Warga Sukabumi Korban TPPO: Izin Jadi ABK, Terlantar di Cina Hingga Disiksa Sindikat Kamboja

Sukabumiupdate.com
Rabu 02 Jul 2025, 17:25 WIB
Warga Sukabumi Korban TPPO: Izin Jadi ABK, Terlantar di Cina Hingga Disiksa Sindikat Kamboja

Rangga saat menunjukan poto Bagas, Korban TPPO di Kamboja. (Sumber: su/awal)

SUKABUMIUPDATE.com - Muhammad Rangga Saputra (26 tahun) selaku kakak dari Muhammad Bagas Saputra (22 tahun) korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) asal Ciaul, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi menceritakan awal mula keberangkatan sang adik hingga menjadi korban TPPO di Kamboja.

Kisan itu diceritakan oleh Rangga kepada sukabumiupdate.com, berawal keberangkatan adiknya di akhir tahun 2023 lalu. Bagas meminta izin untuk menjadi Anak Buah Kapal (ABK) di salah satu perusahaan berbendera Indonesia.

“Bagas minta izin berangkat menjadi Anak Buah Kapal (ABK) untuk berlayar ke Cina. Melalui sebuah PT yang ada di Tegal, Jawa Tengah,“ ujar Rangga, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga: Fenomena Langit Juli 2025: Hujan Meteor hingga Bumi di Titik Terjauh dari Matahari

Keluarga menganggap rencana keberangkatan Bagas melalui prosedur resmi, mengingat semua dokumen telah dipersiapkan sebelumnya hingga mengikuti proses pelatihan terlebih dahulu. “Di situ pihak keluarga mengizinkan karena pikiran saya kalau itu kan legal ya masuknya, dia ada paspor juga,” kata dia.

Kemudian, Bagas berangkat untuk menjadi ABK sekitar bulan April 2024 setelah mengikuti pelatihan bahasa dan persiapan lainnya. Belum ada kejanggalan dalam keberangkatan Bagas ini. Hingga setelah tiga bulan pelayaran, bagas mengabarkan bersama tiga teman ABK lainnya diturunkan paksa di Cina.

“Katanya ada masalah sama orang Cina asli, temannya bertengkar, adik saya itu empat orang sama temennya langsung disuruh pulang tanpa dikasih tiket ataupun uang. Bahkan gaji pun nggak ada sama sekali selama tiga bulan berlayar itu,” tutur dia.

Baca Juga: Patung Penyu Viral Kembali ke Gadobangkong Palabuhanratu, Menghadap Lautan Pesisir Sukabumi

“Waktu di Cina itu bagas bingung mau pulang gimana. Sempat ngabarin itu pengen pulang tapi nggak punya uang. Saya juga bingung kan di sini kerja cuman jadi ojol. Nah sejak saat itu udah nggak ada kabar lagi sama sekali,” tambahnya.

Setahun berlalu, Bagas mengabari keluarganya di Sukabumi dalam keadaan selamat dan baik-baik saja. Dia bercerita ketika di Cina, Bagas bertemu dengan orang yang mengajaknya bekerja di perusahaan scammer.

“Nah ada kabar lagi kemarin itu hari Jumat (27/6/2025) dia ngabarin masih baik-baik aja justru dia bilang doain katanya ini lagi di Kamboja nanti Agustus 2025 dia mau pulang katanya,” ungkapnya.

Baca Juga: Evaluator UNESCO di Sentra Opak Surade, Melihat Pemberdayaan IKM di Sukabumi

Selang beberapa jam kemudian, keluarga korban di Sukabumi mendapati telepon video yang ternyata datang dari seseorang yang mengaku bos di sebuah perusahaan scammer tempat Bagas bekerja.

“Siangnya dia (Bagas) ngabarin gitu (baik-baik saja), sorenya ada video call itu, posisi adik saya lagi diikat, disiksa, disetrum gitu, mereka minta ganti rugi. Orang yang video call itu ngomong pake bahasa Kamboja tapi ada yang translate pakai bahasa indonesia, suara cewek,” ujarnya.

“Di situ katanya adik saya nggak mencapai target kerja terus kena dendaan. Mereka minta uang sekitar Rp 40 juta cuman dia minta seadanya dulu, tapi saya juga nggak ada. Saya bilang nggak ada itu adik saya disetrum lagi, di cambuk lagi, congkel aja matanya katanya,” kata dia menuturkan.

Baca Juga: UKMK Nusa Putra dan Kantor Berita ANTARA Bangun Literasi Media di Era Digital

Dalam keadaan khawatir dan cemas, Rangga menanyakan keberadaan Bagas di Kamboja. Informasinya Bagas berada di sebuah wilayah bernama Buffet di negara Kamboja.

“Waktu kami tanya pas video call itu saya tanya Kamboja nya di mana, posisi adik saya lagi disiksa tu tiap nanya kambojanya di mana disetrum lagi, dicambuk lagi. Terakhir yang translater itu bilang dia kerja di scam katanya. Terus bosnya ngomong my name is bosky katanya, kita ada di Buffet di Mobay,” ungkapnya.

Hingga saat ini, Rangga mengaku belum mendapatkan kabar terbaru dari adiknya itu. Dia berharap agar adiknya dapat pulang dengan selamat. “Sampe sekarang saya belum dapat kabar lagi dari adik saya, saya cuman pengen adik saya pulang dengan selamat aja,” harapnya.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini