Jalani Operasi Mata, Siswa SD di Sagaranten Sukabumi Diduga Berkelahi usai Dibully Teman Sekelas

Sukabumiupdate.com
Senin 25 Agu 2025, 20:08 WIB
Jalani Operasi Mata, Siswa SD di Sagaranten Sukabumi Diduga Berkelahi usai Dibully Teman Sekelas

AM saat dijenguk Pemerintah Kecamatan Sagaranten dan Pemdes Puncakmanggis usai jalani operasi mata di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. (Sumber Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com – AM (9 tahun), siswa kelas 3 SDN Puncakmanggis, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, diduga menjadi korban bullying yang berujung pada perkelahian. Akibatnya, ia mengalami luka parah di bagian mata dan harus menjalani operasi di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.

Camat Sagaranten, Ridwan Agus Mulyawan, membenarkan peristiwa tersebut. Berdasarkan laporan yang ia terima, kejadian terjadi pada Selasa (19/8/2025) sekitar pukul 10.55 WIB saat jam istirahat sekolah. Sejumlah siswa melaporkan adanya perkelahian di dalam kelas kepada guru. Saat dicek, guru mendapati dua murid baru saja berkelahi, salah satunya AM dengan kondisi mata terluka.

"Ya (awalnya dari bullying), ujungnya perkelahian,” ujar Ridwan kepada sukabumiupdate.com, Senin (25/8/2025).

Usai kejadian, korban sempat dibawa ke rumah keluarga dan klinik terdekat. Dua hari kemudian, Kamis (21/8/2025) malam, pihak Pemerintah Desa Puncakmanggis menjemput korban dari rumah pamannya, untuk dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Alhamdulillah korban sudah menjalani operasi mata pagi tadi di RSUD Syamsudin SH. Sebelumnya, BPJS difasilitasi oleh kepala desa Puncakmanggis. Mohon doa agar adinda AM segera pulih dan dapat beraktivitas kembali seperti biasa,” ujar Ridwan.

Baca Juga: Mata Siswa SD di Sagaranten Sukabumi Luka Parah, Diduga Bertengkar dengan Teman Sekelas

Ia menambahkan, pemerintah desa bersama forkopimcam membantu proses administrasi agar biaya operasi korban dapat ditanggung BPJS Kesehatan. Selain itu, jajaran Forkopimcam Sagaranten bersama Pemdes Puncakmanggis, pengawas sekolah, dan para guru turut menjenguk korban di rumah sakit sebagai bentuk perhatian.

Ridwan menjelaskan, AM merupakan anak yatim. Informasi sementara menyebutkan, ayahnya diduga mengalami gangguan kejiwaan (ODGJ) dan merupakan warga Kecamatan Pabuaran.

Terkait proses penyelesaian kasus, Ridwan menegaskan pihaknya saat ini masih fokus pada pemulihan kondisi korban. Pihaknya berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bersama agar lingkungan sekolah semakin memperkuat pengawasan, serta semua pihak dapat mencegah terulangnya kasus serupa.

Sebelumnya diberitakan, paman korban yang mendampingi di rumah sakit, Baban (40 tahun), mengatakan peristiwa yang menimpa keponakannya itu terjadi pada 19 Agustus 2025 sekira pukul 10.00 WIB atau jam istirahat sekolah. Baban tak mengetahui kronologinya, namun menurut keluarga, persoalan ini diawali bolpoin dan buku AM yang diambil temannya.

"AM marah dan meludahi tas temannya. Setelah itu, temannya balik memukul tepat di bagian mata kiri. Intinya mereka bertengkar,” kata dia kepada sukabumiupdate.com, Senin (25/8/2025).

Akibat pukulan itu, mata AM mengalami luka cukup parah, pendarahan dan tidak bisa melihat, hingga harus mendapat penanganan medis secara serius. AM baru dibawa ke RSUD R Syamsudin SH pada 21 Agustus 2025 malam dan hingga kini masih dalam perawatan dokter.

Menurut Baban, kondisi keluarga AM terbilang memprihatinkan. Kebutuhan hidupnya ditanggung saudara. Sang ibu sudah meninggal dunia, sedangkan ayahnya diduga mengalami gangguan jiwa. “BPJS sedang diurus oleh pihak desa dan gurunya. Saat ini juga ada kepala sekolah dan salah satu pengajar yang ikut mendampingi di rumah sakit,” ujar dia.

Jurnalis sukabumiupdate.com masih berupaya meminta penjelasan kepada pihak SDN Puncak Manggis.

Berita Terkait
Berita Terkini