Tradisi Pawai Obor Tahun Baru Islam 1 Muharram, Penuh Makna dan Kebersamaan

Sukabumiupdate.com
Kamis 26 Jun 2025, 16:00 WIB
Tradisi Pawai Obor Tahun Baru Islam 1 Muharram, Penuh Makna dan Kebersamaan

Pawai obor dalam Tahun Baru Islam bukan sekadar tradisi, tapi wujud syukur, kebersamaan, dan semangat hijrah. (Sumber : Instagram/@idris.prasetiawan)

SUKABUMIUPDATE.com - Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1447 H adalah momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ini bukan hanya sebagai penanda dimulainya kalender Hijriah, melainkan refleksi diri dan renungan akan peristiwa penting hijrahnya Baginda Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekkah ke Madinah.

Dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, umat Muslim khususnya di Indonesia biasanya akan merayakan tradisi seperti pengajian, tabligh akbar hingga pawai obor. Kegiatan ini merupakan bentuk simbolis menyambut kalender hijriah.

Namun tradisi yang menarik dan setiap tahunnya selalu ditunggu-tunggu adalah pawai obor. Dimana orang-orang akan berkumpul dan berjalan sambil membawa obor yang menyala dengan melantunkan shalawat nabi.

Pawai Obor Tradisi Tahun Baru Islam 1 Muharram 

Pawai obor pada dasarnya adalah tradisi yang sering dilakukan di banyak daerah di Indonesia. Bahkan, di daerah-daerah tersebut memiliki ciri khas dan penamaannya tersendiri. Pawai obor juga sering dilakukan saat menyambut Bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri.

Berdasarkan penelitian oleh Gilang Risky Maulana dkk (2022), berjudul “Tradisi Pawai Obor Dalam Memperingati Tahun Baru Islam Di Kabupaten Purwakarta,” Pawai obor termasuk bagian dari budaya Islam yang diIslamisasikan dan menjadi kegiatan yang dilakukan dalam menyambut hari-hari besar Islam. 

Dari pandangan Islam, tradisi pawai obor ini merupakan wujud dari kegembiraan masyarakat agama Islam dalam memperingati tahun baru Islam. Sementara dari penelitian lain yang dilakukan oleh Maemunah (2019) menyebutkan Tujuan dan manfaat pawai obor yaitu menjadikan ajang silaturahmi sekaligus memperingati Hari Besar Islam 1 Muharram dengan menggandeng para santri sekaligus generasi muda dalam mempererat kebersamaan serta meraih kedamaian menyambut perayaan Hari Besar Islam.

Tradisi pawai obor bukan sekadar tradisi untuk bersenang-senang, tetapi juga memiliki makna sosial yang mendalam. Kegiatan ini mempererat tali silaturahmi dan menumbuhkan semangat kebersamaan di tengah masyarakat, sehingga menciptakan suasana hidup yang rukun dan harmonis.

Selain itu, pawai obor juga menjadi bagian dari syiar Islam. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk menyambut 1 Muharram atau Tahun Baru Islam, dengan tujuan mengagungkan nama Allah dan mengenang semangat hijrah Nabi Muhammad SAW. Filosofi pawai obor merefleksikan perjuangan Rasulullah bersama kaum muslimin ketika hijrah dari Mekkah ke Madinah, sebagai simbol semangat perubahan dan awal yang lebih baik.

Pelajar hingga anak-anak mengikuti pawai obor menyambut HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (16/8/2024) malam.Ilustrasi Pawai Obor. | SU/Ilyas.

Sejarah Tradisi Pawai Obor

Penelitian yang dilakukan oleh Ridianto (2023) tentang “Nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi pawai obor 1 muharram” Bahwa sejak tahun 1940 tradisi pawai obor ini sudah ada dan terus dilestarikan hingga saat ini. 

Tradisi pawai obor ini merupakan salah satu kekayaan adat istiadat daerah sunda yang sudah menjadi kebiasaan adat istiadat masyarakat kebudayaan sunda sebagai tradisi kebudayaan nusantara setiap tahun pada malam ke-1 Muharram atau biasa juga dikenal dengan tahun baru Islam. 

Pawai obor tradisional merupakan salah satu warisan budaya Sunda yang masih lestari hingga kini. Tradisi ini dilaksanakan sebagai upaya menjaga ukhuwah Islamiyah serta mempererat tali silaturahmi antarwarga, tanpa memandang suku atau latar belakang. Nilai-nilai sosial dalam kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang tenteram, baik secara lahir maupun batin.

Pawai obor sendiri adalah kegiatan arak-arakan masyarakat yang berjalan mengelilingi jalan-jalan utama sambil mengenakan busana muslim dan membawa obor berbahan bambu. Biasanya, rombongan ini diiringi tabuhan rabana atau gendang, menambah semarak suasana malam.

Sambil berjalan, peserta pawai bersama-sama melantunkan salawat dan puji-pujian kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur karena masih diberi umur untuk menyambut tahun baru Hijriyah. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada malam 1 Muharram.

Tradisi pawai obor bersifat terbuka untuk siapa saja, tanpa batasan usia maupun gender. Anak-anak, remaja, hingga orang tua, baik laki-laki maupun perempuan, dapat ikut serta dalam kegiatan ini. Hal ini mencerminkan bahwa pawai obor merupakan sarana yang sangat efektif untuk mempererat kebersamaan di tengah masyarakat.

Selain memperkuat tali silaturahmi, kegiatan ini juga mengandung nilai-nilai positif lainnya, seperti semangat gotong royong. Mulai dari proses pembuatan obor bambu, persiapan perlengkapan, hingga pelaksanaan pawai, semua dilakukan bersama-sama. Tak hanya itu, antusiasme masyarakat yang tinggi dalam menyambut tradisi ini setiap tahunnya menunjukkan kuatnya rasa kebersamaan dan semangat kolektif yang tumbuh di masyarakat.

Berita Terkait
Berita Terkini