Pelajar SMAN 1 Cicurug Sukabumi Desak Oknum Guru Pelaku Bully Dimutasi

Sukabumiupdate.com
Senin 25 Agu 2025, 15:34 WIB
Pelajar SMAN 1 Cicurug Sukabumi Desak Oknum Guru Pelaku Bully Dimutasi

Ratusan pelajar SMAN 1 Cicurug Sukabumi menggelar aksi unjuk rasa. Mereka mendesak pihak sekolah untuk melakukan mutasi terhadap oknum guru pelaku bully. (Sumber Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com – Setelah sebelumnya menuntut oknum guru pelaku bully minta maaf secara terbuka di depan seluruh siswa, pelajar SMAN 1 Cicurug Kabupaten Sukabumi kini mendesak pihak sekolah untuk melakukan mutasi terhadap guru tersebut.

Aksi protes ini digelar pada Senin (25/8/2025) pagi usai upacara bendera. Ratusan pelajar kompak membentangkan spanduk hitam bertuliskan “STOP KEKERASAN ATAS NAMA PENDIDIKAN” dan “NO WOMAN DESERVE TO BE ABUSE” sebagai bentuk penolakan terhadap kekerasan di lingkungan sekolah. Dokumentasi aksi juga tersebar di media sosial, salah satunya di akun Instagram @smansapride_.

Usai berorasi, sejumlah perwakilan siswa dipanggil untuk berdialog dengan pihak sekolah di ruang guru. Pertemuan berlangsung hampir satu jam membahas sikap sekolah terhadap oknum guru yang dilaporkan.

Salah seorang pelajar berinisial MFS (17 tahun) menegaskan bahwa siswa menuntut kejelasan sikap sekolah.

Menurutnya, meskipun korban dan pelaku disebut sudah menandatangani kesepakatan tertulis atau “hitam di atas putih” sebagai bentuk penyelesaian, pihak sekolah tetap harus mengambil langkah tegas.

“Masalah korban dengan pelaku katanya sudah ada hitam di atas putih. Tapi kami menuntut tindakan sekolah, apakah dimutasi atau dicabut izin ASN-nya. Kalau guru ini masih ada di sekolah, orang tua pasti ragu menitipkan anaknya ke sini,” ungkap MFS kepada sukabumiupdate.com di lokasi.

Baca Juga: Unjuk Rasa, Pelajar di Cicurug Sukabumi Minta Oknum Guru Pelaku Bully Minta Maaf

Ia juga menegaskan bahwa aksi ini bukan spontanitas, melainkan hasil perencanaan bersama.

“Hampir seluruh siswa ikut terlibat, tapi penggeraknya ada sekitar 11 orang. Kita satu suara. Tidak ada rasa takut karena sebagian besar guru juga mendukung,” jelasnya.

Terkait kondisi korban, MFS menyebut saat ini sedang mendapat pendampingan psikolog yang datang bersama KPAI. Ia juga menyampaikan pesan agar kejadian serupa tidak terulang.

“Harapan kami untuk guru dan siswa di seluruh Indonesia supaya lebih hati-hati, jangan sampai ada masalah pribadi yang melebar jadi besar seperti ini,” tambahnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Arif Munandar, membenarkan adanya aksi siswa tersebut. Ia menyatakan aspirasi pelajar akan diteruskan ke pimpinan sekolah dan pihak berwenang di atasnya.

“Siswa meminta oknum guru dimutasi karena khawatir kejadian serupa terulang. Kalau tujuannya untuk kebaikan lingkungan sekolah, saya dukung. Tapi keputusan tetap ada di pimpinan yang lebih tinggi. Saya hanya menyampaikan aspirasi mereka,” ujar Arif.

Menurut Arif, apa yang dilakukan siswa menunjukkan keberanian untuk bersuara.
“Anak-anak yang tadinya diam sekarang mulai speak up, karena mereka menganggap ini momentum yang pas,” pungkasnya.

Korban Dibully Gegara Posting Foto Selfie

Kasus ini menjadi sorotan publik, setelah korban speak up di media sosial. Korban yang merupakan siswi kelas 12 dibully oleh pelaku, oknum guru gara-gara memposting foto selfie. Korban ditampar, dan dipaksa sujud dan meminta maaf atas hal tersebut.

Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat menanggapi aksi kekerasan oleh oknum guru ini di SMANSA Cicurug. Dinas mendorong kedua belah pihak melakukan musyawarah, yaitu keluarga korban dengan pihak sekolah, serta pelaku (oknum guru).

“Izin pak terkait ini, informasi dari pimpinan sedang dimusyawarahkan pihak orang tua dan SMA tersebut. Sementara musyawarah ini belum selesai, masih menunggu hasilnya untuk tindak lanjut dari KCD akan seperti apa,” ujar salah satu Humas KCD Pendidikan Wilayah V Jabar kepada sukabumiupdate.com via pesan WhatsApp, Minggu (24/8/2025).

Bupati Sukabumi, Asep Japar pun merespon peristiwa ini dengan meminta dinas terkait perlindungan anak dan camat cicurug untuk memberikan pelayanan traumatik kepada korban. Pemda Kabupaten Sukabumi juga mendorong penyelesaian terbaik untuk perkara yang tengah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat.

Seperti diberitakan sebelumnya, warganet Sukabumi, khususnya di wilayah Cicurug, ramai memperbincangkan dugaan kekerasan seorang oknum guru SMA terhadap murid perempuan. Dugaan kasus ini mencuat setelah beredar kronologi kejadian versi korban, yang menyebut adanya tindakan penamparan, ancaman, hingga tekanan psikologis.

Tanpa menyebutkan waktu, dijelaskan bahwa aksi kekerasan terjadi akibat pelajar perempuan tersebut (korban) memposting fotonya bersama gurunya (pelaku) di media sosial. Sehari kemudian, ia bersama ketua kelas dipanggil pak guru (pelaku) ke ruang lab kimia. Pelaku menjelaskan bahwa postingan korban membuat istrinya marah.

Untuk menyelesaikan masalah (tuduhan istrinya), pelaku meminta korban mengikuti skenarionya. Yaitu membuat video pelaku marah atas apa yang dilakukan korban, tak hanya memarahi juga ada aksi menampar korban, dan pelaku meminta korban sujud sebagai bentuk maaf atas postingannya yang dianggap membuat gaduh.

Korban dan ketua kelas juga diancam untuk tidak menceritakan pembuatan video tersebut kepada siapapun. Korban juga disebut akan kena sanksi DO juga tidak mengikuti kemauan guru tersebut, termasuk rencana pembuatan video kedua, skenario korban dimarahi guru BP, atas postingannya.

Berita Terkait
Berita Terkini