SUKABUMIUPDATE.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjenguk orang tua almarhumah Raya yang dirawat di RSUD Al-Ihsan (Welas Asih) Bandung. Dalam kesempatan itu, Kang Dedi Mulyadi (KDM) selain memastikan perkembangan kesehatannya sekaligus meluruskan informasi terkait kondisi kesehatan orang tua Raya yang sebelumnya disebut mengalami gangguan mental.
“Ini ayahnya almarhumah Raya, dan ini uyutnya, bukan neneknya. Ayahnya bronkitis, ibunya TBC,” ungkap Dedi melalui unggahan di media sosialnya, Minggu (24/8/2025).
Menurut Gubernur, baik ayah maupun ibu Raya dalam keadaan sehat secara mental serta mampu bekerja setiap hari.“Saya klarifikasi ya bahwa keterangan saya tentang ibunya Raya yang mengalami gangguan kejiwaan itu berdasarkan cerita dokter yang menangani Raya. Katanya bapaknya TBC dan ibunya ODGJ. Tetapi yang terjadi sebenarnya adalah bapaknya penyakitnya bronkitis dan ibunya penyakitnya TBC. Dan ini normal serta dapat bekerja," tegasnya.
Baca Juga: Update Keracunan Massal Kabandungan: 18 Warga Masih Dirawat, Pemkab Sukabumi Tanggung Biaya
Pernyataan itu merupakan fakta baru yang membantah informasi sebelumnya yang beredar termasuk dari keterangan dan perangkat desa, yang menyebut adanya gangguan jiwa pada orang tua Raya. Faktanya, ayah Raya, Udin (Rizaludin), menderita bronkhitis, sementara ibunya, Endah, mengalami TBC.
Gubernur KDM pun meminta Udin untuk beristirahat selamat 3 bulan dan akan membantu biaya hidup selama tidak bekerja. "Tiga bulan jangan dulu bekerja, gak usah ke kebon, ke sawah, jangan keluar malam. Biaya hidupnya tiga bulan disiapkan," kata KDM
Dalam perbincangannya dengan KDM, Udin pun mengaku biasa bekerja sebagai kuli dan kadang mijit. "Kuli nyangkul setiap hari, dan kadang mijit, termasuk miji kepala desa," kata Udin.
Baca Juga: Oknum Guru Honorer di Sukabumi Terjerat Kasus Pencabulan Siswi, Modus Janji Cincin
Sebelumnya diberitakan, seorang balita perempuan berusia empat tahun bernama Raya, warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia setelah menderita cacingan akut.
Kasus kematian Raya tersebut kemudian menyedot perhatian publik nasional karena mengungkap fakta buruknya layanan kesehatan dasar masyarakat.