SUKABUMIUPDATE.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi mengumumkan kondisi darurat ketersediaan darah. Per Kamis (17/7/2025), stok darah yang tersedia kurang dari 15 kantong, padahal kebutuhan bulanan mencapai 1.850 hingga 2.000 kantong.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Donor PMI Kota Sukabumi, Zanuar Ahmad Hikmah. Menurutnya, kondisi darurat ini terjadi karena permintaan dari rumah sakit meningkat, namun stok darah yang tersedia sangat terbatas.
“Iya memang untuk saat ini stok darah di kita sangat tipis. Dari rumah sakit juga banyak permintaan yang tidak terpenuhi,” ujar Zanuar kepada sukabumiupdate.com.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah berupaya memenuhi kebutuhan darah melalui kegiatan donor menggunakan mobil unit PMI, namun hasilnya masih jauh dari target.
“Sebenarnya kita sudah berjuang. PMI itu mobile unit-nya banyak dari kemarin, tapi jumlah yang didapatkan memang tidak sesuai dengan yang diharapkan,” ungkapnya.
Baca Juga: Guru ASN Bakal Ditugaskan di Sekolah Swasta Mulai November 2025, Ini Mekanismenya
Saat ini, kata dia, stok darah untuk semua golongan tersisa kurang dari 15 kantong. Oleh karena itu pihaknya mengajak warga Kota Sukabumi untuk mendonorkan darahnya.
“Yang donor itu sebenarnya selalu ada, tapi yang jadi kekhawatiran kami adalah kebutuhan pasien di rumah sakit yang membutuhkan darah segera,” tuturnya.
Zanuar menyebut, meski pada bulan-bulan sebelumnya kebutuhan darah masih bisa terpenuhi, khusus di bulan ini terjadi kekurangan cukup signifikan. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kesadaran masyarakat untuk rutin mendonorkan darah.
“Kesadaran donornya sendiri masih kurang. Dalam hal ini kami juga mengajak warga untuk melakukan donor darah sebagai bentuk kepedulian,” terangnya.
Baca Juga: Oknum Kepala Madrasah Tersangka Pelaku Asusila Resmi Ditahan Polres Sukabumi
Menurut dia, PMI biasanya memperoleh sekitar 50 kantong darah dalam satu kegiatan donor di Kota Sukabumi. Namun, di luar kota, jumlah itu bisa mencapai dua kali lipat.
“Untuk kegiatan di Sukabumi itu masih belum bisa menutupi kebutuhan stok darah kita. Makanya, untuk memenuhi kebutuhan itu kita sampai cari ke luar kota juga,” terangnya.
"Kebutuhan kita itu 1.850 sampai 2.000 kantong per bulannya. Kalau untuk penyerapannya sendiri sebetulnya bulan bulan kemarin selalu terpenuhi cuman khusus di bulan ini kita kekurangan," tambahnya.
Zanuar menuturkan, pendonor biasanya berasal dari instansi pemerintah, perusahaan, dan sekolah. Namun, kegiatan donor di tempat-tempat tersebut umumnya hanya digelar pada momen-momen tertentu seperti hari besar nasional, sehingga tidak cukup untuk menjaga ketersediaan darah secara rutin.
“Dalam hal ini memang kenapa disebut darurat ya memang kondisinya seperti itu. Makanya kami mengajak masyarakat untuk mendonor,” tandasnya.