SUKABUMIUPDATE.com – Dalam upaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok dan bahan penting, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Sukabumi secara rutin menggelar rapat koordinasi (Rakor) penanganan inflasi daerah setiap pekan, bertempat di aula rapat kantor Disdagin, Senin (5/5/2025).
Kepala Bidang Pengawasan dan Perindustrian Disdagin Kabupaten Sukabumi, Usep Setyawan, mengatakan bahwa Rakor ini merupakan agenda mingguan yang digelar secara nasional. “Ini adalah kegiatan rutin per pekan, satu minggu sekali kita mengadakan rapat koordinasi tentang penanganan inflasi daerah dipimpin langsung oleh Kemendagri dari pusat untuk memantau sejauh mana fluktuasi ketersediaan bahan pokok penting di Indonesia, khususnya pangan, daging, dan lain-lain,” kata Usep kepada sukabumiupdate.com.
Menurut Usep, kenaikan harga menjelang hari-hari besar kerap terjadi, sehingga perlu langkah antisipatif lintas sektor. “Ini biasanya menjelang hari-hari besar kerap kali ada kenaikan harga yang perlu kita antisipasi. Itu inti dari kegiatan rapat kali ini, di mana ada tim TPID yang dipimpin langsung oleh Pak Sekda dan diikutsertakan oleh semua stakeholder termasuk aparat penegak hukum, kejaksaan, kepolisian, TNI,” ujarnya.
Baca Juga: Update Kondisi Ibu-Anak Disiram Air Keras di Sukabumi: Terancam Cacat Permanen
Ia menegaskan bahwa koordinasi tersebut telah berjalan secara simultan dengan melibatkan sejumlah instansi teknis. “Alhamdulillah ini berjalan selalu simultan tiap minggu. Langkah konkret kami kerja sama dengan Dinas Peternakan, Pertanian, Ketahanan Pangan, Bagian Ekonomi, terutama ini untuk mengendalikan antisipasi harga,” tutur Usep.
Salah satu komoditas yang menjadi perhatian utama adalah beras. Dalam hal ini, pihaknya menjalin sinergi dengan Bulog untuk menjaga harga tetap stabil melalui program beras bersubsidi. “Salah satu contoh kasus adalah beras, kami kerja sama dengan Bulog supaya harga stabil, di mana pemerintah mengadakan beras bersubsidi. Tapi di sisi lain, ketika petani panen gabah, bagaimana caranya supaya yang kami serap adalah hasil produksi dari petani kami sendiri,” pungkasnya.