<!-- [if gte mso 9]><xml>
SUKABUMIUPDATE.com - Permasalahan sejumlah produk ikan makarel kalengan yang ditemukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengandung cacing parasit dinilai harus menjadi momentum peningkatan keamanan pangan oleh berbagai pihak. "Keamanan pangan di masyarakat kita masih sangat rentan. Merek-merek yang ditarik itu kan merek-merek populer yang sudah lama beredar, tapi baru sekarang ditemukan cacing. Ini persoalannya," kata Anggota Komisi IX DPR RI Ahmad Zainuddin seperti dikutip dari rilisnya, Selasa, 3 April 2018. Menurut politikus PKS itu, penemuan kasus tersebut juga menunjukkan sistem pengawasan di hulu selama ini tidak berjalan optimal. Sehingga sistem impor produk makanan harus dievaluasi agar produk makanan bermasalah tidak sampai masuk beredar di masyarakat. Zainuddin mempersoalkan, mengapa temuan itu terjadi pada produk yang sebenarnya mendapatkan kelulusan dari sejumlah institusi termasuk BPOM, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Perdagangan. Ia juga menyebutkan pentingnya penguatan koordinasi BPOM dengan kementerian atau institusi yang terlibat dalam perdagangan impor produk makanan sehingga sistem pengawasan total dari hulu ke hilir juga dapat lebih dioptimalkan. Sejumlah pemda telah meningkatkan kewaspadaan terkait hal tersebut, seperti Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi sementara ikan kaleng jenis sarden atau makarel kaleng. Pasalnya, telah beredar informasi bahwa terdapat cacing di dalam kemasan itu. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, membentuk tim pemantau peredaran produk makanan dari ikan dalam kaleng atau makarel yang mengandung parasit cacing di daerah itu. "Kita sudah minta Perindag untuk turun ke lapangan, saat ini mereka sudah membentuk tim yang beranggotakan beberapa staf yang akan melakukan pengecekan di setiap warung-warung yang menjual produk makanan dalam kaleng yang mengandung cacing," kata Sekda Kabupaten Rejang Lebong, RA Denni di Rejang Lebong, Senin, 2 April 2018. Adapun Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Sulawesi Selatan meminta distributor menarik ikan kaleng yang berparasit. Selaras dengan itu, BBPOM Sumatera Barat juga memantau peredaran 27 merek produk ikan dalam kaleng yang terindikasi mengandung cacing. Sebelumnya, BPOM RI telah melakukan sampling dan pengujian terhadap produk ikan dalam kaleng lainnya yang beredar di seluruh Indonesia, guna memastikan adanya dugaan cacing dalam ikan kemasan kaleng. Sampai 28 Maret, BPOM melakukan sampling dan pengujian terhadap 541 sampel ikan dalam kemasan kaleng yang terdiri dari 66 merek. Hasil pengujian menunjukkan 27 merek (138 bets) makarel kalengan itu positif mengandung parasit cacing, terdiri dari 16 merek produk impor dan 11 merek produk dalam negeri. Dominasi produk yang mengandung parasit cacing adalah produk impor. Diketahui bahwa produk dalam negeri bahan bakunya juga berasal dari luar negeri. Sumber: Tempo

Makarel Kaleng Bercacing, Pengawasan Produk di Hulu Dipertanyakan

Editor :
Tags :
Berita Terkini
Isu Subsidi LPG Dipangkas, Disdagin: Belum Ada Informasi Resmi, HET di Sukabumi Stabil
Produk 07 Jul 2025, 13:22 WIB

Gempa Dangkal M5,1 di Laut Selatan Pangandaran, Simak Himbauan BMKG
Jawa Barat 07 Jul 2025, 13:21 WIB

5 Universitas Lulusannya Banyak Bekerja di BUMN, Impian Banyak Orang!
Inspirasi 07 Jul 2025, 13:00 WIB

Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja: Dugaan Korban TPPO Kamboja Sempat Pulang Ke Sukabumi
Sukabumi 07 Jul 2025, 12:50 WIB

Persib Kalah di Laga Perdana Piala Presiden 2025, Jupe Alami Patah Tulang Rusuk!
Bola 07 Jul 2025, 12:00 WIB

Gagal Menuju Piala Asia 2026, Timnas Wanita Indonesia Bersuara Soal Liga Putri Nasional
Bola 07 Jul 2025, 11:59 WIB

Menurut Studi, Mencuci Piring dengan Mindful Bikin Rileks dan Bisa Hilangkan Stres
Science 07 Jul 2025, 11:30 WIB

Itu Penjara! Perhimpunan Pendidikan dan Guru Tolak Aturan 50 Murid per Kelas di Jabar
Jawa Barat 07 Jul 2025, 11:26 WIB

PGRI Punya Ketua Baru, Disdik Kabupaten Sukabumi Dorong Kolaborasi Lebih Erat
Sukabumi 07 Jul 2025, 11:12 WIB

Mitos dan Fakta tentang Skincare: Mana yang Benar, Mana yang Hanya Marketing?
Kecantikan 07 Jul 2025, 11:00 WIB

Satu Malam, Banyak Bencana: BPBD Catat Sukabumi Diterjang Longsor hingga Pohon Tumbang
Sukabumi 07 Jul 2025, 10:32 WIB

Piala Presiden 2025, KDM: Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Jadi Hiburan bagi Pelajar
Jawa Barat 07 Jul 2025, 10:10 WIB

Menanti Janji di Tanah Bergerak, Kisah Warga Jampangtengah Sukabumi yang Terlupakan
Sukabumi 07 Jul 2025, 09:46 WIB

5 Buah Kaya Kalium yang Dapat Membantu Menurunkan Tekanan Darah
Sehat 07 Jul 2025, 09:00 WIB

Resep Wedang Jahe, Minuman Hangat yang Pas Dinikmati Saat Cuaca Dingin
Kuliner 07 Jul 2025, 07:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 7 Juli 2025, Sukabumi Potensi Hujan Siang hingga Malam
Science 07 Jul 2025, 06:00 WIB

Refly Harun Murka ke Anggota DPR yang Sebut Pengkritik Ijazah Jokowi Harus Ditangkap
Nasional 06 Jul 2025, 22:19 WIB

Gebyar Muharram 1447 H, Pemkot dan DKM Masjid Agung Gelar Islamic Book Fair Kota Sukabumi
Sukabumi 06 Jul 2025, 21:45 WIB

Ke-14 Kali, Karyawan PT Indolakto Cicurug 1 Sukabumi Santuni 1.209 Anak Yatim dalam Baksos Tahunan
Sukabumi 06 Jul 2025, 21:00 WIB

Hujan Deras Picu Banjir dan Longsor di Parakansalak Sukabumi, 44 Jiwa Terdampak
Sukabumi 06 Jul 2025, 20:05 WIB
