Banjir di Parakansalak Sukabumi, Kades Bojongasih Bantah Disebabkan Pekerjaan Lapang

Sukabumiupdate.com
Senin 07 Jul 2025, 19:43 WIB
Banjir di Parakansalak Sukabumi, Kades Bojongasih Bantah Disebabkan Pekerjaan Lapang

Kerja bakti warga membuat penahan tanah lapang dari karung di Bojongasih, Parakansalak, Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Informasi yang menyebut proyek pembangunan lapang menjadi penyebab banjir di Desa Bojongasih, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, ditepis langsung oleh Kepala Desa Bojongasih, Heri Suheri. Ia menegaskan bahwa banjir yang terjadi akibat hujan deras yang melanda kawasan Parakansalak pada Sabtu malam (5/7/2025).

“Kondisinya untuk sementara ini udah membaik, dari kemarin juga sebenarnya tidak ada dampak kerusakan ke rumah. Hanya air aja, karena itu musibah alam bukan musibah kesengajaan,” ujar Heri kepada sukabumiupdate.com, Senin (7/7/2025).

Heri menegaskan, banjir yang terjadi tidak hanya di wilayah Desa Bojongasih, melainkan juga di desa-desa lain. Di Bojongasih sendiri, air hanya masuk ke beberapa rumah dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Baca Juga: Forum CSR Sukabumi, Disperkim Dorong Peran Perusahaan Dukung Program Rutilahu

“Lagian bukan di daerah lapang Desa Bojongasih aja, di desa lain pun sama kebanjiran. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, hanya air masuk ke rumah juga cuma berapa rumah, tidak ada puluhan, paling dua rumah di Kampung Cileungsir,” imbuhnya.

Terkait sumber air, Heri menyebut bahwa air berasal dari luapan banjir di jalan akibat hujan, dan bukan dari area pembangunan lapangan. “Airnya sumbernya dari hujan, berhubung lapang ini dalam masa perbaikan, belum total 100 persen beres, ini masih dalam masa pekerjaan. Cuman kita tiba-tiba ada musibah alam itu aja, itu air (lupasan) dari jalan aja,” jelasnya.

Heri mengungkapkan bahwa pembangunan lapang tersebut merupakan inisiatif murni dari masyarakat. “Latar belakang pembangunan lapang itu hasil swadaya masyarakat, kemauan masyarakat. Kita sebagai pemerintah desa kita ikutin aja, karena itu kita pikir hal positif,” ujarnya.

Baca Juga: Penerima Bansos yang Terindikasi Main Judi Online Terancam Tak Lagi Dapat Bantuan

Sebelumnya, lahan yang sekarang dijadikan lapang merupakan lahan kosong milik PTPN yang dulunya dipakai perusahaan Korea dengan luas sekitar 100 x 50 meter.

“Awalnya lapang itu kosong, daripada ini diaku sama warga dibikin bangunan yang tidak jelas, seperti dibangun ini dan itu. Masyarakat di sini kebetulan anak mudanya khususnya ingin ada lapang, saya bilang silakan aja kalau ingin lapangan. Hanya dengan catatan ini tidak ada uang dari negara, ini harus kerja bakti kita swadaya masyarakat,” kata Heri.

Masyarakat pun antusias bergotong royong siang malam. Untuk mempercepat proses pengerjaan, pihak desa sempat berkoordinasi dengan pemda untuk meminjam alat berat.

“Kita koordinasi ke Pemda, akhirnya kita di-acc ada bantuan alat berat dozer. Untuk solar dan operator dari pribadi saya. Didozer lah itu. Setelah didozer kita kan perlu ada penahan tanah yang didozer itu, kita sama masyarakat lagi berupaya nahan tanah itu pakai karung,” terangnya.

Baca Juga: Dinas Pertanian: Kerjasama Indonesia dan Korsel Bangun Pusat Riset Padi di Sukabumi

Namun, saat hujan deras datang, bagian tanah yang belum diperkuat karung terbawa arus. “Cuman tiba-tiba ada masalah hujan deras itu. Tapi yang pakai karung itu tidak ada masalah, yang belum pakai karung yang kebawa air. Itu air lewat yang ke rumah warga, bukan menggenangi,” tambah Heri.

Untuk mencegah kejadian serupa, masyarakat kembali melakukan kerja bakti. “Ini masyarakat lagi kerja bakti lagi dengan menambah karung yang belum diberikan (dipasang) karung. Mudah-mudahan gak kena bencana lagi,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini