Kondisi Terkini Remaja Korban Amuk Massa di Cikidang Sukabumi, Keluarga: Proses Hukum Berlanjut

Sukabumiupdate.com
Senin 11 Agu 2025, 18:17 WIB
Kondisi Terkini Remaja Korban Amuk Massa di Cikidang Sukabumi, Keluarga: Proses Hukum Berlanjut

Kondisi terkini GS (16 tahun), remaja korban amuk massa di Cikidang Kabupaten Sukabumi | Foto SU/Ilyas Supendi

SUKABUMIUPDATE.com - Tiga hari pasca insiden persekusi, kondisi GS (16 tahun), remaja asal Kampung Tipar, Desa Cikiray, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, masih memprihatinkan. Lebam di wajah, luka di kepala, dan penglihatan kabur masih ia rasakan.

Peristiwa persekusi terjadi pada Jumat, 8 Agustus 2025 dini hari, ketika GS hendak mengantarkan dompet dan KTP milik ayahnya, Nandin Sallahudin (43 tahun), yang akan bekerja ke Kepulauan Seribu, Jakarta.

"Kondisinya sekarang penglihatan masih kabur, kepala pusing, dan di wajah masih ada bengkak. Kena pukulan benda atau apa gak tahu ya karena belum tahu di pukulnya pakai apa. Kalau melihat kayak gini saya sebagai ayahnya sangat was-was juga seperti itu kalau melihat kondisi anak," Kata Nandin saat ditemui dirumahnya, Senin (11/8/2025).

Nandin berharap anaknya bisa mendapatkan perawatan terbaik, sebab kondisi ekonomi keluarganya serba pas-pasan. "Kalau BPJS ada sudah di cek aktif, tapi saya minta yang terbaik untuk pengobatannya. Saya kerja serabutan, kadang ada kerjaan kadang nggak, kadang sampai berbulan-bulan nganggur. Rumah yang ditempati ini pun rumah orang tua saya," ujarnya.

Baca Juga: Terseret Kasus CSR BI, Akademisi Sukabumi Nilai Heri Gunawan Korban Lemahnya Regulasi

Ia juga menegaskan bahwa proses hukum dalam kasus yang menimpa anaknya akan terus berjalan hingga tuntas. "Untuk kasusnya sendiri mungkin kita lanjut. Selama ini saya berjuang untuk anak saya, dan sekarang anak saya seperti ini. Pokoknya sampai manapun akan saya perjuangkan," tegasnya.

GS sendiri kini duduk di bangku kelas 2 SMA dan terpaksa absen sekolah karena kondisinya saat ini. "Dari pihak sekolah guru (GS) alhamdulillah semuanya pada datang menjenguk," tambahnya.

Terpisah, Kasatreskrim Polres Sukabum Iptu Hartono mengatakan penyelidikan perkara ini tengah berjalan dan pihaknya akan menempuh prosedur sesuai standar operasional. "Pelaku sudah terdeteksi karena satu kedusunan. Kita jalankan sesuai SOP hari ini, biar upaya yang dilakukan Kanit maksimal dulu," kata dia kepada wartawan pada Senin (11/8/2025).

Kronologi kejadian

GS yang beralamat di Kampung Tipar, Desa Cikiray, Kecamatan Cikidang, menjadi korban persekusi pada 8 Agustus 2025 dini hari WIB. Ia diamuk massa karena dituduh mencuri sepeda motor. Padahal kala itu GS sedang mengantar dompet ayahnya yang tertinggal di rumah. Sebelum kejadian, GS mengantar ayahnya bekerja ke Kepulauan Seribu, berangkat dari Terminal Pajagan, Cikidang. Namun sang ayah lupa membawa dompet dan KTP, sehingga ia diminta pulang untuk mengambilnya.

Baca Juga: Alasan BMPS Kota Sukabumi Gugat Kebijakan KDM Menambah Rombel Sekolah Negeri

“Jam 03.15 saya mengantar ayah kerja ke Terminal Pajagan. Pas perjalanan pulang, tiba-tiba ada dua orang, satu bawa mobil, satu lagi jalan kaki. Mobil itu seperti mau menyerempet saya. Saya tancap gas, tapi yang jalan kaki teriak ‘tewak!’ (tangkap). Di depan sudah ada dua orang menunggu, satu bawa gantar bambu,” kata GS.

Ia kemudian berhenti dan langsung dimaki. Meski sudah menjelaskan bahwa dirinya hanya ingin mengantar dompet dan KTP, penjelasannya diabaikan. Motor yang ia bawa diseret hingga terjatuh, lalu dirinya dipukuli. “Mereka tanya, apakah saya teman yang nyolong motor. Saya jawab tidak kenal. Tapi mereka tetap memukul berkali-kali. Mereka bilang, ‘Mau anak siapa pun, mau anak jenderal juga, pokoknya kamu dibunuh!’,” ungkapnya.

GS mengaku diseret ke dekat lokasi yang ada pom mini, diikat, lalu dipukul sambil diancam akan dibunuh. "Saya sempat bilang lagi, ‘Pak, saya mau antar dompet, ayah mau kerja ke pulau’. Enggak ada yang percaya. Malah saya dipukul lagi. Mereka bilang, kalau saya enggak mengaku, saya mau dibunuh di depan bapak,” ujar dia.

Berita Terkait
Berita Terkini