Hasil kajian sementara menyebut arena jejak gempabumi purba di Lembursitu ini memiliki karakteristik sebagai zona depresi yang dibatasi sesar mendatar sisi barat dan timur, terkait dengan perbukitan memanjang arah barat dan timur di bagian utara dan selatan, serta hasil tangkapan citra satelit, menunjukkan jika arena tersebut jenuh dengan ari dan tersusun material tidak kompak (endapan sedimen alluvium)
“Lokasinya di lahan pertanian, ada pemukiman tapi tidak terlalu banyak. Dengan karakteristik seperti itu, zona di kawasan Cikundul Lembursitu ini rawan dengan guncangan gempabumi,” tegasnya.
Baca Juga: Skenario Gempa Sesar Cimandiri Menurut BMKG, Magnitudo 6,7 Untuk Wilayah Sukabumi
Di lokasi ini PSG Badan Geologi juga menemukan fosil arang kayu di singkapan sesar cimandiri (lapisan batuan) untuk diteliti lebih lanjut. “Untuk mencari tahu penentuan umur dan menjelaskan tingkat keaktifan dari sesar Cimandiri,” sambung Eka.
Dalam forum bersama perangkat daerah yang dihadiri Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi ini, PSG Badan Geologi memberikan rekomendasi yang bersifat general kepada pemkot Sukabumi. “Artinya kami memberikan informasi untuk memperkuat mitigasi kebencanaan, khususnya di wilayah Sukabumi,” pungkas Eka.
Terkait informasi ini, Kepala Bappeda Kota Sukabumi, Reni Rosyida Muthmainnah menegaskan bahwa penting bagi pemerintah daerah menyiapkan langkah-langkah mitigasi berdasarkan data awal dari badan geologi ini.
Baca Juga: Termasuk Sesar Cimandiri, BMKG Ungkap Wilayah Indonesia Berpotensi Alami Gempa Besar
“Walaupun masih hasil kajian awal, kita akan menyelaraskan perencanaan pembangunan dan kegiatan di Kota Sukabumi di masa mendatang, dengan data-data potensi kebencanaan terutama terkait keberadaan sesar cimandiri,” ucapnya kepada awak media.
Kota Sukabumi sambung Reni, hasil kajian-kajian ini akan menjadi bahan utama diskusi forum penanganan bencana daerah, untuk mendorong lahirnya program dan kebijakan yang berorientasi mitigasi dan pengurangan resiko bencana.