Polisi Kantongi Identitas Pelaku! Kasus Remaja Korban Amuk Massa di Cikidang Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Senin 11 Agu 2025, 15:35 WIB
Polisi Kantongi Identitas Pelaku! Kasus Remaja Korban Amuk Massa di Cikidang Sukabumi

Ruang Unit PPA Satreskrim Polres Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi

SUKABUMIUPDATE.com - Kasus persekusi yang dialami GS (16 tahun), remaja asal Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, menjadi perhatian serius aparat penegak hukum. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukabumi telah mengantongi identitas para pelaku yang diduga masih satu kedusunan dengan korban.

Kasatreskrim Polres Sukabum Iptu Hartono mengatakan penyelidikan perkara ini tengah berjalan dan pihaknya akan menempuh prosedur sesuai standar operasional. "Pelaku sudah terdeteksi karena satu kedusunan. Kita jalankan sesuai SOP hari ini, biar upaya yang dilakukan Kanit maksimal dulu," kata dia kepada wartawan pada Senin (11/8/2025).

GS yang beralamat di Kampung Tipar, Desa Cikiray, Kecamatan Cikidang, menjadi korban persekusi pada 8 Agustus 2025 dini hari WIB. Ia diamuk massa karena dituduh mencuri sepeda motor. Padahal kala itu GS sedang mengantar dompet ayahnya yang tertinggal di rumah. Sebelum kejadian, GS mengantar ayahnya bekerja ke Kepulauan Seribu, berangkat dari Terminal Pajagan, Cikidang. Namun sang ayah lupa membawa dompet dan KTP, sehingga ia diminta pulang untuk mengambilnya.

Tangkapan layar rekaman video G diduga dipersekusi di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, pada 8 Agustus 2025. | Foto: IstimewaTangkapan layar rekaman video GS diduga dipersekusi di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, pada 8 Agustus 2025. | Foto: Istimewa

Baca Juga: Ungkap Pelaku Utama, Sadis! Kesaksian Remaja Korban Amuk Massa di Cikidang Sukabumi

“Jam 03.15 saya mengantar ayah kerja ke Terminal Pajagan. Pas perjalanan pulang, tiba-tiba ada dua orang, satu bawa mobil, satu lagi jalan kaki. Mobil itu seperti mau menyerempet saya. Saya tancap gas, tapi yang jalan kaki teriak ‘tewak!’ (tangkap). Di depan sudah ada dua orang menunggu, satu bawa gantar bambu,” kata GS.

Ia kemudian berhenti dan langsung dimaki. Meski sudah menjelaskan bahwa dirinya hanya ingin mengantar dompet dan KTP, penjelasannya diabaikan. Motor yang ia bawa diseret hingga terjatuh, lalu dirinya dipukuli. “Mereka tanya, apakah saya teman yang nyolong motor. Saya jawab tidak kenal. Tapi mereka tetap memukul berkali-kali. Mereka bilang, ‘Mau anak siapa pun, mau anak jenderal juga, pokoknya kamu dibunuh!’,” ungkapnya.

GS mengaku diseret ke dekat lokasi yang ada pom mini, diikat, lalu dipukul sambil diancam akan dibunuh. "Saya sempat bilang lagi, ‘Pak, saya mau antar dompet, ayah mau kerja ke pulau’. Enggak ada yang percaya. Malah saya dipukul lagi. Mereka bilang, kalau saya enggak mengaku, saya mau dibunuh di depan bapak,” ujar dia.

Penganiayaan semakin brutal. GS mengaku jaketnya robek akibat tarikan, tubuhnya lebam, dan ia disiram air got hingga lukanya terasa perih. "Sudah mah luka disiram pakai air got itu otomatis luka saya perih. Sudah disiram saya juga dipukuli lagi," kata GS.

Berita Terkait
Berita Terkini