Rejuvill: Menghidupkan Kembali Sukabumi Lewat Agrowisata 200 Hektare Bernapas Alam

Sukabumiupdate.com
Sabtu 09 Agu 2025, 17:14 WIB
Rejuvill: Menghidupkan Kembali Sukabumi Lewat Agrowisata 200 Hektare Bernapas Alam

Lokasi pembangunan Rejuvenate Village (Rejuvill) di Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Di Kabupaten Sukabumi, tepatnya Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, sedang dibangun Rejuvenate Village, sebuah agrowisata modern di lahan seluas 200 hektare yang memadukan keindahan alam, pendidikan, konservasi, dan aktivitas luar ruang.

Dengan udara sejuk, panorama pegunungan, dan rencana fasilitas mulai glamping hingga museum pertanian kelas dunia, destinasi ini digadang-gadang menjadi magnet wisata baru sekaligus penggerak ekonomi lokal.

Direktur Utama PT Bogorindo Cemerlang Au Bintoro menjelaskan pembangunan ini berangkat dari tujuan untuk menjadikan lahan lebih produktif. Menurutnya, kawasan tersebut dirancang sebagai agrowisata sekaligus pusat pendidikan, konservasi, dan pemberdayaan ekonomi.

“Ke depan Panenjoan ini akan dijadikan agrowisata sekaligus untuk membangkitkan ekonomi Sukabumi. Konsepnya adalah mengembalikan lahan yang sudah rusak menjadi produktif dan tempat pembelajaran,” ujarnya kepada wartawan pada 7 Agustus 2025.

Baca Juga: Simeut, Si Kecil dari Pajampangan Sukabumi: Tradisi, Ladang Cuan, dan Kuliner Masa Depan

Bintoro mengatakan nama Rejuvill diambil dari kata rejuvenate, yang berarti pemulihan dari kondisi tidak baik menjadi lebih baik. Dari total luas kawasan 400 hektare, tahap awal pengembangan akan difokuskan pada 200 hektare. Proses perizinan sedang berlangsung dan ditargetkan rampung dalam waktu dekat, dengan estimasi pembangunan selesai dalam setahun.

“Nantinya akan ada fasilitas kuliner, healing, glamping, rafting, paralayang, dan beragam aktivitas luar ruang lainnya. Keistimewaannya adalah pemandangan yang indah dan udara yang sejuk,” tuturnya.

Investasi yang dikucurkan untuk proyek ini mencapai puluhan miliar rupiah. PT Bogorindo Cemerlang juga menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mendukung pengembangan dari sisi keilmuan dan konservasi. "Salah satu rencana yang disiapkan adalah pembangunan museum pertanian berstandar internasional," katanya.

Guru Besar IPB, Prof. Sudrajat, menjelaskan bahwa konsep agrowisata ini memadukan pertanian dalam arti luas dengan wisata dan pendidikan secara komprehensif. Ia menyebut, masterplan yang disusun mencakup kawasan pertanian, peternakan, perikanan, kuliner, museum, hingga area health therapy bagi pengunjung yang ingin memulihkan kesehatan di lingkungan alam yang sejuk.

“Suasana dingin, cerah, dan bebas polusi akan membuat hati senang dan membantu proses pemulihan kesehatan. Di Jakarta polusi kuat, di sini udaranya segar, ini sangat menarik,” kata Sudrajat.

Menurutnya, IPB akan membantu mengembangkan teknologi pertanian modern, seperti smart agriculture, hidroponik, hingga kemungkinan aeroponik. "Selain itu, kami juga memberi perhatian pada konservasi tanah dan air melalui pembangunan embung dan saluran penahan air (rorak) agar kegiatan di kawasan atas tidak berdampak buruk pada daerah bawah," jelasnya.

Sudrajat menegaskan bahwa masyarakat akan dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan kawasan, mulai dari pekerjaan hingga program pendidikan. "Keterlibatan ini tidak hanya pada aspek keterampilan, tetapi juga penanaman nilai loyalitas, etos kerja, disiplin, kepedulian terhadap lingkungan, dan empati sosial," ucapnya.

Menurutnya, saat ini lahan sudah memiliki terasering yang mengikuti kontur tanah, sehingga faktor konservasi mulai diperhatikan. "Untuk jenis tanaman, seperti kopi, kakao, kelapa pendek berbuah cepat, serta pohon karet berpotensi menjadi daya tarik, termasuk sebagai bagian dari museum hidup di kawasan agrowisata," kata dia.

Berita Terkait
Berita Terkini