjeli, menjelaskan bahwa desa ini tidak hanya berfokus pada mendukung suksesnya revalidasi Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, namun juga membangun sebuah gagasan besar yang lahir dari akar rumput, khususnya dari masyarakat pedesaan.

"Desa Wisata Hanjeli bukan sekadar mendukung revalidasi, tetapi kami ingin membangun sebuah peradaban, menciptakan gagasan yang lahir dari anak pelosok desa. Ini tentang keberdayaan lokal, konservasi, edukasi, dan pemberdayaan perempuan. Semuanya sejalan dengan kriteria SDGs yang merupakan komitmen global untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan. Melalui kerja sama internasional dan upaya kolektif, diharapkan dapat tercapai demi kesejahteraan generasi sekarang dan akan datang," ujar Asep, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga: Evaluator UNESCO di Sentra Opak Surade, Melihat Pemberdayaan IKM di Sukabumi

Dalam kunjungan tersebut, kedua asesor UNESCO terlibat langsung dalam berbagai kegiatan lokal seperti belajar menanam hanjeli di ladang, panen hanjeli, menumbuk dan menampi hanjeli, hingga membuat olahan tradisional seperti dodol dan rengginang hanjeli. Mereka juga menyaksikan pembuatan aksesori dari hanjeli, melihat langsung fasilitas homestay, Rumah Baca Sauyunan, dan hasil kreativitas pemuda lokal dalam mengolah bambu.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Badan Pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi, akademisi Prof. Mega, unsur Muspika Waluran, aparat TNI, dan Pemerintah Desa Waluran Mandiri.

Kunjungan ini menjadi momentum penting, tidak hanya bagi Desa Wisata Hanjeli, tetapi juga bagi kelanjutan status Ciletuh-Palabuhanratu sebagai bagian dari jaringan geopark dunia.

Berita Terkait
Berita Terkini