SUKABUMIUPDATE.com - Kota Sukabumi kembali menjadi daerah yang mengalami inflasi tertinggi di Jawa Barat untuk pencatatan Juni 2025. Inflasi di Kota Sukabumi sebesar 3,26 persen, jauh diatas inflasi rata-rata Jawa Barat yang hanya 1,78 persen.
Sektor pendidikan menjadi salah satu penyumbang inflasi. Saat ini masyarakat Indonesia menghadapi momen tahun ajaran baru, untuk seluruh tingkatan dari PAUD, TK SD hingga SMA sederajat.
Rilis resmi Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat pada Juni 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jawa Barat sebesar 1,78 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,67. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sukabumi sebesar 3,26 persen dengan IHK sebesar 109,72. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Bandung sebesar 1,38 persen dengan IHK sebesar 108,84.
Baca Juga: 25 Link Pengumuman PAPS SMAN di Kabupaten Sukabumi, Cek Namamu Disini!
BPS menjelaskan bahwa inflasi y-on-y terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks. Yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,90 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah
tangga sebesar 0,68 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan
rutin rumah tangga sebesar 0,52 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,69
persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,73 persen; kelompok
pendidikan sebesar 2,58 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/
restoran sebesar 1,87 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya
sebesar 11,32 persen.
Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks
yaitu: kelompok transportasi sebesar 0,04 persen, dan kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen. Sementara tingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Jawa Barat bulan Juni 2025 sebesar 0,27 persen, sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,25 persen.
Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2025 secara umum menunjukkan adanya peningkatan. Ini berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Jawa Barat di 10 kabupaten/kota, pada Juni 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,78 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,77 pada Juni 2024 menjadi 108,67 pada Juni 2025. Tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,27 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 1,25 persen.
Baca Juga: Link Pengumuman Jalur PAPS SMKN di Kota Sukabumi, Lengkap dengan Nama Murid
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,90 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,68 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,52 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,69 persen ; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,73 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,58 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,87 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 11,32 persen.
Sementara kelompok yang pada Juni 2025 mengalami penurunan, yaitu: kelompok transportasi sebesar 0,04 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Juni 2025, antara lain: emas perhiasan sebesar 0,52 persen, kopi bubuk sebesar 0,18 persen, beras sebesar 0,13 persen, minyak goreng sebesar 0,13 persen, sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 0,07 persen; sigaret kretek tangan (SKT) sebesar 0,05 persen, akademi/perguruan tinggi, cabai rawit, sewa rumah, sigaret putih mesin (SPM), santan jadi, dan nasi dengan lauk masing-masing sebesar 0,04 persen; sekolah menengah atas, upah asisten rumah tangga, tarif air minum PAM, bawang merah, dan bimbingan belajar masing-masing sebesar 0,03 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: daging ayam ras sebesar 0,18 persen; bensin, daun bawang, dan cabai merah masing-masing 0,06 persen; kentang sebesar 0,03 persen, bawang putih, telur ayam ras, pisang, dan buah naga masing-masing sebesar 0,02 persen; kol putih/kubis, sabun cair/cuci piring, tarif kereta api, telepon seluler, wortel, jagung manis, rempela hati ayam, bawang bombay, susu bubuk untuk balita, jeruk, sabun detergen bubuk, dan emping mentah masing-masing sebesar 0,01 persen.
Baca Juga: Hari Ini Daftar Ulang SPMB Jabar Tahap 2: 10-11 Juli 2025, Jangan Terlewat!
Sementara komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, antara lain: cabai
rawit sebesar 0,05 persen, beras dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03 persen,
bahan bakar rumah tangga, bawang merah, tomat, telur ayam ras, dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,02 persen; sawi putih/pecay/pitsai, cabai merah, buncis, jengkol, kacang panjang, upah asisten rumah tangga, daun bawang, dan kontrak rumah masing-masing 0,01 persen. Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Juni 2025, antara lain: bawang putih sebesar 0,03 persen, bensin sebesar 0,02 persen; tarif kereta api, minyak goreng dan pisang masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pada Juni 2025, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y,
yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,59 persen; kelompok pakaian
dan alas kaki sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah
tangga sebesar 0,12 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen; kelompok transportasi sebesar 0,00 persen kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,14 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,21 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,61 persen.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu: kelompok
informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Kelompok ini pada Juni 2025 mengalami inflasi y-on-y sebesar 2,58 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 103,38 pada Juni 2024 menjadi 106,05 pada Juni 2025.
Baca Juga: Link Pengumuman Jalur PAPS Jabar 2025 Resmi Dirilis, Cek Nama dan Jumlah Murid yang Diterima
Subkelompok yang mengalami inflasi y-on-y tertinggi, yaitu subkelompok pendidikan lainnya
sebesar 5,46 persen dan terendah yaitu subkelompok pendidikan tinggi sebesar 1,98 persen. Kelompok ini pada Juni 2025 memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y sebesar 0,14 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu uang kuliah
akademi/PT sebesar 0,04 persen; uang sekolah SMA dan bimbingan belajar masing-masing
sebesar 0,03 persen; uang sekolah SD sebesar 0,02 persen; dan uang sekolah SMP dan taman kanak-kanak masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara kelompok ini pada Juni 2025 memberikan andil/sumbangan yang sangat kecil terhadap inflasi m-to-m Jawa Barat.
Sumber: BPS