TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
bankbjb

Bukan BBM! Mulai 1 Februari 2023, Bahan Bakar Nabati Sawit Resmi Digunakan

Keputusan penggunaan BBN salah satunya dilatarbelakangi ketersediaan pasokan bahan baku terutama crude palm oil atau sawit.

Penulis
Jumat 6 Jan 2023, 12:15 WIB

Pengolahan Bahan Bakar Nabati Sawit (Sumber : Instagram/@jeftaimages)

SUKABUMIUPDATE.com - Bahan Bakar seolah jadi hal tak terpisahkan, terutama untuk kebutuhan berkendara.

Bukan BBM! Kabarnya per 1 Februari 2023 mendatang, penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis Biodiesel akan resmi ditetapkan oleh Pemerintah.

Mengutip dari suara.com, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan untuk periode Januari 2023, persentase pencampuran bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sebesar 30 persen atau B30.

Baca Juga: Daftar Harga BBM per 4 Januari 2023, Banyak yang Turun Termasuk Pertamax

"Pencampuran BBN jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35 persen (B35) ke dalam BBM jenis minyak solar mulai berlaku pada 1 Februari 2023," ujarnya, Jumat (6/1/2023).

Kebijakan ini bertujuan menyediakan energi bersih secara berkelanjutan itu tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 295.K/EK.01/MEM.E/2022 tentang Penahapan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Solar dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Kemudian, Keputusan Menteri ESDM Nomor 205.K/EK.05/DJE/2022 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Volume Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Solar Periode Januari sampai Desember 2023.

Keputusan ini salah satunya dilatarbelakangi ketersediaan pasokan bahan baku terutama crude palm oil, kapasitas produksi badan usaha bahan bakar nabati dan standar spesifikasi yang harus dipenuhi.

Kementerian ESDM memproyeksikan program B35 akan ada peningkatan kebutuhan B100 sebanyak 1,9 juta kiloliter (KL) atau setara dengan pengurangan solar sebesar volume yang sama.

Baca Juga: Bioavtur dari Minyak Sawit Made In Indonesia, Diuji Pesawat CN235


Halaman :
Berita Terkait
BERITA TERPOPULER
Berita Terkini
x