Petani Cianjur Tanam Umbi Porang, Pasarnya Sampai ke Luar Negeri

Kamis 15 Oktober 2020, 11:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Petani di Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, mulai mengembangkan tumbuhan porang. Selain karena masih jarang yang menggarapnya, tumbuhan jenis umbi-umbian ini memiliki nilai jual yang relatif cukup tinggi. 

Koordinator Penyuluh Pertanian Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangtengah Dinas Pertanian Pangan Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Abdul Sidik, mengatakan, di wilayah tugasnya, pengembangan tumbuhan porang di Desa Sindangasih bisa dikatakan sebagai pionir. Langkah yang dilakukan petani di wilayah itu, kata Sidik, diharapkan bisa diadopsi di desa-desa lainnya dan berkolaborasi.

"Ini bisa menjadi nilai tambah pendapatan bagi para petani," kata Sidik seusai meninjau lahan tanaman porang di Desa Sindangasih, Kamis (15/10/2020). 

BACA JUGA: Ngeri! Limbah Medis Bertebaran di Cipanas Cianjur

Tumbuhan porang banyak dimanfaatkan untuk bahan baku berbagai produk komersil. Misalnya untuk bahan baku kosmetik, obat-obatan (farmasi), jeli, dan sebagainya.

"Tumbuhan porang ini merupakan komoditas ekspor, sebab di luar negeri dijadikan bahan baku berbagai produk. Makanya, tumbuhan porang ini bisa menjadi peluang besar untuk para petani. Pasarnya pun sudah jelas. Apalagi sekarang dibantu Kementerian Pertanian untuk ekspor ke luar," tutur Sidik.

Sidik mengatakan Desa Sindangsari merupakan wilayah yang pertama mengembangkan tumbuhan porang di kawasan Cianjur utara. Sebelumnya di wikayah Cianjur selatan ada juga yang mengembangkannya di Kecamatan Cijati.

"Lahan yang dikembangkan untuk tumbuhan porang di Desa Sindangasih juga cukup mumpuni. Ada yang mencapai 5 hektare, bahkan pengembangannya mencapai 15 hektare. Ini sangat luar biasa," beber Sidik.

BACA JUGA: Kekurangan Alat Berat, Longsor Masih Menutupi Jalan Kabupaten di Cianjur Selatan

Sebagai tumbuhan berjenis liar, kata Sidik, porang bisa ditanam pada lahan berkarakteristik apapun. Artinya, mau ditanam di dataran tinggi maupun rendah, tumbuhan ini bisa tetap bertahan.

"Salah satunya di Desa Sindangasih yang notabene merupakan daerah dataran rendah. Dengan ketinggian 300-400 mdpl, cocok juga tumbuhan porang di tanam di sini," ucapnya.

Pun dari segi perawatan tidak terlalu rumit. Namun, lanjut Sidik, BPP akan ikut mengawal seandainya terjadi potensi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Petani atau kelompok tani bisa melaporkan kalau ada potensi menurunkan hasil akibat hama atau penyakit. Kita akan coba bantu. Yang jadi fokus perhatian kami dari tumbuhan porang ini adalah bagian umbinya. Selain itu elemen batang dan daun," tandasnya.

Petani di Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, mulai mengembangkan tumbuhan porang.

Petani porang, Yandi Sopiandi, mengatakan, ada empat lokasi yang dijadikan lahan pengembangan tumbuhan porang. Luasannya mencapai sekitar 5,4 hektare. "Di sini (Desa Sindangasih) baru dikembangkan di lahan seluas 1 hektare," terang Yandi.

Dari 1 hektare lahan, kata Yandi, membutuhkan sekitar 40 ribu bibit atau biji tumbuhan porang. Ada tiga jenis bibit tumbuhan porang yaitu katak, umbi, dan polybag.

"Kalau ingin irit modal, bisa menggunakan bibit jenis katak. Harga per kilogramnya sekitar Rp 300 ribu yang isi 300 biji. Jadi, kalau untuk 1 hektare, berarti membutuhkan sebanyak 120 kilogram. Dihitung-hitung, untuk modal bibit hanya Rp 40 juta," terang Yandi.

Untuk proses pemupukan, pertama kali menggunakan kompos dari kotoran kambing. Estimasi volume penggunaannya di lahan 1 hektare sekitar 200 kilogram. Selang sebulan kemudian setelah proses tanam, dilakukan lagi pemupukan kedua yang masih menggunakan kompos kambing. Yandi memastikan, pengembangan tumbuhan porang yang dilakukannya ramah lingkungan karena menggunakan pupuk organik.

"Pada bulan kedua setelah tumbuh batang dan daun, kita gunakan pupuk kompos kotoran sapi. Ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan umbi. Jadi ada dua macam pupuk kompos yang kami gunakan," ucapnya.

BACA JUGA: Penghubung Cianjur- Sukabumi, Pembangunan Jembatan Cibuni Capai 73 Persen

Yandi menuturkan awalnya ia hanya mengembangkan tumbuhan porang di lahan 1.000 hektare. Hasil dari panen digunakan sebagai bibit. Setelah diestimasi secara finansial, ada keuntungan yang bisa diperoleh. "Setelah itu baru kita berani mengembangkannya di lahan hampir 5,4 hektare," jelasnya.

Masa tanam tumbuhan porang biasanya pada Oktober atau November. Musim panennya diperkirakan pada Juni atau Juli. "Saat panen akan diawali terjadinya dorman atau daun gugur dengan sendirinya. Kita diamkan selama 2 minggu. Setelah itu baru bisa dipanen," ungkapnya.

Harga jual umbi porang bisa mencapai kisaran Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram. Yandi biasa menjual hasil panennya ke Kabupaten Madiun, Jawa Timur. "Di Cariu, Bogor, harganya bisa mencapai Rp 15 ribu per kilogram," pungkasnya.

Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sehat01 Mei 2024, 08:00 WIB

7 Jenis Makanan Setengah Matang yang Tidak Baik untuk Penderita Gula Darah

Apa Saja Jenis Makanan Setengah Matang yang Tidak Baik untuk Penderita Gula Darah? Simak Informasinya Berikut Ini!
Ilustrasi. Telur setengah matang atau mentah bisa berisiko terkontaminasi bakteri, yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. (Sumber : Freepik/@jcomp)
Life01 Mei 2024, 07:00 WIB

10 Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Hidup Banyak Masalah

Yuk Coba Lakukan! Inilah Sederet Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Hidup Banyak Masalah.
Ilustrasi. Me Time. Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Hidup Banyak Masalah. (Sumber : Pexels/KripeshAdwani)
Food & Travel01 Mei 2024, 06:00 WIB

7 Langkah Simpel, Ini Cara Membuat Air Jeruk Nipis untuk Menurunkan Gula Darah

Air jeruk nipis dapat menjadi tambahan yang menyegarkan dan sehat untuk membantu mengatur kadar gula darah.
Ilustrasi. Ikuti Langkah Simpel Membuat Air Jeruk Nipis untuk Menurunkan Gula Darah. (Sumber : Freepik/@azerbaijan_stock)
Science01 Mei 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 1 Mei 2024, Berawan Pagi Hari dan Siang Potensi Hujan

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 1 Mei 2024.
Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 1 Mei 2024. (Sumber : Freepik/wirestock)
Sukabumi Memilih30 April 2024, 23:51 WIB

Gerindra Pastikan Soal Dukungan di Pilkada Sukabumi Ikuti Arahan DPP

Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara menegaskan soal dukungan terhadap bakal calon bupati / wakil bupati Sukabumi tidak akan mendahului arahan dari DPD Gerindra Jawa Barat dan DPP Gerindra.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara | Foto : ist
Sukabumi30 April 2024, 23:45 WIB

Gadis 16 Tahun Asal Kalibunder Sukabumi yang Hilang Akhirnya Ditemukan

Polisi akhirnya menemukan gadis 16 tahun asal Kalibunder Sukabumi yang hilang usai dijemput dua pria tak dikenal.
Gadis asal Kalibunder Sukabumi yang hilang usai dijemput 2 pria tak dikenal akhirnya ditemukan. (Sumber : Istimewa)
Life30 April 2024, 23:20 WIB

Segera Tangani, Ini 4 Alasan dan Cara Mengatasi Anak yang Berbohong

Anak-anak sering kali mulai berbohong untuk menutupi tindakan yang mereka tahu salah.
Ilustrasi mengatasi anak berbohong. / Sumber : pexels.com/@wutthichai charoenburi
Arena30 April 2024, 23:16 WIB

Pevoli Wanita Asal Kota Sukabumi Aulia Suci Ikut Seleksi Liga Voli Korea 2024

Pemain Voli asal kelahiran Subangjaya, Kota Sukabumi, Aulia Suci Nurfadila mengikuti try out atau tes untuk bisa masuk kuota pemain Asia di Liga Voli Korea 2024.
Aulia Suci Nurfadila, Pemain Voli kelahiran Subangjaya Kota Sukabumi | Foto : Instagram @auliasuciii21
Life30 April 2024, 23:05 WIB

Patut Dicoba, Berikut 8 Cara Mendorong Anak Agar Senang Berbagi

Berbagi adalah suatu hal yang sangat mulia. Dan Anda bisa mengajarkannya kepada anak Anda agar mereka bermurah hati.
Ilustrasi mendorong anak senang berbagi / Sumber : pexels.com/@cottonbro studio
Life30 April 2024, 22:55 WIB

Sensitif Terhadap Lingkungannya, Simak 8 Alasan Mengapa Bayi Sulit Tidur Di Malam Hari

Ingin menyempurnakan kebiasaan tidur bayi Anda? Kami punya solusi untuk menghentikan bayi Anda yang kesulitan tidur.
Ilustrasi bayi sulit tidur | Foto : pexels.com/@Tatiana Syrikova