SUKABUMIUPDATE.com – Nasib pilu dialami Atin (54 tahun), seorang janda paruh baya asal Kampung Cibungur RT 01/03, Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Rumah sederhana miliknya ambruk diterjang banjir besar pada 6 November 2024 lalu, hingga kini belum tersentuh perbaikan dari pemerintah.
Pantauan sukabumiupdate.com di lokasi, bangunan rumah berukuran sekitar 4x8 meter persegi itu kini hanya menyisakan puing dinding yang roboh dan ditumbuhi rumput liar. Sejak banjir melanda, rumah tersebut sudah tidak lagi dihuni.
Atin mengisahkan, saat banjir terjadi dirinya tengah berada di rumah bersama cucu. Hujan deras mengguyur sejak siang hingga malam membuat air meluap dan masuk ke dalam rumah. Ia akhirnya mengungsi ke rumah kerabat sebelum rumahnya ambruk.
“Pertamanya itu udah setahun yang lalu, waktu kejadian banjir besar, saya lagi di rumah sama cucu, hujan besar itu dari zuhur nggak berenti, dor dar gelap. Air udah sampai sini (rumah) bak di WC juga penuh, akhirnya saya keluar rumah sama cucu, ngungsi ke rumah saudara, akhirnya ambruk (rumah), saya udah keluar,” ujar Atin kepada sukabumiupdate.com di lokasi, Senin (25/8/2025).
Baca Juga: Pelajar SMAN 1 Cicurug Sukabumi Desak Oknum Guru Pelaku Bully Dimutasi
Menurut Atin, setelah kejadian banyak petugas dari kelurahan hingga kecamatan yang datang untuk mendata dan memfoto kondisi rumahnya. Namun, hampir setahun berlalu, belum ada bantuan maupun perbaikan yang diberikan.
“Beres kejadian mah ada banyak yang datang ke sini tapi cuman difoto aja sampai sekarang udah hampir setahun nggak ada (perbaikan)," tuturnya.
Kini Atin tinggal di rumah kontrakan bersama seorang cucunya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Untuk kebutuhan sehari-hari, ia hanya mengandalkan uang kiriman anaknya yang merantau ke Kalimantan dan upah dari kerja serabutan sebagai buruh tani.
“Sekarang saya ngontrak, udah nggak kuat bayar, sedangkan saya hidup sendiri, udah nggak ada suami, nggak ada yang menanggungjawab. Sebulan (ngontrak) itu Rp400 ribu, sehari-hari juga susah kadang makan, kadang engga,” ucapnya sambil meneteskan air mata.
Meski hidup serba kekurangan, Atin berharap pemerintah Kota Sukabumi bisa membantu memperbaiki rumahnya yang ambruk akibat banjir.
“Pengennya dibenerin aja utamanya mah rumah tinggal, udah enggak kuat kalau ngontrak nggak ada uangnya, saya cuman buruh tani aja itu juga kalau ada yang nyuruh,” pungkasnya.