SUKABUMIUPDATE.com – Motif batik yang menggambarkan buah pala asal Sukabumi tampil di pameran tingkat internasional. Melalui ajang World Expo 2025 di Osaka, Jepang, buah pala yang selama ini identik dengan rempah-rempah dan pertanian rakyat bertransformasi menjadi simbol budaya dalam wujud kain batik karya Batik Kakak, jenama lokal asal Sukabumi.
Pasangan suami istri sekaligus Owner dari Batik Kakak, Fitri Apriyanti dan Moch Faisal Nasrullah, yang menggagas ide tersebut. Mereka mengangkat kekayaan lokal Sukabumi, khususnya pala, menjadi motif utama batik yang dipamerkan di Paviliun Indonesia.
"Kami ingin membuktikan bahwa potensi lokal bisa dibawa ke panggung global, bukan hanya sebagai komoditas, tapi juga sebagai identitas budaya," ujar Fitri saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Selasa (5/8/2025).
Baca Juga: Peningkatan Pendapatan Dorong PLN Masuk Fortune Global 500
Motif pala itu digarap melalui proses kolaboratif dengan Batik Fractal. Mulai dari riset selama sebulan, sketsa manual, hingga digitalisasi pola dilakukan secara teliti agar menghasilkan desain yang otentik dan bernilai seni tinggi. Motif tersebut menggabungkan elemen daun, bunga, hingga biji pala dalam bentuk yang sederhana namun kuat secara visual.
Kain batik motif pala itu dicetak dalam ukuran 15×15 hingga 20×20 sentimeter dan menjadi bagian dari ornamen pada Paviliun Indonesia di Osaka. Ini bukan kali pertama Batik Kakak tampil di forum internasional, tetapi kehadiran mereka kali ini terasa istimewa karena membawa nama Sukabumi dalam konteks yang lebih luas: kearifan lokal sebagai narasi global.
“Kami memilih buah pala karena selain menjadi komoditas unggulan Sukabumi, ia juga merepresentasikan sejarah panjang perdagangan rempah yang pernah menjadikan Indonesia pusat perhatian dunia,” kata Fitri.
Bagi mereka, motif pala bukan sekadar ornamen, melainkan cara bercerita tentang tanah kelahiran dan identitas yang kerap dilupakan.
Baca Juga: Buntut Sidak Dedi Mulyadi, 3 Tambang Pemasok Tanah Urugan Tol Bocimi Sukabumi Disetop
Kehadiran motif pala dalam batik ini juga menjadi bukti bahwa batik bukan sekadar produk seni, tapi juga alat diplomasi budaya. Di tengah modernisasi, Batik Kakak menunjukkan bahwa akar budaya bisa tetap kokoh sekaligus lentur untuk tampil dalam panggung kontemporer.
"Kami berharap motif pala ini bisa menginspirasi pelaku UMKM lainnya untuk lebih berani menggali potensi lokal dan mengemasnya dalam bentuk yang tak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga budaya. Ia juga ingin generasi muda Sukabumi menyadari bahwa warisan leluhur bisa menjadi jalan menuju masa depan yang lebih bermartabat," tutur Fitri. "Motif batik pala bukan sekadar visual. Ia adalah pernyataan: bahwa Sukabumi punya cerita, dan cerita itu layak dibagikan ke dunia," imbuhnya.