Penyebab Longsor Bojonggenteng, BPBD Sukabumi: Kontur Tebing Ekstrem dan Hujan Berkepanjangan

Sukabumiupdate.com
Kamis 10 Jul 2025, 11:26 WIB
Penyebab Longsor Bojonggenteng, BPBD Sukabumi: Kontur Tebing Ekstrem dan Hujan Berkepanjangan

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Solihin Abidarda di sekitar lokasi longsor di Desa/Kecamatan Bojonggenteng. | Foto: SU/Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi merespons cepat longsor di Kampung Babakan RT 17/06 Desa Bojonggenteng, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, pada Rabu dini hari (9/7/2025).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Solihin Abidarda menyebut longsor terjadi akibat hujan intensitas sedang namun berdurasi panjang, yang terjadi sejak hari sebelumnya dan merata di sebagian besar Sukabumi, terutama wilayah utara.

"Curah hujan intensitasnya sedang, tapi durasinya panjang. Ini mempercepat potensi longsoran, apalagi ditambah dengan kontur tebing yang hampir 90 derajat dan ketinggian sekitar 14 meter. Panjang mahkotanya sekitar 3,5 meter," ujar Solihin kepada sukabumiupdate.com di lokasi.

Menurutnya, kemiringan tebing yang ekstrem dan beban di bagian atas, seperti pohon-pohon besar, turut mempercepat terjadinya longsoran. Adapun terkait proses evakuasi, Solihin mengatakan penanganan dilakukan secara gotong royong oleh berbagai pihak.

"Sudah koordinasi untuk membantu membersihkan material longsoran tanah merah, dari unsur desa, Tagana Dinsos, P2BK BPBD, relawan, dan Karang Taruna," katanya.

Baca Juga: Tragedi Longsor Sukabumi: Dikenal Pendiam, Kini Ibrahim Pergi Sebelum Sempat Daftar Sekolah

Ia menjelaskan, meski longsoran tidak menimbun seluruh rumah, tetapi tembok bagian belakang dua ruangan rumah ambruk. "Korban mungkin tertimbun tembok atau tanah. Tapi informasi, yang satu korban selamat bisa melindungi diri dengan selimut, sehingga proses evakuasi tidak terlalu menyulitkan," jelas Solihin.

Data sementara mencatat, lima rumah terancam dampak longsor. "Lima rumah terancam, termasuk satu warung di ujung, karena banjir dari sungai juga," ujarnya.

Korban dalam kejadian ini adalah Ibrahim (13 tahun) yang meninggal dan Said (8 tahun) dilarikan ke rumah sakit dan masih dalam penanganan. “Kami atas nama pribadi dan kedinasan menyampaikan belasungkawa. Semoga yang meninggal diterima iman Islamnya oleh Yang Maha Kuasa, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran,” kata Solihin.

BPBD juga sedang melakukan asesmen dan akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) terkait penyaluran bantuan. "Karena BPBD tidak menyediakan logistik natura, akan kami komunikasikan dengan Dinsos apakah ada bantuan natura yang bisa dikirimkan," lanjutnya.

Menurut Solihin, kondisi di lokasi longsor sudah kondusif. "Warga tidak terganggu aktivitasnya secara umum. Hanya keluarga korban yang masih dalam suasana duka," ujarnya.

Untuk jangka panjang, Solihin menyebut mitigasi harus segera direncanakan, termasuk kemungkinan membangun Tembok Penahan Tanah (TPT) atau terasering di lokasi. "Pak Kades sudah menyampaikan akan menggunakan dana desa untuk penanganan jangka panjang. Karena menurut laporan, bukan hanya titik ini yang rawan, ada satu RT lain dengan kondisi yang sama," ungkapnya.

Ia juga mengimbau warga yang tinggal di dekat tebing agar waspada terhadap potensi longsor susulan. “Masih musim kemarau basah. Ada potensi hujan beberapa hari berturut-turut yang bisa memicu longsor lagi. Harapannya, warga bisa ikut melakukan mitigasi mandiri, dan jika memungkinkan, dipindahkan ke lokasi yang lebih aman,” kata dia. (ADV)

Berita Terkait
Berita Terkini