Sukses Pilih Presidium Baru, Musda IV Kahmi Sukabumi Sisakan Sejumlah Catatan

Sukabumiupdate.com
Senin 25 Agu 2025, 00:40 WIB
Sukses Pilih Presidium Baru, Musda IV Kahmi Sukabumi Sisakan Sejumlah Catatan

Musda IV Kahmi Sukabumi di aula Setda Pemkab Sukabumi, 23 Agustus 2025 | Foto : Sukabumiupdate

SUKABUMIUPDATE.com – Musyawarah Daerah (Musda) IV Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sukabumi di Palabuhanratu telah selesai digelar pada Sabtu 23 Agustus 2025, dan menghasilkan lima presidium terpilih untuk masa bakti 2025-2030.

Ke lima presidium dengan raihan suara terbanyak tersebut adalah Ferry Gustaman (195 suara), Dadang Sahroni (171 suara), Aam Abdul Salam (169 suara), Jaka Susila (151 suara) dan Ai Sopiah (126 suara). Total suara sebanyak 327.

Dari informasi yang dihimpun. meski berlangsung sukses hingga melahirkan kepemimpinan baru, Musda IV KAHMI Sukabumi menyisakan sejumlah catatan penting yang menjadi bahan evaluasi.

Panitia salah pilih tempat.

Musda Kahmi selalu dianggap sebagai bukan sekadar agenda organisasi, tetapi juga ajang silaturahmi bagi para alumni HMI. Sehingga momen tersebut tidak hanya menjadi agenda demokrasi 5 tahunan, tetapi menjadi kesempatan untuk bernostalgia sesama angkatan.

Membludaknya peserta di Musda Kahmi kali ini selain tidak diantisipasi oleh panitia, juga rupanya panitia tidak menyadari bahwa aula tersebut sebenarnya hanya ruangan untuk rapat bukan acara kolosal.

"Yang daftar online 425 orang, belum peserta yang offline, mungkin sekitar 500an yang hadir" kata seorang panitia. "Ya salah pilih tempat, kalau tahu banyak begini kita sewa gedung luas," tukasnya.

Baca Juga: Pelajar SMP di Cibadak Sukabumi Jadi Korban Pembacokan, Luka Serius di Lengan dan Punggung

Agenda penting musda terabaikan

Sejak forum dimulai, pemandangan tak mengenakan terlihat di luar ruang sidang. Alih-alih mengikuti rangkaian acara, banyak peserta justru lebih memilih bergerombol, larut dalam diskusi-diskusi kecil yang bahkan kerap tak berkaitan dengan kepentingan musda. Ada yang bahas mancing hingga harga bahan pokok yang fluktuatif.

Di satu sisi, riuh percakapan itu menjadi tanda keakraban; namun di sisi lain, mengurangi keseriusan forum yang seharusnya menjadi ruang pengambilan keputusan penting.

Peran aktif dalam membicarakan masa depan organisasi seolah diserahkan kepada segelintir pihak, sementara sebagian lainnya menempatkan diri hanya sebagai "penonton" yang mendukung dari belakang.

Partisipasi yang dimobilisasi

Fenomena lain yang mencolok adalah kehadiran peserta yang datang sekadar untuk memberi dukungan kepada calon tertentu. Hal ini menyiratkan kedalaman patronase lebih kepada sosok atau kelompok dibanding kepada orientasi ideologi.

"Saya sebenarnya gak mau datang karena ada kesibukan, tapi dipaksa diajak agar bisa nambah-nambah suara," celoteh seorang peserta yang juga diamini temannya.

Baca Juga: KDM Luruskan Kondisi Orang Tua Raya: Tidak Alami Gangguan Jiwa, Sering Pijit Kepala Desa

Peserta bukan alumni yang menggangu kekhidmatan

Musda pun semakin ramai dengan hadirnya peserta bukan alumni, yaitu anak-anak yang dibawa sebagian peserta. Kehadiran mereka memberi warna tersendiri, tetapi tak jarang justru mengganggu kekhidmatan jalannya sidang. Tawa, tangis, hingga teriakan kecil di sela-sela forum menjadi pemandangan unik dalam acara yang semestinya berlangsung penuh keseriusan.

Kandidat terlalu banyak

Dan yang tak kalah menjadi sorotan adalah jumlah bakal calon presidium yang mencapau 14 orang. Di satu sisi hal ini menunjukkan semangat alumni untuk berkontribusi, di sisi lain menimbulkan kesan bahwa KAHMI Sukabumi tengah menghadapi euforia perebutan panggung, sehingga fokus musda bergeser dari substansi ke kompetisi.

"Mungkin ke depan dibatasilah, sepuluh maksimal, misalnya 100 persen dari rasio kebutuhan presidium," saran seorang senior.

Tidak ada coffe break peserta tidak fokus

Meski mendapat apresiasi dari Kahmi Jabar dari sisi kehadiran peserta. "Di daerah lain Musda Kahmi sama selalu ramai, tapi musda Sukabumi paling banyak," kata Kang Dodi. "Tapi jangan hanya ramai saat Musda, setelahnya sepi lagi," tuturnya.

Sementara di sisi lain, fakta kehadiran peserta tersebut tidak berbanding lurus dengan kesadaran untuk menyokong suksesnya acara yang berbobot, terutama dari penyedian konsumsi. Sehingga banyak peserta yang nongkrong di tukang kopi di banding di arena musda.

"Maklum kang, panitia udah seret ini juga," keluh panitia.

Bias penyelesaian soal sekretariat Kahmi

"Belum ada pernyataan resmi dari presidium terpilih soal target penyelesaian sekretariat Kahmi," kata seseorang saat dikonfirmasi

Berita Terkait
Berita Terkini