SUKABUMIUPDATE.com - Lonjakan tragis jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas di kawasan pedesaan Australia memicu pencarian solusi inovatif. Berdasarkan data dari VOA menyebutkan angka kematian naik sepertiga atau 33% sepanjang tahun lalu. Jalan pedesaan yang sempit dan gelap sering menjadi biang keladi.
Menjawab masalah ini, sebuah terobosan sederhana namun cerdas sedang diuji coba: marka jalan yang menyala dalam gelap. Inisiatif yang digagas di kawasan pedesaan Metung, Victoria, Australia ini bukanlah ilusi, melainkan teknologi fotoluminesen yang telah membuktikan dampaknya.
Bekerja sama dengan Universitas La Trobe dan perusahaan cat OmniGrip, desa ini mengaplikasikan cat khusus yang menyerap energi sinar matahari pada siang hari dan memancarkannya sebagai cahaya berpendar yang terang di malam hari.
Baca Juga: AI Suno Ciptakan Lagu Death Metal: Riff Gahar, Tapi Vokal Masih Bermasalah
Dr. Long Truong dari Universitas La Trobe, yang terlibat dalam pengembangan proyek ini, menjelaskan manfaatnya. "Marka jalan menyala dalam gelap dapat meningkatkan visibilitas di malam hari. Selain lampu depan mobil, marka ini membantu pengemudi tetap terpusat di jalurnya dan mengindera kecepatan dengan lebih baik," jelasnya kepada VOA.
Uji coba serupa di Bulli Pass, New South Wales, telah membuahkan hasil yang mencengangkan: penurunan insiden nyaris kecelakaan (near-miss) hingga 67% pada malam hari. Pengemudi melaporkan perjalanan terasa lebih aman, mudah, dan percaya diri.
Bagaimana dengan Indonesia? Potensi & Tantangan Nyata
Situasi di Australia ini seperti cermin bagi Indonesia. Data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mencatat puluhan ribu orang meninggal setiap tahunnya di jalan raya Indonesia. Sebagian besar terjadi di luar kota, di ruas jalan yang gelap, sempit, dan berliku.
Baca Juga: 7 Generator AI Terbaik untuk Ciptakan Lagu & Musik Original dalam Hitungan Detik
Penerapan teknologi cat fotoluminesen di Indonesia bisa menjadi game-changer. Bayangkan jika teknologi ini diaplikasikan di jalanan berliku pegunungan seperti di Puncak (Bogor) atau daerah wisata di Dieng atau di jalan pantai yang gelap seperti di pantai-pantai selatan Jawa, misalnya di jalanan menuju Geoprak Ciletuh Sukabumi atau Sumatera yang kiri kanannya kebanyakan kebun sawit.
Dan, ruas nasional yang belum diterangi, atau mendapatkan PJU (Penerangan Jalan Umum) Sebagai solusi sementara yang murah sebelum pemasangan lampu permanen.
Peluangnya nyata, sebagai negara tropis, Indonesia memiliki pasokan sinar matahari berlimpah untuk mengisi daya cat ini sepanjang hari. Biaya operasinya yang hampir nol (tanpa listrik) juga menjanjikan efisiensi anggaran.
Namun, tantangannya tidaklah kecil:
- Iklim Tropis yang Ekstrem: Curah hujan tinggi, banjir, dan paparan UV yang sangat kuat bisa menguji ketahanan material cat.
- Komitmen Perawatan: Marka jalan konvensional saja seringkali sudah pudar dan tidak terawat. Teknologi baru butuh standar perawatan yang lebih ketat.
- Standardisasi: Diperlukan studi khusus untuk memastikan formula cat tepat untuk cuaca Indonesia dan tidak membuat licin saat hujan.
Kenaikan kecelakaan di Australia dan kesuksesan uji coba cat bersinar adalah pelajaran berharga. Teknologi ini menawarkan solusi nyata, hemat energi, dan berbiaya relatif efisien untuk meningkatkan keselamatan berkendara malam hari.
Bagi Indonesia, langkah paling realistis adalah memulai uji coba terbatas pada blackspot atau daerah wisata tertentu. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi dan swasta untuk mengembangkan formula yang tahan cuaca Indonesia adalah kunci utamanya.
Tentunya daripada menunggu pembangunan infrastruktur lampu jalan yang mahal dan rumit, cat fotoluminesen bisa menjadi jawaban segera untuk menyelamatkan ribuan nyawa di jalan gelap nusantara. Inovasi Australia ini patut menjadi perhatian serius.
(Sumber: Berbagai sumber/VOA)
Penulis: Danang Hamid