SUKABUMIUPDATE.com - Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan paling mulia dalam Islam. Pada 10 hari pertamanya, umat Muslim sangat dianjurkan memperbanyak amal saleh, termasuk menjalankan puasa sunnah. Di antara puasa yang paling dianjurkan adalah puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah, yang memiliki keutamaan luar biasa.
Keutamaan Puasa Dzulhijjah
Puasa Dzulhijjah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 1 hingga 9 bulan Dzulhijjah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada hari di mana amal shalih lebih dicintai Allah selain sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Artinya, amal-amal seperti berpuasa, berdzikir, dan bersedekah pada hari-hari ini memiliki keutamaan besar.
Selain itu, Hafsah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan empat amalan, salah satunya adalah berpuasa selama sepuluh hari Dzulhijjah.
Baca Juga: Niat Puasa Qadha Ramadan dan Pentingnya Untuk Segera Melaksanakannya
Perkiraan Jadwal Puasa Dzulhijjah 2025 (1446 H)
Menurut hasil hisab Muhammadiyah, 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Dengan demikian, puasa sunnah dapat dimulai pada tanggal tersebut, dengan rincian sebagai berikut:
- Puasa Dzulhijjah dimulai dari tanggal 28 Mei hingga 3 Juni 2025 (1–7 Dzulhijjah).
- Puasa Tarwiyah jatuh pada Rabu, 4 Juni 2025 (8 Dzulhijjah).
- Puasa Arafah dilaksanakan Kamis, 5 Juni 2025 (9 Dzulhijjah).
- Idul Adha dirayakan pada Jumat, 6 Juni 2025 (10 Dzulhijjah), dan tidak dianjurkan berpuasa pada hari itu.
Perlu diingat bahwa jadwal ini masih bersifat prediksi dan menunggu pengesahan pemerintah melalui sidang isbat yang dijadwalkan pada 27 Mei 2025.
Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah
Niat puasa sunnah sebaiknya diucapkan sejak malam hari, namun juga boleh dilakukan di pagi hari sebelum tergelincir matahari selama belum makan atau minum.
1. Niat Puasa Dzulhijjah (1–7 Dzulhijjah):
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذُوالْحِجَّةٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillaahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala.
Baca Juga: Puasa Hingga Menikah, 5 Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Syawal
2. Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah):
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillaahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.
3. Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah):
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillaahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.
Tata Cara Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah
Tata cara puasa sunnah ini tidak berbeda dengan puasa Ramadhan. Pertama, niatkan puasa pada malam harinya. Kedua, menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam, seperti makan, minum, berhubungan suami istri, serta menjauhi maksiat dan ucapan buruk. Ketiga, saat berbuka, dianjurkan membaca doa berbuka puasa dan menyegerakan berbuka. Terakhir, perbanyak amal ibadah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, memperbanyak sholawat, dan bersedekah.
Baca Juga: Puasa Syawal 6 Hari Setelah Idulfitri Seperti Puasa Setahun? Begini Penjelasannya!
Keutamaan Masing-Masing Puasa
Puasa Dzulhijjah dilaksanakan selama tujuh hari pertama bulan Dzulhijjah. Setiap harinya mengandung keutamaan amal yang sangat besar di sisi Allah. Ini adalah saat terbaik untuk memperbanyak ibadah secara umum.
Puasa Tarwiyah, yang dikerjakan pada 8 Dzulhijjah, disebut dalam riwayat memiliki keutamaan seperti puasa satu tahun penuh.
Puasa Arafah, yang jatuh pada 9 Dzulhijjah, memiliki keutamaan besar yaitu menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Muslim.
Melaksanakan puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah merupakan salah satu bentuk kecintaan kita kepada Allah dengan meneladani sunnah Rasulullah SAW. Selain berpuasa, jangan lupa juga untuk memperbanyak amal ibadah lainnya selama 10 hari pertama Dzulhijjah agar keberkahan dan ampunan Allah dapat kita raih secara maksimal menjelang Idul Adha.
Baca Juga: Puasa Syawal: Meraih Keberkahan Setelah Idul Fitri, Berikut Ketentuannya
Sumber: Baznas, Kemenag