BMKG Ungkap 5 Fakta Gempa Sumedang: Mirip Gempa Cianjur

Kamis 11 Januari 2024, 12:10 WIB
BMKG Ungkap 5 Fakta Gempa Sumedang: Mirip Gempa Cianjur (Sumber : X/infomitigasi)

BMKG Ungkap 5 Fakta Gempa Sumedang: Mirip Gempa Cianjur (Sumber : X/infomitigasi)

SUKABUMIUPDATE.com - Gempa Sumedang Jawa Barat menjadi salah satu berita bencana duka di tahun 2024 ini. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geosifika (BMKG) melalui Pusat Gempabumi dan Tsunami mengungkap sederet fakta terkait Gempa Sumedang.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut Gempa Sumedang termasuk salah satu gempabumi merusak yang melanda Indonesia. Lebih lengkap simak Fakta-Fakta Gempa Sumedang berikut ini!

Fakta Gempa Sumedang

1. Gempa Sumedang adalah Gempa Kerak Dangkal

Fakta Pertama, Gempa Sumedang merupakan jenis gempa ‘kerak dangkal’ (shallow crustal earthquake).  Gempa semacam ini dipicu aktivitas sesar aktif, yang seluruh pelepasan energinya terkonsentrasi pada wilayah lokal. Meskipun magnitudonya relatif kecil 4,8, Gempa Sumadang dapat merusak lebih dari 149 bangunan rumah. 

Selain kedalaman gempanya yang dangkal, episenter gempa kerak dangkal yang terletak di zona tanah lunak dan tebal akan memicu resonansi yang berujung amplifikasi / penguatan gelombang gempa sehingga gempa kerak dangkal dikenal sangat merusak dan mematikan.

Beberapa contoh gempa kerak dangkal adalah Gempa Cianjur 2022 (lebih dari 600 orang Meninggal Dunia-MD), Gempa Yogyakarta 2006 (lebih dari 6000 orang MD), Gempa Turki 2023 (lebih dari 17,000 orang MD), Gempa Sichuan China 2008 (lebih dari 70,000 orang MD). 

Baca Juga: Viral Jokowi Bagi Bansos Dekat Baliho Prabowo-Gibran, Ini Klarifikasi Istana

Gempa Sumedang memberi pelajaran akan pentingnya mitigasi konkrit dengan mewujudkan bangunan dengan struktur kuat dan Rencana Tata Ruang Wilayah yang aman, berbasis risiko gempabumi.

2. Gempa Sumedang Terjadi di Zona Kegempaan Rendah

Fakta Kedua, Gempa Sumedang sebenarnya terjadi di zona kegempaan rendah (low seismicity). Dalam Peta Seismisitas Jawa Barat, tampak bahwa Kota Sumedang tidak terdapat kluster seismisitas mencolok seperti lazimnya di jalur sesar aktif. 

Gempa Sumedang mirip Gempa Kalatoa di Laut Flores M7,4 (2021), Gempa Talamau 2022, dan Gempa Probolinggo M4,1 (2022) yang juga terjadi di zona seismisitas rendah. Gempa Sumedang memberi pesan akan pentingnya mitigasi gempabumi meski di wilayah dengan aktivitas kegempaan rendah.

3. Magnitudo Gempa Sumedang Kecil Tapi Merusak

Fakta Ketiga, Gempa Sumedang memiliki magnitudo kecil tetapi merusak. 

BMKG mencatat sejumlah gempa kerak dangkal dengan magnitudo kecil yang terbukti merusak seperti Gempa Madiun 4,2 (2015), Gempa Pangalengan 4,2 (2016), Gempa Garut 3,7 (2017), Gempa Banjarnegara 4,4 (2018), Gempa Lebak 4,4 (2018), dan Gempa Kuningan-Brebes 4,2 (2020). 

Baca Juga: Pakar: Waspada Gempa Meski Tak Berada di Zona Sesar

Gempa Sumedang memberi pesan kepada kita agar tidak mengabaikan setiap gempa kerak dangkal, meskipun magnitudonya kecil.

4. Gempa Sumedang 2023 Perulangan Gempa 14 Agustus 1955

Fakta Keempat, Gempa Sumedang diduga merupakan perulangan gempa pada 14 Agustus 1955. Jangan melupakan sejarah, dalam seismologi kita mengenal konsep ‘return period’ atau periode ulang gempa, bahwa gempa yang pernah terjadi di suatu tempat, satu saat akan terjadi lagi. 

Gempa Sumedang memberi pesan agar kita mempelajari sejarah gempa masa lalu di daerah kita masing-masing, bisa jadi satu saat gempa akan terjadi lagi menghampiri tempat yang kita anggap aman karena ketidaktahuan akan sejarah gempa merusak masa lalu. 

Periode ulang gempa memberi pesan kepada kita akan pentingnya kesiapsiagaan (preparedness) terhadap bencana gempabumi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

5. Aktivitas Sesar Aktif Gempa Sumedang

Fakta Kelima, Gempa Sumedang dipicu aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan. Dalam hal ini gempa Sumedang mirip Gempa Solok M5,3 (2019), Gempa Ambon M6,5 (2019), Gempa Kalatoa Laut Flores M7,4 (2021), Gempa Ampana Sulawesi Tengah M6,5 (2021), dan Gempa Cianjur M5,6 (2022).

Gempa Sumedang ini menjadi ‘human interest’ terkait nama sesar pembangkit gempa. 

Baca Juga: Dua Rumah Terancam, Hujan Deras Picu Longsor di Kabandungan Sukabumi

Data hiposenter gempa BMKG terelokasi menujukkan kluster seismisitas cenderung berarah Utara-Selatan, melintasi Kota Sumedang. Ini mirip sejulah kota yang dilalui jalur sesar aktif seperti Palu (Sesar Palu-Koro), Sorong (Sesar Sorong), Aceh (Sesar Aceh), Gorontalo (Sesar Gorontalo), Semarang (Sesar Semarang), Lembang (Sesar Lembang) dll., dimana nama sesar aktif merujuk nama tempat yang berisiko sehingga akan memberikan muatan pesan kesiapsiagaan dan edukasi mitigasi gempabumi bagi masyarakat setempat.

Sumber: BMKG

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel30 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Air Rebusan Daun Suji untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 6 Langkahnya

Beberapa penelitian menunjukkan daun suji memiliki efek positif pada pengelolaan kadar gula darah, sehingga dapat membantu dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes.
Ilustrasi - Cara Membuat Air Rebusan Daun Suji untuk Gula Darah. (Sumber : Instagram/@jeanettejuwono)
Science30 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 30 April 2024, Siang Hari Hingga Malam Potensi Diguyur Hujan

Sukabumi dan sekitarnya diprediksi diguyur hujan dari siang hingga malam pada 20 April 2024.
Ilustrasi Hujan. Sukabumi dan sekitarnya diprediksi diguyur hujan dari siang hingga malam pada 20 April 2024. (Sumber : Pixabay)
Internasional30 April 2024, 01:55 WIB

Novel A Mask, the Color of the Sky Karya Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Basim Khandaqji yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel,  lahir di kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 1983, dan menulis cerita pendek hingga penangkapannya pada 2004 ketika berusia 21 tahun.
Penulis Palestina, Basim Khandaqji | Foto : Ist
Sukabumi30 April 2024, 01:01 WIB

Nobar di Cibadak, Begini Komentar Wabup Iyos Soal Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Uzbekistan

Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri dukung perjuangan Timnas Indonesia U-23 rebut posisi ketiga Piala Asia U-23 agar bisa lolos ke olimpiade Paris 2024.
Wabup Sukabumi Iyos Somantri Nobar di Mal Ramayana Cibadak. (Sumber : SU/Ibnu)
Bola29 April 2024, 23:59 WIB

Kalah dari Uzbekistan 0-2, Timnas Indonesia Gagal ke Final Piala Asia U-23

Meski gagal ke final Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia masih berpeluang raih jatah tiket olimpiade Paris 2024.
Timnas Indonesia U-23 gagal ke Final Piala Asia U-23 usai kalah dari Uzbekistan. (Sumber : IG AFC Asian Cup)
Life29 April 2024, 23:31 WIB

Bisa Bunda Coba di Rumah, 6 Tips yang Bisa Diterapkan Agar Anak Tidur Nyenyak

Waktu tidur tidak harus menjadi mimpi buruk. Para ahli menawarkan tips bagaimana membuat waktu tidur menjadi mudah, sehingga Anda semua bisa beristirahat.
Ilustrasi anak tidur nyenyak / Sumber : pexels.com/@Giianni Orefice
Life29 April 2024, 22:45 WIB

6 Cara agar Anak Tidak Kecanduan Main HP Setiap Waktu, Ini Solusinya

Mencegah anak agar tidak kecanduan bermain HP sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Orang tua harus paham cara mencegahnya.
Ilustrasi. Cara mencegah anak tidak kecanduan main HP. | Sumber foto : Pexels/Liliana Drew
Sukabumi29 April 2024, 22:40 WIB

Rumah Rusak Terdampak Gempa Garut di Surade Sukabumi Akan Diperbaiki Swadaya

Pemerintah Kelurahan Surade, Sukabumi akan memperbaiki rumah semi permanen ukuran 6 x 4 meter, milik Maemunah (74 tahun) seorang jompo, warga Kampung Cibarehong RT 13 /13 yang mengalami rusak berat terdampak getaran gempa Garut
Kondisi rumah Maemunah Warga Kelurahan / Kecamatan Surade yang rusak terdampak gempa Garut | Foto : Ragil Gilang
Life29 April 2024, 22:19 WIB

Jangan Gunakan Ancaman Bund! Begini 9 Cara Mengatasi Perilaku Balita yang Agresif

Perilaku agresif adalah hal yang normal ketika balita belajar tentang pengendalian diri dan pengaturan emosi. Penting untuk memberikan respons yang tenang dan konsisten.
Ilustrasi mengatasi perilaku balita agresif / Sumber Foto: pexels.com/@Yan Krukau
Sukabumi Memilih29 April 2024, 22:17 WIB

Omesh Masuk Wacana Usungan Gerindra di Pilkada Sukabumi, Bagaimana dengan Yudha?

Aktor dan komedian Indonesia kelahiran Sukabumi, Ananda Omesh diakui masuk dalam wacana bursa Pilkada Sukabumi dari Partai Gerindra.
Ananda Omesh dan Yudha Sukmagara | Foto : Sukabumi update