SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Cicurug, Nurjaka, memberikan penjelasan terkait kasus dugaan kekerasan terhadap murid yang melibatkan guru. Ia menyampaikan kronologi kejadian serta langkah yang sudah diambil pihak sekolah untuk meredam persoalan.
Menurut Nurjaka, kejadian bermula ketika seorang siswa berfoto selfie bersama gurunya. Foto tersebut kemudian beredar di media sosial dan menimbulkan persoalan dalam keluarga guru yang bersangkutan. “Guru itu merasa tidak nyaman bersama keluarganya, sehingga dibuatlah skenario seolah-olah siswa sudah diberi sanksi dengan cara membuat video drama,” jelas Nurjaka, Senin (25/08/2025).
Namun, dalam pembuatan video tersebut, guru yang bersangkutan justru benar-benar melakukan pemukulan. Hal inilah yang kemudian membuat siswa merasa tidak nyaman dan menceritakan kejadian kepada orang tuanya. Pihak keluarga pun bereaksi dan meminta penjelasan.
Baca Juga: 18 Korban Keracunan Massal Kabandungan Sukabumi Masih Dirawat, Termasuk 3 Anak-anak
“Setelah itu muncul berita di media sosial. Kami kemudian menginisiasi pertemuan dengan pihak keluarga, difasilitasi Kecamatan dan Polsek Cicurug. Malam Minggu itu sudah selesai, saling memaafkan dan mengakui kesalahan, bahkan dibuat hitam di atas putih. Jadi sebenarnya sudah selesai,” ujar Nurjaka.
Meski begitu, kabar yang beredar luas di luar tidak menampilkan adanya kesepakatan damai. Hal ini kemudian menimbulkan reaksi di masyarakat, termasuk aksi unjuk rasa siswa pada Senin (25/8/2025) pagi.
“Alhamdulillah setelah menyampaikan aspirasi, siswa akhirnya memahami. Kini kegiatan belajar mengajar sudah kembali normal. Guru-guru juga kembali tenang mengajar di kelas,” tuturnya.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku SAT Pilihan Kobi Education buat Persiapan ke Luar Negeri!
Terkait tindak lanjut, Nurjaka menyebut pihak sekolah sudah menonaktifkan sementara guru tersebut sambil menunggu hasil pemeriksaan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
“Sanksi dari sekolah sudah diberikan, tapi untuk keputusan lebih lanjut kami menunggu hasil pemeriksaan Dinas Pendidikan. Yang jelas, guru yang bersangkutan dinonaktifkan dulu,” tegasnya.
Ia menambahkan, sekolah terus memberikan pendampingan kepada korban agar tidak mengalami tekanan psikologis. “Tadi pagi siswa dijemput wali kelas, diberi nasihat agar tetap semangat. Di BP juga ada guru pembimbingnya supaya tidak tertekan,” kata Nurjaka.
Baca Juga: NPU Kucurkan Rp2,7 Miliar Beasiswa untuk Cetak Talenta Robotik Lewat SRC 2025
Pihak sekolah juga berkomitmen memperkuat komunikasi dan pembinaan internal agar kejadian serupa tidak terulang. “Kami akan lebih serius, transparan, dan mengadakan pengarahan serta diskusi di antara guru. Percayakan kepada kami, kami punya standar menghadapi masalah ini. Tidak usah khawatir, tindakan pasti akan diberikan kepada yang bersalah,” pungkasnya.