TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
bankbjb

Sari Oneng, Gamelan Sukabumi yang Tampil di Peresmian Menara Eiffel Paris

Selasa 9 Mar 2021, 12:45 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Philippe Grange mengaku baru mengetahui bahwa musik tradisional Sunda yang kala itu ikut dalam peresmian menara Eiffel, 31 Maret 1889 di Paris, Prancis merupakan gamelan Sari Oneng Parakansalak dari Sukabumi.

Philippe Grange adalah atase (ahli dalam bidang tertentu yang diperbantukan pada sebuah kedutaan untuk mewakili sebuah negara) budaya Prancis yang mengunjungi Sukabumi pada 26-27 Februari 2021. Ia mendapat penjelasan soal gamelan Sari Oneng Parakansalak dari pengamat sejarah Sukabumi, Irman Firmansyah.

Irman yang juga penulis buku Soekaboemi the Untold Story mengungkapkan, tampilnya gamelan Sari Oneng di pentas dunia dimulai pada 1883. Saat itu, Gustaf CFW Mundt dipilih untuk menggantikan Adriaan Walfaare Holle sebagai administratur perkebunan teh Parakansalak dan membawa rombongan gamelan tersebut ke sebuah pameran di Amsterdam, Belanda.

photoPengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah saat menerima kunjungan atase budaya Prancis Philippe Grange pada 26-27 Februari 2021. - (Dok. Pribadi Irman Firmansyah)

Parakansalak yang Mengagumkan

Gamelan Sari Oneng membuat perkebunan Parakansalak menjadi sangat terkenal. Bahkan keterkenalannya melebihi Hindia Belanda. Sari Oneng yang sukses menjelajahi dunia untuk mempromosikan teh dan budaya nusantara telah mengubah semuanya. Sari Oneng sendiri istilah umum yang bermakna kasih sayang.

Irman yang kini aktif sebagai Kepala Riset dan Kesejarahan Sukabumi Heritages mengatakan, sebenarnya gamelan tersebut merupakan proyek bersama antara perkebunan Parakansalak dan Sinagar. Namun tidak sedikit yang menganggap bahwa gamelan ini sebagai Sari Oneng Parakansalak. Meski anggota dan penyandang dana proyek berasal dari kedua perkebunan tersebut. 

Kiprah gamelan ini bermula ketika 1857 Adriaan Walfaare Holle menjadi administratur perkebunan Parakansalak. Ia menyukai permainan gamelan Sunda. Bahkan Holle pun dapat memainkan rebab dengan baik.

Keindahan perkebunan Parakansalak dan Sinagar juga dikenal Eropa. Maka tidak mengherankan jika pada abad 18 sudah dibuat program Visit Parakansalak and Sinagar, semacam tur wisata ke dua wilayah tersebut. Holle pun sering menyambut turis elite yang datang ke Parakansalak dan Sinagar, mengajaknya tur pegunungan, berkuda, keramahan desa, tur perkebunan, wayang golek, dan gamelan. 

Beberapa turis seperti etnolog Belanda bernama Pieter Johannes Veth (1882) menyatakan Parakansalak adalah replikanya surga. Ini berkaitan dengan kampung Jawa yang sebenarnya dibangun berdasarkan tradisi keramahtamahan Parakansalak yang otentik.

Dari Sukabumi Menuju Dunia


Halaman :
BERITA TERPOPULER
Berita Terkini
x